Berita Viral
Gusti Purbaya Bacakan Ikrar Naik Tahta Menjadi Raja Keraton Solo di Depan Jenazah Pakubuwono XIII
Gusti Purboyo menyatakan diri naik tahta menjadi Raja Keraton Surakarta Pakubuwono XIV. Ikrar itu dibaca di depan jenazah sang ayah.
Ringkasan Berita:
- KGPAA Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram (Purboyo) diangkat sebagai Paku Buwono XIV.
- Upacara ikrar dilakukan di Keraton Surakarta Hadiningrat di depan jenazah PB XIII.
- Pembacaan ikrar naik takhta sebagai raja baru menjadi tradisi adat turun-temurun Keraton Surakarta.
TRIBUNJATIM.COM - KGPAA Hamangkunegoro alias Purboyo membacakan ikrar sebagai Raja Keraton Solo di depan jenazah sang ayah, Pakubuwono XIII.
Gusti Purboyo merupakan Putra Paku Buwono XIII.
Ia memiliki nama KGPAA Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram alias Purboyo.
Dalam ikrar itu, ia menyatakan diri naik tahta menjadi Raja Keraton Surakarta Pakubuwono XIV.
Ikrar itu dibaca sebelum diberangkatkan jenazah sang ayah meninggalkan Keraton Surakarta.
Baca juga: Sosok Gusti Purbaya, Kandidat Raja Keraton Solo Pengganti Pakubuwono XIII, Pernah Tuai Polemik
Dalam acara itu KGPAA Hamangkunegoro alias Purboyo mengucapkan ikrar kesetiaan dan kesanggupan untuk meneruskan tahta Raja.
"Ingsun Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram, ing dina iki, Rebo Legi, patbelas Jumadilawal tahun Dal sewu sangangatus seket sanga, utawa kaping lima Nopember rong ewu selawe, hanglintir kaprabon Dalem minangka Sri Susuhan Karaton Surakarta Hadiningrat, kanthi sesebutan Sampeyandalem ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakoe Boewono Parbelas," kata KGPAA Hamangkunegoro di depan keluarga besar keraton dan para abdi dalem.
“(Saya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram, Di hari ini, Rabu Legi 14 Jumadil awal tahun Dal 1959 atau 5 November 2025, naik takhta sebagai RAJA Karaton Surakarta Hadiningrat, dengan gelar Paku Buwono XIV)”
Setelah mengucapkan ikrar, Purboyo lantas bersalaman dan memeluk keluarga.
Sementara itu, Putri sulung PB XIII, GKR Timoer Rumbaikusuma Dewayani mengatakan, yang dilakukan Purboyo adalah perwujudan nyata dari adat Keraton Surakarta.
“Sumpah yang diucapkan di hadapan jenazah Sri Susuhunan Pakoe Boewono XIII itu bukan hanya tanda penerimaan tanggung jawab, melainkan pula perwujudan adat yang telah turun-temurun dijaga dalam tradisi keraton,” ujar Gusti Timoer.
Dalam sejarah panjang Kasunanan Surakarta, penobatan di tengah suasana duka bukan hal baru.
“Proses hanglintir kaprabon atau pengambilan tahta di hadapan jenazah raja sebelumnya telah terjadi di masa lalu, menandakan kesinambungan kepemimpinan dan keluhuran adat yang tak boleh terputus,” kata Gusti Timoer. (waw)
Sosok Gusti Purboyo
Sosok Gusti Purboyo atau Gusti Purbaya atau K.G.P.A.A. Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra yang menjadi kandidat pengganti Kanjeng Sinuhun Pakubuwono (PB) XIII Hangabehi.
Gusti Purbaya merupakan sosok yang pernah menuai polemik dari ucapan dan perbuatannya.
Pakubuwono XIII meninggal pada Minggu (2/11/2025).
Sinuhun PB XIII meninggal pada usia 77 tahun yang sempat dirawat di RS Indriati Solobaru, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Baca juga: Sosok Pakubuwono XIII, Raja Keraton Solo Wafat di Usia 77 Tahun, Dulu Pernah Ganti Nama Imbas Sakit
Kabar wafatnya PB XIII dikonfirmasi oleh K.P.H. Eddy Wirabhumi, salah satu kerabat Keraton Surakarta.
"Hari ini kita berduka, tadi pagi beliau nggak ada di Rumah Sakit Indriyanti," ujar Eddy, seperti yang dikutip Tribun Solo pada Minggu (2/11/2025).
Dengan berpulangnya PB XIII, takhta Keraton Surakarta kini kosong, dan perhatian publik tertuju pada sosok yang akan meneruskan kepemimpinan adat dan budaya keraton.
Gusti Purbaya dipersiapkan jadi raja
Dilansir dari Antara, Senin (3/11/2025), Gusti Purbaya adalah putra bungsu PB XIII dengan G.K.R. Pakubuwana atau K.R.Ay. Pradapaningsih.
Ia lahir pada 2003 dan telah dinobatkan sebagai putra mahkota Keraton Surakarta pada 27 Februari 2022, saat usia 19 tahun.
Pengukuhan putra mahkota dilakukan dalam upacara Tingalan Dalem Jumenengan SKKS Pakubuwana di Sasana Sewaka, Keraton Solo, bersamaan dengan peringatan naik takhta PB XIII ke-18.
Gusti Purbaya resmi menggunakan gelar lengkap KGPAA Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendro Mataram.
Penobatan ini dilakukan oleh Pengageng Parentah Keraton Solo, KGPH Dipokusumo atau Gusti Dipo, setelah musyawarah keluarga keraton.
Gusti Purbaya menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, dan dikabarkan menyiapkan pendidikan S2 di Universitas Gadjah Mada.
Polemik
Purbaya diketahui mengikuti perkembangan politik nasional dan tak segan mengungkap kritik terhadap kondisi negara.
Ia pernah memicu polemik pada Maret 2025, dengan mengunggah tulisan kontroversial di Instagram, seperti "Nyesel Gabung Republik" dan "Percuma Republik Kalau Cuma Untuk Membohongi".
Saat itu juga mengunggah foto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Pengageng Sasono Wilopo, K.P.H. Dani Nur Adiningrat, menjelaskan kritik Purbaya adalah respons atas sejumlah persoalan di Indonesia, seperti kasus Pertamax oplosan, PHK massal di PT Sritex, korupsi timah, dan penanganan pagar laut yang dinilai tidak tegas.
Dani menegaskan, kritik tersebut tidak merusak hubungan Purbaya dengan Gibran.
Sementara itu, Gusti Purbaya pernah terlibat kasus tabrak lari di Gapura Gladak, Kota Solo, pada Kamis dini hari, 10 Agustus 2023.
Video CCTV menunjukkan kendaraan Pajero putih yang dikendarainya menabrak seorang warga Sragen berinisial H.
Putra mahkota ini awalnya tidak langsung menolong korban karena takut dikeroyok.
Kasus ini kemudian diselesaikan melalui restorative justice bersama pihak korban di Polresta Surakarta.
Tantangan suksesi Keraton Surakarta
Dengan statusnya sebagai putra mahkota, Gusti Purbaya menjadi kandidat utama pengganti Pakubuwono XIII.
Namun, proses suksesi diprediksi memiliki tantangan.
Pegiat sejarah dan budaya Jawa dari IKIP Semarang, R. Surojo, menilai, adik kandung PB XIII dari ibu yang sama juga memiliki peluang menjadi raja, antara lain Gusti Benowo, Gusti Puger, dan Gusti Madu Kusumo.
“Masalah ini tak lepas dari kemelut lama yang terjadi di dalam keraton sejak beberapa tahun silam,” kata Surojo, seperti yang dikutip Tribun Solo, Minggu (2/11/2025).
Sebagian keluarga keraton menolak status permaisuri GKR Pakubuwana, sehingga hak anaknya untuk naik takhta dianggap tidak valid.
“Dari pihak raja sendiri tetap menganggap itu valid. Nah, ini yang jadi persoalan,” ucapnya.
Ia berharap perbedaan pandangan di kalangan keluarga besar Keraton Surakarta bisa segera diselesaikan dengan musyawarah.
“Harapan saya, musyawarah cepat selesai. Tidak ada hambatan. Setelah 40 atau 100 hari wafatnya raja nanti, prosesi suksesi bisa berjalan tanpa ganjalan,” pungkas Surojo.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dan di TribunBanyumas.com
Gusti Purbaya
Gusti Purboyo
Pakubuwono XIII
Pakubuwono XIV
Raja Keraton Solo
Tribun Jatim
TribunJatim.com
meaningful
| Pantas Pedagang Seafood Beri Nota Tulisan Tangan ke Pengunjung yang Habis Rp 16 Juta: Seolah Bohong |
|
|---|
| Pembelaan Kades Wastoni soal Kasus Setyaningsih Tewas Membusuk hingga Anak Telantar, Bupati Miris |
|
|---|
| Akhir Nasib Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Eko Patrio, Adies Kadir dan Nafa Urbach, 3 Terbukti Melanggar |
|
|---|
| Anggota DPRD Tersangka Pembakaran Mobil Milik Anak Buah AHY, Korban Heran Kelakuan Pelaku |
|
|---|
| Akal-akalan Mbah Tarman Tampung 5 Wanita Lain untuk Kerja Cari Cengkeh, Ngaku Kenalan Bos Djarum |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/KGPAA-Hamangkunegoro-Gusti-Purbaya-jadi-Pakubuwono-XIV.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.