Berita Viral
Nestapa Nelayan di Madura Terpaksa Bayar Pungli Rp 5000, Demi Dapat Solar per jeriken untuk Kapalnya
Nelayan berinisial NR (52) menyebut untuk mendapatkan solar, ia dan nelayan lainnya harus membayar uang pelicin kepada oknum petugas SPBU.
Menurutnya, kondisi itu sudah berlangsung hampir dua sampai tiga bulan.
Baca juga: Nelayan di Pacitan Ditemukan Meninggal Dunia usai Dilaporkan Hilang, Perahu Dihantam Ombak
Nelayan kecil di pantura Lamongan tidak bisa berbuat banyak dengan keadaan tersebut.
Dan ini pastinya yang akan menyebabkan penurunan drajat kesejahteraan masyarakat nelayan pesisir pantura Lamongan.
Para nelayan kini hanya pasrah dengan keadaan.
Dan tetap berharap pemerintah memahami sekaligus mencari solusi untuk keberlangsungan kehidupan nelayan.
Yang tidak melaut, mereka isi dengan kegiatan memperbaiki jaring dan perahu sembari menyandarkan perahunya di bibir laut.
Kondisi yang menghimpit nelayan tersebut disikapi oleh korp alumni himpunan mahasiswa islam ( KAHMI) Lamongan dan ikatan keluarga alumni tarbiyatut tholabah (Ika Tabah ) Kranji Lamongan yang terungkap dalam obrolan santai di salah satu warung kopi Desa Kranji Lamongan, Senin (27/10/2025) sore.
Baca juga: Kebakaran Hebat Gudang Solar Mentah di Tuban, Dipicu Truk Aspal Panas, 3 Mobil Damkar Dikerahkan
Wakil Penasehat KAHMI Lamongan, Muchlisin Amar berharap dan memohon agar DPRD, DPR provinsi, DPR RI tanggap dengan kondisi masyarakatnya, termasuk nelayan di Lamongan.
"Ini bisa jadi barometer bagaiamana para wakil rakyat. Empatinya, keperduliannya seperti sedang tenggelam saat sedang menikmati hasil kursi hasil pileg setahun lalu," ujar Muchlisin.
Seharusnya para wakil rakyat mengedepankan kepekaan, empati dan hadir di setiap problem masyarakat yang di wakilinya.
Lebih lanjut, Muchlisin mengatakan agar DPRD mengundang pihak terkait, dinas perikanan, pertamina SKK migas, agar problem kelangkaan solar untuk nelayan bisa diurai dan bisa dicarikan jalan keluarnya.
"Intinya DPR harus lebih perduli, berpihak kepada konstituennya, jangan diam seolah tidak mendengar," gerutu Muchlisin.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Tarbiyatut Tholabah, Anas Thoha berjanji hendak menyampaikan dan berkonsultasi ke Kementerian ESDM dan komisi Xll DPR RI.
Persoalan solar, pertalite, dan gas ini merupakan jantung penggerak ekonomi masyarakat yang harus segera di tangani, agar perekonomian masyarakat tidak mengalami penurunan yang berakibat menurunnya drajat kesejahteraan nelayan.
Apa yang disampaikan KAHMI, Ika Tabah, pelaku bisnis perikanan, dan perwakilan nelayan itu di kemas dalam obrolan ngopi cari solusi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
| Nasib Susiyanti Dibunuh Anak karena Tegur soal Tak Ikut Tahlilan, Makanan 'Dibalas' Besi Tambal Ban |
|
|---|
| Dari Motor Pemotong Rumput ke Podium Juara 1 di Spanyol, Pembalap Sleman Nangis, Keluarga Bancakan |
|
|---|
| Puji Jokowi, Prabowo Minta Budaya Mengejek Pemimpin Terdahulu Dihilangkan: Pemimpin itu Manusia |
|
|---|
| Wali Murid MTs Keberatan Disuruh Bayar Acara Ziarah Rp 600 Ribu, Sekolah: Sudah Biasa Dilakukan |
|
|---|
| KGPA Tedjowulan Nyatakan Diri Jadi Plt Raja Solo, Sayangkan Ikrar Gusti Purboyo Jadi Pakubuwono XIV |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Suasana-kapal-nelayan-saat-bersandar-di-Pantai-Talang-Siring-Pamekasan-Madura.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.