Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Syaikhona Muhammad Kholil, Kiai Madura yang Jadi Pahlawan Nasional dan Guru Pendiri NU

Syekh Kholil yang berasal dari Bangkalan ditetapkan sebagai pahlawan bidang perjuangan pendidikan Islam.

Dok. Kompas TV
PAHLAWAN NASIONAL - Potret Syaikhona Muhammad Kholil. Syekh Kholil yang berasal dari Bangkalan, Madura, Provinsi Jawa Timur ditetapkan sebagai pahlawan bidang perjuangan pendidikan Islam. Syekh Kholil terkenal sebagai ulama karismatik yang menempuh jalur pendidikan kultural, sosial dan agama, Senin (10/11/2025). 

Pesantren ini kemudian menjadi salah satu pusat keilmuan penting di Jawa dan melahirkan banyak ulama besar, termasuk KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU.

Karena perannya sebagai guru ulama-ulama besar, ia dijuluki “Syaikhona,” sebuah gelar kehormatan tertinggi dalam tradisi keulamaan Madura.

Usianya Syaikhona Muhammad Kholil sendiri mencapai sekitar 105 tahun. Ia wafat pada 1925 dan dimakamkan di Bangkalan.

Baca juga: Siapa Marsinah? Aktivis Buruh asal Nganjuk yang Kini Jadi Pahlawan Nasional, ini Kisahnya

Guru Para Pahlawan Nasional

Ketua Kajian Akademik dan Biografi Syaikhona Muhammad Kholil, Muhaimin, menyampaikan peran penting Syaikhona Muhammad Kholil.

Ia menyebutkan, Syaikhona Muhammad Kholil merupakan salah satu ulama besar yang berperan dalam melawan kolonialisme.

Kemudian Syaikhona Muhammad Kholil juga disebut berperan mengonstruksi Islam Nusantara.

"Eksistensi dan kontribusi Syaikhona Muhammad Kholil dalam bidang agama, pendidikan, sosial kemasyarakatan, politik dan sebagainya sangat besar," tulis Muhaimin, dalam lampiran yang dibacakan saat seminar bertajuk Syaikhona Kholil: Pejuang Kultural, Guru Para Pahlawan Nasional yang digelar pada 14 Oktober 2021, dikutip dari Tribun Jatim.

Muhaimin menjelaskan, Syaikhona Muhammad Kholil mengawali jejaring ulama-santri sejak belajar di beberapa pesantren di Jawa.

Setelah itu, Syaikhona melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Timur Tengah, yaitu Haramain.

"Sehingga secara transmisi intelektual bersambung ke tokoh-tokoh ulama besar di masanya," tutur Muhaimin.

Setelah mengembara di Timur Tengah, Syaikhona Muhammad Kholil kembali ke Madura.

Di sana, ia mendirikan pesantren yang kelak menjadi persemaian jejaring ulama-santri di Tanah Jawa.

Baca juga: Daftar 10 Tokoh Penerima Gelar Pahlawan Nasional 2025, Ahli Waris Dapat Rp50 Juta per Tahun

Ajaran Ngetan dan Masantren

Menurut Muhaimin, banyak sejarawan mengungkapkan keberadaan Syaikhona Muhammad Kholil sebagai puncak tujuan pengembaraan ilmiah di Jawa.

Salah satu sejarawan yang disebutnya adalah Snouck Hurgronje.

Muhaimin mengatakan, Snouck menulis soal temuan ajaran ngetan dan masantren yang terkait dengan Syaikhona Muhammad Kholil.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved