Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Syaikhona Muhammad Kholil, Kiai Madura yang Jadi Pahlawan Nasional dan Guru Pendiri NU

Syekh Kholil yang berasal dari Bangkalan ditetapkan sebagai pahlawan bidang perjuangan pendidikan Islam.

Dok. Kompas TV
PAHLAWAN NASIONAL - Potret Syaikhona Muhammad Kholil. Syekh Kholil yang berasal dari Bangkalan, Madura, Provinsi Jawa Timur ditetapkan sebagai pahlawan bidang perjuangan pendidikan Islam. Syekh Kholil terkenal sebagai ulama karismatik yang menempuh jalur pendidikan kultural, sosial dan agama, Senin (10/11/2025). 

Adapun ajaran ngetan dan masantren populer di kalangan masyarakat Sunda.

Catatan yang sama juga disampaikan oleh seorang peneliti dari Jepang yaitu Hiroko Horikoshi saat melakukan penelitian di Garut pada 1972-1973.

"Dalam wawancaranya dengan sejumlah ulama di Garut, Hiroko Horikoshi mengungkap bahwa mereka mengingat-ingat kakek-neneknya dulu yang mengembara dan nyantri di sejumlah pesantren di Jawa Timur dan Madura di abad ke-19," ujar Muhaimin.

Hal serupa, lanjut Muhaimin, juga terungkap dalam catatan perjalanan Snouck Hurgronje di pesantren-pesantren Priangan pada 1890-an.

Disebut dalam catatan tersebut, banyak anak-anak santri Garut yang berguru ke pesantren-pesantren di Surabaya untuk belajar fiqih atau ke Madura untuk belajar ilmu Nahwu.

"Orang-orang Priangan punya istilah waktu itu ngetan, yang berarti berkelana ke timur, yakni nyantri ke pesantren-pesantren terkenal di Madiun, Surabaya dan Madura," jelas Muhaimin.

Ia mengatakan, belajar ilmu Nahwu di Madura tak lain adalah belajar kepada Syaikhona Muhammad Kholil.

Secara sederhana, Nahwu berfungsi untuk memahami bagaimana kata disusun dalam kalimat agar memiliki makna yang benar dan sesuai kaidah bahasa Arab.

Baca juga: Ramai Penolakan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Gelar Apa yang Lebih Tepat? ini Kata Pengamat

Murid Syaikhona Muhammad Kholil: dari Para Pendiri NU hingga Soekarno

Menurut Muhaimin, Syaikhona memiliki banyak santri yang menjadi ulama besar dan memiliki peran penting dalam pembangunan kebangsaan.

Dalam catatannya, santri-santri Syaikhona antara lain para pendiri Nahdlatul Ulama (NU), pendiri pondok pesantren besar di Jawa, termasuk Presiden Pertama RI Soekarno.

Syaikhona Muhammad Kholil juga disebut kerap menuliskan catatan-catatan yang bersinggungan dengan nasionalisme.

Menurut Muhaimin, hal ini menjadi bukti penanaman nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan Syaikhona Muhammad Kholil kepada santri-santrinya.

Adapun catatan tersebut masih tertuang dalam manuskrip asli.

Berdasarkan manuskrip tersebut, kata Muhaimin, bukti otentik penanaman rasa kebangsaan dengan memberikan pemahaman kepada para santri bahwa mencintai bangsanya merupakan bagian dari iman.

"Manuskrip ini menegaskan bahwa ajaran tentang nasionalisme kepada santri menjadi hal yang utama, di samping pembelajaran tentang agama, seperti kajian fikih, nahwu, sharrof dan sebagainya. Hal ini menyiratkan komitmen kebangsaan yang luar biasa dari Syaikhona Muhammad Kholil," tutur Muhaimin.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved