Berita Viral
Tiap Hari Guru Sulasmiyati Antar Jemput Siswa Pakai Dorkas Bekas, Selamatkan Murid Putus Sekolah
Inilah sosok Sulasmiyati, guru yang antar jemput siswa pakai motor niaga bekas. Ia sudah mengajar siswa sekolah dasar sejak 18 tahun lalu.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
Ringkasan Berita:
- Perjuangan guru di Bangkalan, Jawa Timur antar jemput siswa tiap hari
- Guru bernama Sulasmiyati mengungkap awal perjuangannya selamatkan siswa yang putus sekolah
- Harapan guru Sulasmiyati kepada pemerintah
TRIBUNJATIM.COM - Inilah sosok Sulasmiyati, guru yang antar jemput siswa pakai motor niaga bekas.
Motor niaga atau dorkas bekas berwarna hijau itu berkeliling tiap hari mengantar jemput siswa SDN Pangeranan 1, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Dorkas adalah jenis kendaraan, yang umumnya berupa sepeda motor dengan gerobak atau bak di bagian belakang untuk mengangkut penumpang.
Guru yang akrab disapa Sulas itu sudah mengajar siswa sekolah dasar sejak 18 tahun lalu.
Semula, Sulas mendapatkan tugas mengajar di salah satu sekolah di Kecamatan Tragah yang jaraknya 20 kilometer dari rumah.
"Saat itu saya juga mulai menerapkan sistem antar jemput ini. Karena di sana banyak anak-anak tidak mau sekolah karena jauh dari rumahnya," ceritanya, Senin (10/11/2025).
Baca juga: 16 Tahun Ngajar, Agus Guru SMP Tiap Hari Antar Jemput Siswa Agar Sekolah, Dapat Rezeki dari Bupati
Setelah mengajar di Kecamatan Tragah, ia pindah tugas di SDN Kemayoran 1 dan sejak tahun 2019 pindah tugas mengajar di SDN Pangeranan 1 hingga saat ini.
"Waktu awal masuk di sini, siswanya sangat sedikit. Bahkan di kelas ini hanya dua orang siswa," tuturnya, melansir dari Kompas.com.
Lalu, perempuan yang mengajar di kelas 1 itu mulai berkeliling door to door mencari siswa putus sekolah yang ada disekitarnya.
Satu per satu siswa putus sekolah diajak untuk kembali mengeyam pendidikan di sekolahnya.
"Memang rata-rata banyak siswa kurang mampu, makanya mereka putus sekolah," jelasnya.
Ia lalu berusaha mencari seragam bekas layak pakai agar bisa digunakan para siswa.
Ia juga mendapatkan sumbangan dari pihak luar untuk memenuhi kebutuhan siswa saat itu.
"Lalu sejak saat itu, saya mulai antar jemput siswa supaya mereka mau sekolah. Waktu itu saya masih honorer, jadi antar jemputnya pakai motor dan biaya pribadi," ungkapnya.
Tugasnya mengantar jemput siswa membuatnya harus bersiap sejak pagi.
Mulai pukul 05.30 ia mulai menjemput siswa.
"Jadi rutenya itu ke Jalan Cokroaminoto, lalu ke Jalan Pelabuhan, Jalan Pertempuran lalu ke Jalan Barat Tambak dan terakhir ke Junok. Ada sekitar 15 an siswa," jelasnya.
Banyaknya siswa putus sekolah di tempat itu membuatnya harus mengajar lebih ekstra.
Sebab, tak sedikit siswa yang tidak bisa baca tulis. Apalagi, rata-rata siswa itu sebelumnya tidak mengenyam pendidikan di taman kanak-kanak (TK).
"Di sini tidak ada yang TK. Jadi kita mengajari dari awal. Kalau di sekolah lain, kelas satu itu sudah tau huruf," jelasnya.
Banyaknya siswa yang tak bisa membaca dan menulis membuatnya tergerak memberikan les tambahan secara gratis.
Bahkan, ia juga mengantar jemput siswa lesnya itu tiap sore pada akhir pekan.
Baca juga: Guru Sulasmiyati Antar Jemput Siswa SD yang Rumahnya Jauh Naik Dorkas Bekas, Kepsek Bantu Perawatan
Kecintaannya untuk mengajari siswa dan mengantar jemput siswa bukan tanpa alasan.
Ia mengaku, hal itulah yang menjadi salah satu cara untuknya bersedekah.
"Saya ingat kata ibu saya supaya bersedekah dengan cara apapun. Saat ini saya masih honorer, jadi ya operasional pakai uang pribadi untuk antar jemput," tuturnya.
Setelah mengantar jemput siswa menggunakan motor selama 4 tahun, ia lalu mendapatkan kesempatan untuk diangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) pada tahun 2023.
Dari situlah ia memiliki niat untuk membeli motor niaga atau biasa disebut dorkas.
"Pertama beli dorkas itu Rp 15 juta, ya itu nabung saya. Itupun saya beli yang bekas. Kalau pakai dorkas enak, tidak bolak balik. Jadi sekali berangkat bisa bawa banyak anak," jelasnya.
Namun motor niaga itu tak berumur panjang sebab rusak. Bahkan, ia sudah tiga kali ganti motor niaga untuk mengantar jemput anak didiknya itu.
"Ini yang dipakai sekarang sudah dorkas ketiga. Inipun kemarin baru diperbaiki dan habis Rp 450 ribu, itupun masih belum lunas di bengkel," ucapnya terkekeh.
Saat ini, ia berharap mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat untuk bisa mendapatkan fasilitas motor niaga baru agar anak didiknya bisa tetap ke sekolah.
"Ya saya akan berusaha semampu saya. Kalau dorkas ini mogok lagi, ya saya jemput pakai motor bolak balik karena kan motor tidak bisa diisi banyak anak," pungkasnya.
Sosok Kepsek yang Juga Viral Antar Jemput Siswa
Sebelumnya juga viral di media sosial sosok kepala sekolah atau kepsek antar jemput siswanya setiap hari.
Kepsek itu bernama Septina Ika Kadarsih.
Septina Ika Kadarsih adalah Kepala SD Negeri Sugihan 3 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
SD Negeri Sugihan 3 Kecamatan Tengaran diketahui berada di tengah persawahan dan terpencil dari permukiman warga.
Dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, faktor itu menjadikan sekolah tersebut kekurangan murid setiap tahunnya karena orangtua memilih menyekolahkan anaknya di sekolah yang mudah aksesnya.
Berbagai upaya dilakukan pengelola sekolah untuk mendatangkan siswa.
Salah satunya dengan menyediakan mobil antar jemput yang digagas Kepala Sekolah SD Negeri Sugihan 3, Septina Ika Kadarsih.
Dia membeli mobil Suzuki Carry keluaran 1988 yang difungsikan sebagai mobil sekolah.
"Belinya sudah sekitar setahun lalu, Rp 15 juta, kemudian dimodifikasi sebagai mobil antar jemput siswa. Tapi memang seringnya untuk mengantar siswa pulang, diantar sampai ke rumah masing-masing," kata Septina, Senin (11/9/2023).
Baca juga: Kisah Guru SD di Bangkalan Madura, Antar Jemput Siswa Pakai Motor Dorkas, Nazar saat Diangkat P3K
Menurut Septina, semua siswa menggunakan jasa mobil tersebut setiap harinya.
Total 25 siswa diantar dalam dua rombongan.
"Diantar dari yang paling dekat, di sekitar sekolah sampi siswa yang rumahnya di wilayah Candi, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Siswa disini memang banyak juga yang dari Boyolali," paparnya.
Septina mengatakan, jika siswa berjalan kaki ada yang menempuh perjalanan sejauh tiga kilometer melalui perkebunan.
"Kasihan juga kalau terlalu jauh, selain capai saat berjalan juga bisa terlambat. Kalau dengan mobil ini mereka jadi lebih cepat," jelasnya.
Setiap hari, siswa yang menggunakan jasa mobil antar jemput harus membayar Rp 2.000.
"Istilahnya hanya untuk ganti bensin. Alhamdulillah orangtua juga tidak keberatan, karena selain anak lebih cepat sampai rumah, mereka juga merasa aman dan nyaman karena didampingi guru," kata Septina
Septina mengatakan, terkadang dirinya yang menyetir sendiri mobil tersebut saat mengantar siswa.
Hal ini karena keterbatasan tenaga khusus untuk menyetir mobil tersebut.
"Jadi di sekolah ini ada 10 tenaga pendidik, terdiri dari 9 perempuan dan satu laki-laki. Kalau yang laki-laki pas ada halangan, ya saya sopir sendiri ke rumah siswa, bagi-bagi tugas," paparnya.
Baca juga: Selain Antar Jemput Siswa Tiap Hari, Kepsek Septina Blusukan Cari Murid saat PPDB, sampai ke Sawah
Seorang siswa kelas IV, Yusuf Eka Saputra mengatakan senang dengan adanya mobil antat jemput tersebut.
"Jadi tidak terlambat, kalau dulu berangkat sekolah pukul 06.00 WIB jalan kaki dari rumah di Candi," jelasnya.
"Senang juga di mobil bersama teman-teman, bisa barengan tidak sendiri-sendiri," kata Putra, panggilannya.
Kepala Korwilcambiddik Kecamatan Tengaran Eko Lesmono mengatakan, dari 33 SD di wilayahnya, 12 sekolah di antaranya menerapkan pola antar jemput siswa.
"Ada yang kerja sama dengan pihak ketiga dan juga beli mobil sendiri," paparnya.
"Selain faktor wilayah dan geografis, dengan adanya mobil ini bisa memberikan kenyamanan dan keamanan untuk siswa. Apalagi saat ini banyak orangtua yang karena kesibukannya, tidak bisa antar jemput anak," jelas Eko.
Saat ini, SDN Sugihan 3 menjadi tempat belajar 25 anak dari kelas 1 hingga kelas 6.
Septina menceritakan bahwa para orang tua juga sempat khawatir karena dulu berembus isu penculikan anak.
Ia pun berinisiatif menerjunkan mobil pribadi untuk mengantarjemput siswa.
"Karena saya juga melihat latar belakang wali murid kami, mereka dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Jadi kalau saya bekerja sama dengan pihak ketiga untuk pengadaan mobil ini, dikhawatirkan mereka tidak mampu biayanya,” kata Septina, melansir dari kompas.tv.
Septina menuturkan bahwa murid SDN Sugihan 3 tidak bisa dipatok lebih.
Sebagian di antara mereka bahkan terkadang tidak membawa uang saku ke sekolah.
Septina pun berharap suatu saat pemerintah akan memperbaiki jalan menuju SDN Sugihan 3.
Ia menyebut banyak orang tua yang ragu menyekolahkan anak mereka ke situ karena jalan yang rusak.
"Kadang mereka (wali murid) enggan menyekolahkan ke tempat kami karena jalannya rusak. Harapan kami itu (diperbaiki pemerintah)," kata Septina.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
guru yang antar jemput siswa
SDN Pangeranan 1
Kabupaten Bangkalan
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
| Sopir Angkutan Kaget Mendadak Diperas 3 Oknum TNI Ngaku Polisi, Rp 30 Juta Lenyap usai Nego |
|
|---|
| Permintaan Terakhir Reno ke Ayah Sebelum Jadi Kerangka usai Ikut Demo, Keluarga Syok Diminta Tes DNA |
|
|---|
| Pantas Haji Najmuddin Bisa Kado Mobil Rp 23 M ke Anaknya yang Ulang Tahun ke 9, Kariernya Mentereng |
|
|---|
| Rencana Rilis 10 November 2025, Jadwal Penulisan Ulang Buku Sejarah Indonesia Kini Mundur |
|
|---|
| Urutan Penculikan Balita Bilqis, Dijual Rp3Juta hingga Dalih Bantu Keluarga 9 Tahun Belum Punya Anak |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Tiap-Hari-Guru-Sulasmiyati-Antar-Jemput-Siswa-Pakai-Dorkas-Bekas-Selamatkan-Murid-Putus-Sekolah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.