Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Padahal Sisa 60 Ekor, 2 Pesut Mahakam Mati Imbas Aktivitas Tongkang Kapal Batu Bara, Ekosistem Rusak

Pesut Mahakam yang populasinya menipis itu kembali mengalami penurunan setelah 2 ekor lainnya ditemukan mati.

|
Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
Dok.BPSPL Pontianak
EKOSISTEM RUSAK - Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) yang tersangkut di keramba warga Dusun Kuyung, Desa Sebemban, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada Rabu (5/11/2025). 

Deputi Bidang Gakkum LH KLH, Rizal Irawan, menuturkan petugas menguji kualitas air yang hasilnya menunjukkan sejumlah parameter melebihi baku mutu, antara lain warna, sulfida, dan klorin bebas.

“Dengan populasi pesut mahakam yang diperkirakan hanya sekitar 60 ekor pada 2025, kami akan melanjutkan pengawasan terhadap perusahaan tambang dan sawit di sekitar kawasan konservasi," jelas Rizal.

"Dibutuhkan langkah luar biasa agar pesut tetap lestari, termasuk penertiban kegiatan STS, penegakan perizinan lingkungan, dan pengurangan risiko dari lalu lintas tongkang," ucap dia.

Pesut adalah hewan langka

Pesut adalah satwa yang dilindungi, sesuai Peraturan Menteri LHK.

Menurut RASI, populasi pesut mahakam per tahun 2025 tercatat hanya tersisa 60 ekor akibat seringnya terjerat jaring nelayan, tertabrak kapal tongkang, dan zat lapisan cat tongkang yang mengandung logam berat yang merusak ekosistem air sungai.

Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) adalah salah satu mamalia air langka yang hanya ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Hewan ini merupakan subpopulasi dari lumba-lumba air tawar Irrawaddy, namun secara genetis berbeda sehingga dianggap endemik Indonesia.

Baca juga: Dulu Hedon Pakai Kartu Kredit, Pasutri Dokter Kini Hidup Ngirit, Tinggal di Klinik: Damai Batin

Pesut Mahakam memiliki tubuh berwarna abu-abu, kepala bulat tanpa moncong yang menonjol seperti lumba-lumba pada umumnya, dan panjang tubuhnya dapat mencapai sekitar 2–2,75 meter.

Hewan ini tergolong sangat cerdas dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem perairan sungai, terutama dalam mengontrol populasi ikan kecil dan menjaga kualitas lingkungan air.

Sayangnya, habitat pesut Mahakam kini berada dalam kondisi yang sangat terancam.

Populasinya diperkirakan tersisa kurang dari 80 individu dan terus menurun setiap tahun.

Baca juga: Cara Polisi Bisa Jemput Bilqis dari Warga Suku Anak Dalam, Negosiasi sempat Berlangsung Alot

Ancaman utama yang dihadapi adalah degradasi habitat akibat aktivitas manusia, seperti polusi dari limbah tambang dan pertanian, pembangunan infrastruktur di sepanjang sungai, serta penggunaan alat tangkap ikan yang berbahaya seperti jaring insang (gill net) dan setrum ikan.

Selain itu, lalu lintas kapal yang padat di Sungai Mahakam menimbulkan kebisingan dan risiko tabrakan yang mengganggu orientasi ekolokasi pesut.

Fragmentasi habitat juga membuat mereka sulit berpindah dan mencari makan.

Pemerintah Indonesia bersama berbagai lembaga konservasi seperti WWF, Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (YK-RASI), dan masyarakat lokal terus berupaya melindungi spesies ini.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved