Berita Viral
Padahal Sisa 60 Ekor, 2 Pesut Mahakam Mati Imbas Aktivitas Tongkang Kapal Batu Bara, Ekosistem Rusak
Pesut Mahakam yang populasinya menipis itu kembali mengalami penurunan setelah 2 ekor lainnya ditemukan mati.
Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
Deputi Bidang Gakkum LH KLH, Rizal Irawan, menuturkan petugas menguji kualitas air yang hasilnya menunjukkan sejumlah parameter melebihi baku mutu, antara lain warna, sulfida, dan klorin bebas.
“Dengan populasi pesut mahakam yang diperkirakan hanya sekitar 60 ekor pada 2025, kami akan melanjutkan pengawasan terhadap perusahaan tambang dan sawit di sekitar kawasan konservasi," jelas Rizal.
"Dibutuhkan langkah luar biasa agar pesut tetap lestari, termasuk penertiban kegiatan STS, penegakan perizinan lingkungan, dan pengurangan risiko dari lalu lintas tongkang," ucap dia.
Pesut adalah hewan langka
Pesut adalah satwa yang dilindungi, sesuai Peraturan Menteri LHK.
Menurut RASI, populasi pesut mahakam per tahun 2025 tercatat hanya tersisa 60 ekor akibat seringnya terjerat jaring nelayan, tertabrak kapal tongkang, dan zat lapisan cat tongkang yang mengandung logam berat yang merusak ekosistem air sungai.
Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) adalah salah satu mamalia air langka yang hanya ditemukan di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Hewan ini merupakan subpopulasi dari lumba-lumba air tawar Irrawaddy, namun secara genetis berbeda sehingga dianggap endemik Indonesia.
Baca juga: Dulu Hedon Pakai Kartu Kredit, Pasutri Dokter Kini Hidup Ngirit, Tinggal di Klinik: Damai Batin
Pesut Mahakam memiliki tubuh berwarna abu-abu, kepala bulat tanpa moncong yang menonjol seperti lumba-lumba pada umumnya, dan panjang tubuhnya dapat mencapai sekitar 2–2,75 meter.
Hewan ini tergolong sangat cerdas dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem perairan sungai, terutama dalam mengontrol populasi ikan kecil dan menjaga kualitas lingkungan air.
Sayangnya, habitat pesut Mahakam kini berada dalam kondisi yang sangat terancam.
Populasinya diperkirakan tersisa kurang dari 80 individu dan terus menurun setiap tahun.
Baca juga: Cara Polisi Bisa Jemput Bilqis dari Warga Suku Anak Dalam, Negosiasi sempat Berlangsung Alot
Ancaman utama yang dihadapi adalah degradasi habitat akibat aktivitas manusia, seperti polusi dari limbah tambang dan pertanian, pembangunan infrastruktur di sepanjang sungai, serta penggunaan alat tangkap ikan yang berbahaya seperti jaring insang (gill net) dan setrum ikan.
Selain itu, lalu lintas kapal yang padat di Sungai Mahakam menimbulkan kebisingan dan risiko tabrakan yang mengganggu orientasi ekolokasi pesut.
Fragmentasi habitat juga membuat mereka sulit berpindah dan mencari makan.
Pemerintah Indonesia bersama berbagai lembaga konservasi seperti WWF, Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (YK-RASI), dan masyarakat lokal terus berupaya melindungi spesies ini.
Pesut Mahakam
kapal tongkang
muatan batu bara
kematian Pesut Mahakam
Deputi Bidang Penegakan Hukum (Gakkum) Lingkungan
Multiangle
meaningful
TribunJatim.com
berita viral
| Cara Polisi Bisa Jemput Bilqis dari Warga Suku Anak Dalam, Negosiasi sempat Berlangsung Alot |
|
|---|
| Berlian Legendaris Kerajaan Dikira Hilang 100 Tahun, Rahasia Selama 3 Generasi Akhirnya Terbongkar |
|
|---|
| Permintaan Maaf Gus Elham Yahya setelah Viral, Sebut Aksi Cium Anak Kecil saat Dakwah 'Kekhilafan' |
|
|---|
| Eks Kepsek Kena PTDH Seusai Bantu Bayar Gaji Guru Honorer yang Tak Sejahtera, Sumbangan Jadi Petaka |
|
|---|
| Cara Culas Analis Kredit Bank Bikin Negara Rugi Rp 2,2 Miliar, Manajer Bank Pasrah dan Hormati Hukum |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Pesut-Mahakam-kembali-tersangkut-keramba-warga.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.