Warga Gugat PLN Rp 784 Juta karena 18.000 Ayamnya Mati Imbas Pemadaman Listrik Tanpa Pemberitahuan

Ringkasan Berita:

• Peternak ayam di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) gugat PLN ke pengadilan karena rugi besar imbas pemadaman listrik
• Fakta tentang somasi yang dilayangkan kepada PLN sebelumnya
• Permintaan peternak ayam kepada PLN

TRIBUNJATIM.COM - Seorang peternak ayam gugat PLN ke Pengadilan Negeri (PN) Blangpidie.

Peternak ayam itu bernama Muhammad Hatta, warga Gampong Blang Raja, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Hatta menggugat PT PLN Persero setelah 18.000 ekor ayam broiler miliknya mati akibat listrik padam selama tiga hari berturut-turut.

Rupanya, Hatta sudah melayangkan somasi tiga kali, namun tak mendapat tanggapan.

Baca juga: Akhir Polemik Tagihan Listrik PLN Jombang, Denda Rp 6,9 Juta Nur Hayati Resmi Dihapus: Keadilan

Kuasa hukum Hatta, Miswar, menyebutkan kliennya mengalami kerugian mencapai Rp 784 juta akibat matinya ribuan ayam tersebut.

Gugatan resmi telah dilayangkan ke pengadilan pada Rabu (12/11/2025).

“PLN tidak pernah merespons somasi dari klien kami. Akhirnya kemarin, Rabu (12/11/2025), kita sudah melayangkan gugatan terhadap PT PLN ke Pengadilan,” kata Miswar, Kamis (13/11/2025).

Menurut Miswar, pemadaman listrik yang terjadi sejak 29 September hingga 2 Oktober 2025 berdampak langsung pada usaha peternakan ayam yang sangat bergantung pada suplai listrik untuk sistem ventilasi dan penerangan kandang.

“Tanpa adanya pemberitahuan resmi atau jadwal pasti dari pihak PLN. Padahal, klien saya sudah menyiapkan genset, tapi karena tidak ada kepastian kapan listrik hidup, akhirnya genset meledak. Kalaupun klien saya membeli genset baru, SPBU juga terganggu akibat listrik padam,” ujarnya, melansir dari Kompas.com.

3 Somasi Tak Digubris PLN

Miswar menjelaskan, kliennya telah tiga kali melayangkan somasi kepada PLN, yakni pada 6 Oktober, 13 Oktober, dan 20 Oktober 2025.

Namun, tanggapan yang diterima hanya berupa permohonan maaf dari PLN UID Aceh tanpa kejelasan kompensasi.

Ia menilai tindakan PLN tersebut sebagai bentuk kelalaian yang memenuhi unsur perbuatan melawan hukum, sebagaimana diatur dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 1229 K/Pdt/2006 dan Nomor 2314 K/Pdt/2013.

“Sebagai pelaku usaha di bidang ketenagalistrikan, PLN seharusnya tunduk pada Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan untuk memberikan pelayanan yang baik dan kompensasi kepada pelanggan,” jelasnya.

Selain itu, PLN juga dianggap melanggar Pasal 19 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen karena tidak memberikan pelayanan sesuai standar mutu.

“Atas dasar itu, kita menggugat PLN untuk membayar kerugian materil sebesar Rp 784.200.000 dan kerugian immateril sebesar Rp 1 miliar secara tunai,” ucap Miswar.

Diketahui, total kerugian yang dialami Hatta mencapai sekitar Rp 800 juta akibat 18.000 ayam broiler siap panen mati kepanasan selama listrik padam tanpa pemberitahuan resmi.

Peristiwa Lainnya

Sebanyak 30 ribu ekor ayam pedaging mati terpanggang akibat kebakaran. 

Kebakaran kandang ayam milik Shohibuttijar (45) di Dusun Sumbersari, Desa/Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang terjadi pada Selasa (12/8/20250).

Kapolsek Wonosari, AKP M Budiono mengatakan kebakaran ini terjadi sekira pukul 06.00 WIB. Awalnya Febri Pradan sebagai karyawan saat berada di luar melihat kepulan asap dari dalam kandan.

"Saksi juga mendengar ayam di dalam kandang ribut. Selanjutnya saksi mengecek ke dalam kandang apa yang terjadi," kata Budiono.

Baru masuk ke dalam kandang, saksi melihat kobaran api telah membesar  yang arahnya dari alas sekam ayam di tengah kandang. Selanjutnya saksi segera menghubungi pengelola kandang.

Bersamaan dengan itu, Febri besama karyawan lainnya, Dasar berusaha memadamkan api dengan menggunakan alat pemadam kebakaran (APAR) dan air.

Baca juga: PLN Ngotot Tak Pernah Tuding Nur Hayati Curi Listrik Tapi Tetap Tagih Rp6,9 Juta, DPRD Bertindak

Selanjutnya warga yang ada sekitar lokasi turut membantu memadamkan menggunakan alat seadanya. Akan tetapi kobaran api semakin membesar.

"Api membesar dan membakar seluruh kandang beserta isinya. Kebakaran juga menyambar samping mobil pikap L300 dan dua unit sepeda motor milik karyawan," jelasnya.

Atas kejadian ini, warga bergegas menghubungi pemadam kebakaran dan Polsek Wonosari. Sekira pukul 10.00 WIB api baru bisa dipadamkan.

Berdasarkan hasil penyelidikan, dijelaskan Budiono api berasal dari percikan arang kayu di tungku pemanas.

Tungku yang terbuat dari kaleng cat itu kondisinya sudah kropos sehingga tidak dapat menampung arang dengan baik.

"Atas kejadian ini 30 ribu ekor ayam dari dua lantai hangus terpanggang. Kerugiannya kurang lebih mencapai Rp 3 miliar," tukasnya.

Dari persitiwa ini, pemilik kandang menganggapnya sebagai musibah dan tidak menuntut kepada pihak mana pun.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com