Berita Viral
Kondisi Pasien Pucat Pasi, Cerita dr Christo Terima Rahim Copot di Dalam Kresek: Gak akan Gue Lupain
dr Christofani Ekapatria, akhirnya menceritakan soal kasus rahim copot di Garut, Jawa Barat sekitar 15 tahun lalu.
Ringkasan Berita:
- Kasus rahim copot di Garut, Jawa Barat dialami oleh dr Christofani Ekapatria.
- Pasien datang dengan kondisi sudah pucat pasi, membawa kresek hitam yang isinya adalah placenta dan rahim.
- Dengan kondisi tekanan darah 70/0, kata dia, pasien harus dipasang infus di dekat leher.
TRIBUNJATIM.COM - Kisah di dunia medis kali ini datang dari dr Christofani Ekapatria.
Kejadian tak terlupakan dialami oleh seorang dokter bernama dr Christofani Ekapatria.
Pertama kalinya dalam hidup ia menerima rahim di dalam kantong kresek.
Betapa terkejutnya ia saat mendapati hal tersebut.
Peristiwa itu terjadi belasan tahun yang lalu.
dr Christofani Ekapatria, akhirnya menceritakan soal kasus rahim copot di Garut, Jawa Barat sekitar 15 tahun lalu.
Dokter Obgyn sub spesialis Fertilitas & endokrinologi di Siloam Karawaci ini juga mengatakan kalau itu adalah kasus sekali seumur hidup yang ia alami.
Bahkan ia mengatakan kalau dirinya juga mungkin tidak akan percaya jika tidak mengalaminya sendiri secara langsung.
Ia pun membenarkan cerita soal rahim copot versi dr Gia Pratama yang viral di media sosial itu.
Hal itu disampaikan oleh sang adik, Monica Christasia di akun Threads-nya.
Baca juga: Dokter Christofani Syok Terima Pasien Bawa Rahim Copot Dalam Kresek: Kondisinya Udah Pucat Pasi
Sebagai adik, Monica pun mengaku kaget saat mendengar cerita dr Gia soal rahim copot tersebut.
Ia pun makin kaget saat tahu kalau dokter kandungan yang menangani pasien saat itu adalah kakaknya sendiri.
"Ikut kaget pas denger cerita dr. Gia soal kasus “rahim copot” di dalem kresek, lebih kaget lagi pas tau obgyn nya kakak gw sendiri.
Kmrn malem emang kita ada agenda dinner bertiga, sekalian lah kita minta mas Christo cerita.
Btw aku gak akan spill secara detail teknis dari sisi kedokteran yaa, rasanya ini bukan platform yang tepat. Kita share dari POV kakak cerita ke adeknya aja," tulisnya.
Menurut sang kakak, kata Monica, apapun bisa terjadi di Garut sebab pada tahun 2010 lalu hanya ada dua rumah sakit.
"Pasiennya bejibun, sehari pasien UGD bisa 100-150 dengan kasus luar biasa, operasi obgyn sehari bisa 10-15 px, visit pasien 60 lebih," tulisnya lagi.
Ia juga membenarkan kalau kondisi pasien saat datang ke IGD sudah pucat pasi dengan rahim di dalam kantong plastik.
"Sesuai sama ceritanya dr. @giapratamamd, waktu itu pasien dateng dengan kondisi udah pucat pasi, bawa kresek hitam yang pas dilihat isinya adalah placenta dan rahim. Dr. Gia lapor ke dr. Christo yang waktu itu adalah residen obgyn.
Sepertinya karena dukun parajinya gak sabaran, placentanya ditarik, lalu entah dipotong/digunting tapi rahimnya ikut kepotong sebagian," tulisnya.
Menurutnya, saat itu dokter tidak mencari tahu secara detail kenapa rahim itu bisa copot.
Fokus para dokter saat itu adalah menyelamatkan pasien.
"Detail rahim itu copot atau digunting atau dikerowok atau gimana juga dokter udah gak nanya detail. Semua fokusnya gimana menyelamatkan nyawa pasien (bleeding control).
Baca juga: Terinspirasi Krisdayanti, Para Dokter di Surabaya Berlatih Wushu Meriahkan Defile Dies Natalis Unair
Ada 3 residen obgyn yang turun di ruang OP, salah satunya dr. Christo.
Ada sebuah kondisi medis juga yang terjadi waktu si dukun narik rahimnya yg kemudian justru menghambat pendarahan jd pasien gak langsung meninggal.
Tapi itupun uda parah banget, mungkin telat beberapa menit udah lewat. Kuasa Tuhan sih ini," kata dia lagi.
Dengan kondisi tekanan darah 70/0, kata dia, pasien harus dipasang infus di dekat leher.
"Pasang IV line nya gimana klo tensi udah 70/0? Pasangnya di deket leher di pembuluh darah besar karena lewat tangan (vena perifer) udah gak bisa. Prosedur nya lebih kompleks tapi berarti passs rejeki ketemu nakes yang jago banget. Padahal itu kondisi jam 2 pagi loh, kebayang ya capeknya mereka waktu itu," jelasnya.
Menurut dr Christo, dirinya juga tak akan percaya jika tidak mengalaminya secara langsung.
"Kata dr. Christo “Gw klo gak ngalamin sendiri mungkin akan sama gak percaya-nya kayak dokter-dokter lain. Tapi ya itu emang kejadian dan gak akan gw lupain. Sekali seumur hidup gw terima rahim di dalem kresek”.
Ada dokumentasi/history di RS buat bukti gak?
SOP nya Rekam medis di RS tu dihancurkan setelah 5 tahun guys, apalagi klo RS daerah 15 tahun lalu pasti belum pake sistem canggih macam RS swasta jaksel.
Kalaupun ada, rekam medis kan ga boleh sembarangan dibuka2," tulisnya lagi.
Ia juga menyebut tak sempat membuat jurnal karena kondisi saat itu.
"Ini kasus keren banget, kenapa gak dijadiin laporan atau jurnal?
Baca juga: Roy Suryo, Rismon hingga Dokter Tifa Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Ijazah Palsu Jokowi
Kata dr. Christo: “Cuy, dengan load pasien di RS Garut waktu itu, klo ada waktu mendingan gw pake buat tidur!
Tiap hari kita baru bisa makan malem jam 3 pagi. Fokusnya cuma nyelamatin nyawa pasien, setelah stabil lalu pindah ke pasien lain”," tulisnya lagi.
Saat ini, selain dari praktek di Siloam Karawaci, dr Christofani Ekapatria juga mengajar sebagai dosen di UPH.
"FYI, dr. Christofani Ekapatria ini sekarang dokter Obgyn sub spesialis Fertilitas & endokrinologi di Siloam Karawaci, dosen juga di UPH, jadi gak ada untungnya juga ngarang cerita.
Gw suruh dia cerita di IG/threads nya supaya engagementnya naik aja dia gakmau.
Silahkan di follow ya guys IG/Tiktok nya dr. Christo, banyak insights menarik soal kehamilan, fertilitas, dll.Sekiaaann cerita yang lebih lengkap dan rapiih, selamat sarapan ya netijen budimannn," tambahnya lagi.
Sementara itu, dr Gia dengan tenang memaafkan para sejawatnya itu.
Ia mengaku baik-baik saja dan tidak tersinggung dengan ucapan rekan sejawat yang membully dirinya.
"Yang terkasih, teman-teman. Semua yang sudah follow saya sejak lama pasti sangat mengerti bahwa saya sangat anti konflik."Kasian dokter Gia", "pasti sakit hati, tersinggung", "dipertanyakan, direndahkan, diremehkan.
"Engga, teman-teman. Jangan pernah berpikir begitu yaa. Sungguh saya baik-baik saja. Saya terima kasih sekali sampai pada sibuk semua mencarikan bukti.
Namun percayalah, Insyaallah saya akan istiqomah istighfar 100x perhari untuk meluaskan hati saya," tulisnya.
Ia juga meminta netizen untuk tidak berkata kasar pada dokter yang sudah menyinggung dirinya.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
TribunJatim.com
viral di media sosial
dr Christofani Ekapatria
Tribun Jatim
Siloam Karawaci
Garut
jatim.tribunnews.com
Jawa Barat
meaningful
| Satu Tahun Menikah, Helwa Bachmid Cerita Penderitaannya jadi Istri Siri Habib Bahar: Sesulit itu |
|
|---|
| Boim Bisa Dapat Rp400 Ribu Sehari Lewat Jasa Suruh, Pernah Diminta Pelanggan Jadi Intel Dadakan |
|
|---|
| Mobil Innova Lindas Sekumpulan Anak Kecil yang Main Sambil Jongkok, Pengakuan Sopir Terungkap |
|
|---|
| Tak Terima Disalahkan usai Laporkan 2 Guru Gegara Uang Rp20 Ribu, Faisal Tanjung LSM: Saya Ditantang |
|
|---|
| Rizki Dapat Tawaran Direkrut SSB, Kiper Muda itu Malah Terdampar di Kamboja, Keluarga Khawatir |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/dr-Christofani-Ekapatria-menceritakan-soal-kasus-rahim-copot.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.