Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Semprot Dirut Pertamina, Anggota DPR RI Singgung Ucapan Menkeu Purbaya: Kalah Sama Mafia

Nama Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa disebut-sebut dalam ruang sidang Komisi V DPR RI.

|
Penulis: Alga | Editor: Alga W
TikTok/purbayayudhis - Instagram/mufti.anam
MALAS - Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PDIP, Mufti Anam, menggemakan pernyataan Purbaya soal dugaan Pertamina malas membangun kilang agar bisa terus impor BBM. 

TRIBUNJATIM.COM - Kendati sosoknya tak ada dalam ruang sidang Komisi V DPR RI, Jakarta, nama Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa, justru disebut-sebut.

Pasalnya, sang menteri sempat mengkritik Pertamina yang disebutnya malas-malasan.

Baca juga: Rezim Jokowi Disebut Politikus Nasdem Jahat, PSI Pasang Badan: Mungkin DPR-nya Belum Belajar

Pernyataan Purbaya tersebut kemudian disampaikan ulang oleh anggota Komisi V DPR RI Fraksi PDIP, Mufti Anam.

Mufti menggunakan pernyataan Purbaya untuk menyemprot Dirut Pertamina, Simon Aloysius Mantiri.

Yakni terkait pengerjaan Refinery Development Master Plan (RDMP) untuk kilang minyak Pertamina di Balikpapan yang belum juga rampung.

Padahal, kata Mufti, Pertamina menjanjikan proyek strategis nasional tersebut akan diresmikan pada 10 November 2025.

Mufti pun memunculkan dugaan yang sama dengan Purbaya.

Bahwa Pertamina sengaja menahan perluasan kilang agar produksi BBM nasional tak terpenuhi dan keran impor bisa terus mengalir.

Bahkan, anggota DPR RI yang terpilih dari Dapil Jawa Timur II, yang meliputi Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, dan Kota Pasuruan, tersebut juga menyinggung soal mafia.

"Bapak ingat betul ketika pertama kali rapat termasuk kemarin pada pada bulan September," ucapnya, melansir Tribun Jakarta.

"Bapak menjanjikan bahwa 10 November RDMP Balikpan akan dibuka," tegas Mufti.

"Nyatanya, sampai hari ini kami belum dengar tuh ada pembukaan RDMP Balikpapan," lanjutnya.

"Bahkan penjelasan dari ini tadi salah satu paparan juga seperti ambigu belum jelas itu dibuka atau tidak ya kan," sambung Mufti.

"Jadi sebenarnya Bapak menepati enggak janji dibuka tanggal 10 November kemarin begitu. Nah kalau tidak kenapa, Pak? Ini sudah 10 tahun lho Pak," desak Mufti.

"Kita ini bukan bangun baru. Ini hanya perluasan, hanya butuh untuk bagaimana mengembangkan 100.000 barel," ucapnya.

"Kenapa sih begitu susahnya Pak? Jangan-jangan benar yang disampaikan Pak Purbaya."

"Kita ini kalah sama mafia Pertamina, sengaja malas-malasan agar kita bisa impor terus-terusan begitu, Pak."

"Kemudian kita bisa minta kepada negara untuk memberikan subsidi yang lebih besar, dengan atas nama harga BBM yang tidak apa yang terus naik," papar Mufti.

Mufti lantas meminta Dirut Pertamina segera memberi kepastian kapan RDMP Balikpapan rampung.

"Maka harapan kami, kami minta diperjelas kapan RDMP Balikpapan ini selesai," jelasnya.

Baca juga: Minta Uang untuk Anak, Istri Malah Babak Belur Dihajar Suami, Pelaku Sudah 3 Hari Tak Pulang

Sebelumnya, Pertamina disebut malas-malasan bangun kilang minyak baru oleh Purbaya.

Purbaya mengatakan, Pertamina malas karena tidak ada penambahan kilang baru selama beberapa tahun belakangan.

Ia juga menagih janji Pertamina pada tujuh tahun lalu yang akan membangun tujuh kilang baru dalam tempo lima tahun.

Menurutnya, pembangunan kilang baru dibutuhkan untuk meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan impor BBM yang membebani kas negara.

"Sudah berapa tahun kita mengalami hal tersebut (impor BBM)? Sudah puluhan tahun kan? Kita pernah bangun kilang baru enggak? Enggak pernah."

"Sejak kecil sampai sekarang enggak pernah bangun kilang baru," ujar Purbaya saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (30/9/2025), dikutip dari Tribun Bekasi.

KILANG PERTAMINA - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa meminta PT Pertamina (Persero), untuk membangun kilang minyak agar bisa menekan subsidi yang digelontorkan pemerintah untuk Bahan Bakar Minyak (BBM). Ia menyebut Pertamina malas-malasan bangun kilang minyak.
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa meminta PT Pertamina (Persero), untuk membangun kilang minyak agar bisa menekan subsidi yang digelontorkan pemerintah untuk Bahan Bakar Minyak (BBM). Ia menyebut Pertamina malas-malasan bangun kilang minyak. (Tribunnews.com/Nitis Hawaroh)

Purbaya juga mengungkit janji Pertamina pada 2018 yang menyatakan mereka akan membangun tujuh kilang baru dalam tempo lima tahun.

Namun, hingga di tahun 2025 ini, tak direalisasikan satu kilang pun.

Padahal saat itu ada investor asal China yang menawarkan untuk membangun kilang baru, dengan tawaran Pertamina harus membeli produk mereka selama 30 tahun.

Setelah itu, kilang tersebut menjadi milik Pertamina sepenuhnya. 

Namun tawaran ini ditolak oleh Pertamina karena sudah merencanakan pembangunan tujuh kilang baru tersebut.

"Jadi kilang itu, bukan kita enggak bisa bikin atau kita enggak bisa bikin proyeknya, cuma Pertamina malas-malasan aja," ucapnya.

Baca juga: Keluhkan Sekolah Jauh & Absensi Dimanipulasi Kepsek, Guru Nur Aini Ternyata Disebut Punya Pajero

Oleh karena itu, Purbaya meminta DPR RI turut memantau rencana pembangunan kilang baru oleh Pertamina.

Sebab, semakin lama pembangunan kilang baru ditunda, maka semakin banyak anggaran negara yang perlu dikeluarkan.

"Jadi bapak tolong kontrol mereka juga. Jadi saya kontrol, dari bapak-bapak juga kontrol, karena kita rugi besar. Karena kita impor dari mana? Dari Singapura," katanya.

Sebagai informasi, pada APBN 2025 pemerintah mengganggarkan subsidi dan kompensasi untuk tahun 2025 sebesar Rp498,8 triliun dengan realisasi hingga Agustus mencapai Rp218 triliun atau sekitar 43,7 persen dari pagu tersebut.

Menteri Purbaya mengatakan, selama ini harga sejumlah komoditas energi yang dibayar masyarakat telah disubsidi oleh pemerintah.

"Selama ini, pemerintah menanggung selisih antara harga keekonomian dan harga yang dibayar masyarakat melalui pemberian subsidi dan kompensasi baik energi maupun non-energi," ujarnya saat rapat kerja di DPR, Selasa.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved