Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tiap Hari Siswa SD Kesusahan Lewati Jalan Berlumpur Demi Sekolah, Sentil Presiden: Enggak Kasihan?

Para siswa SD meminta agar jalan yang tiap hari dilewati bersama teman-temannya bisa lekas diperbaiki

Penulis: Alga | Editor: Alga W
TikTok/shakilla.99
BERLUMPUR - Siswa SD berupaya keras menyusuri jalan rusak dan berlumpur di Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk. Jalan tersebut merupakan akses satu-satunya untuk bisa ke sekolah. 

TRIBUNJATIM.COM - Aksi para bocah SD mengkritik jalan rusak yang tiap hari harus mereka lalui untuk ke sekolah, viral di media sosial.

Dalam video tersebut, memperlihatkan lima siswa Sekolah Dasar tengah berupaya keras menyusuri jalan rusak akses ke sekolah.

Baca juga: Dokter Kaget Dapat Pasien Bawa Rahim di Kresek, Ternyata Korban Dukun Beranak: Perutnya Kembung

Di dalam video berdurasi 26 detik tersebut, lima siswa SD tersebut berjalan tanpa alas kaki.

Sedangkan dua siswa SD di antaranya melangkah sembari mendorong sepeda angin.

Mereka tampak berjalan tertatih.

Pasalnya, jalan tersebut dipenuhi lumpur tebal dan licin.

Seorang siswa turut mengutarakan isi hatinya kepada Bupati Nganjuk hingga Presiden.

Mereka meminta agar jalan yang tiap hari dia lewati bersama teman-temannya lekas diperbaiki, sembari siswa berjalan melewati jalan rusak.

"Bapak Presiden yang terhormat, Bapak Bupati, tolong benerin jalan saya dong, Pak. Masak enggak kasihan sama anak-anak?" kata salah satu bocah di video.

Hal ini sontak bikin netizen yang menonton video tersebut iba dan menulis beragam komentar.

Bahkan, video mereka menjadi viral diperbincangkan lantaran ada anak yang mengadukan kondisi itu ke Presiden Prabowo.

Semakin viral, akhirnya Pemda Nganjuk bertindak cepat.

Tak lama, Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, langsung merespons keluhan siswa soal jalan rusak.

Bersama tim Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Nganjuk, Kang Marhaen (sapaan Bupati) bergerak mendatangi lokasi.

Bukan sekadar mengamati, setibanya di sana, Kang Marhaen mencoba mengarungi sulitnya medan yang dilalui siswa. 

TINJAU LOKASI - Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi meninjau lokasi jalan rusak yang viral di media sosial, beberapa hari lalu. Pemkab Nganjuk menyiapkan langkah strategis guna menanganinya.
Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi, meninjau lokasi jalan rusak yang viral di media sosial, beberapa hari lalu. Pemkab Nganjuk menyiapkan langkah strategis guna menanganinya. (ISTIMEWA)

Jalan yang diketahui memiliki panjang sekitar empat kilometer tersebut berada di Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk.

Siswa yang menerjang jalan rusak merupakan warga Dusun Tegalabe, Desa Pule, Kecamatan Jatikalen.

Mereka menimba ilmu di sekolahan desa sebelah, yakni SDN 3 Perning, Desa Perning, Kecamatan Jatikalen.

Kang Marhaen menegaskan, pihaknya bakal mengambil langkah taktis guna menangani jalan rusak ini.

Ikhtiar awal, Pemkab Nganjuk segera berkoordinasi dengan Perhutani maupun Kementerian Kehutanan.

Koordinasi begitu penting dilakukan.

Sebab, berdasar informasi yang dihimpun, jalan tersebut merupakan aset Perhutani.

"Ada anak sekolah tiap hari lewat jalan ini, jadi tidak boleh menunggu lama," katanya, Jumat (21/11/2025).

Baca juga: Guru Honorer Bongkar Slip Gaji, Cuma Dapat Rp66 Ribu Tiap Bulannya: Cukup Buat Bensin Seminggu

Jalan ini adalah akses vital bagi warga Dusun Tegalabe untuk menjangkau Desa Perning.

Akan tetapi, sebetulnya ada jalan alternatif lain yang bisa dipilih warga Dusun Tegalabe.

Hanya saja, kondisinya dinilai lebih ekstrem dan disarankan pakai motor trail.

"Anak-anak harus berangkat dan pulang sekolah dengan aman. Kami bergerak cepat," ungkapnya.

Selain, memberikan perhatian terhadap jalan rusak di kawasan Dusun Tegalabe dan Desa Perning, Pemkab Nganjuk akan memperbaiki jalan di Desa Banggle - Desa Ketandan, Kecamatan Lengkong, Desa Sumbermiri - Desa Banggle, Kecamatan Lengkong, Desa Perning, dan Desa Gemenggeng.

Dusun Tegalabe diketahui didiami 17 kepala keluarga. (Danendra Kusuma)

Kisah lainnya

Perjuangan seorang ayah di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, untuk mengantar anak sekolah, menyita perhatian netizen.

Bagaimana tidak, ia mengantarkan anaknya ke sekolah dengan naik perahu galon rakitan.

Aksinya tersebut ia rekam dalam video.

Tak disangka, videonya pun beredar di media sosial.

Hal itu ia lakukan lantaran bencana banjir rob yang tak berkesudahan terus melanda desanya.

Nyaris tidak ada jalan yang tersisa, semuanya digenangi air laut yang pasang.

Permukiman warga di sana berubah seperti sungai.

Dengan rakit buatan tersebut, ayah ingin memastikan agar seragam hingga sepatu anaknya tidak kebasahan saat tiba di sekolah.

Ia pun menyusuri jalanan gang yang banjir menuju arah sekolah tempat anaknya menimba ilmu.

Dalam videonya, ayah tersebut turut menyampaikan permintaan maaf kepada guru jika anaknya sedikit terlambat sampai ke sekolah.

"Maaf Bu, apabila agak telat Bu, inilah cuacanya,” ujar suara sang ayah dalam video tersebut, melansir Kompas.com.

Belakangan diketahui ayah yang mengantar anak naik rakit tersebut bernama Maksudi Rifai (45).

Ia mengatakan, momen tersebut direkam pada Kamis (20/11/2025) pagi.

Tepatnya ketika ia mengantarkan anak bungsunya berangkat sekolah ke MTs Kandanghaur.

"Iya itu saya, memang tiap hari rob itu. Perjalanan ke sekolah itu hampir setengah perjalanan banjirnya di atas dengkul," kata Maksudi saat dihubungi pada Kamis malam.

Maksudi Rifai saat antar anaknya berangkat sekolah naik perahu galon rakitan menyusuri pemukiman yang terendam banjir rob di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Kamis (20/11/2025).
Maksudi Rifai saat antar anaknya berangkat sekolah naik perahu galon rakitan menyusuri pemukiman yang terendam banjir rob di Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Kamis (20/11/2025). (Dok Maksudi Rifai)

Maksudi menceritakan, sebelumnya ia biasa menggendong anaknya saat berangkat sekolah.

Namun, kondisi yang terus-menerus banjir membuatnya kewalahan.

"Cuma kalau berhari-hari kerasa juga capeknya Pak, berat, terus jalannya juga licin, khawatir jatuh," kata dia.

Maksudi bercerita, kebetulan di rumah ada kerangka bekas tempat tidur yang tidak terpakai.

Oleh karena itu, kerangka tersebut dirangkai menjadi sebuah rakit sederhana.

Di bawahnya juga ditambahkan bekas galon air mineral sebagai pengapung.

Maksudi menyampaikan, semua itu ia lakukan demi sang anak tetap bisa bersekolah tanpa basah kuyup.

"Yang diantar itu anak kedua, anak bungsu. Namanya Lanaufar, sekolahnya di MTs Kandanghaur di Pantura dekat pom bensin," ujar dia.

Baca juga: Ngotot Tidak Bersalah Laporkan 2 Guru Gegara Rp20 Ribu, Faisal Tanjung LSM Tak Terima Dimaafkan PGRI

Maksudi diketahui tinggal di Blok Condong, kawasan yang berada dekat aliran sungai dan menjadi salah satu wilayah terparah terdampak rob.

Menurutnya, daerah tersebut nyaris tidak pernah benar-benar kering.

Setiap hari, anaknya berangkat dari rumah mengenakan sepatu bot.

Sesampainya di pinggir Jalur Pantura, ia baru mengganti dengan sepatu sekolah agar tetap kering.

"Nanti sepatu botnya saya bawa pulang. Kalau pulangnya tidak dijemput, kan biasanya sudah surut. Ya, setiap hari begitu terus," kata Maksudi.

Di sisi lain, ia pun memohon pengertian pihak sekolah apabila anaknya terkadang terlambat tiba di kelas karena terhambat banjir.

"Makanya di video saya minta maaf ke ibu bapak guru kalau anak saya telat," ujarnya.

Maksudi berharap, pemerintah dapat segera memberikan solusi permanen bagi warga di Desa Eretan Wetan.

Banjir rob yang terus-menerus terjadi sudah berlangsung puluhan tahun dan sangat mengganggu aktivitas masyarakat.

"Harapan saya semoga kondisi ini bisa diperhatikan pemerintah," kata Maksudi.

Ia dan warga lainnya hanya ingin bisa beraktivitas normal tanpa harus setiap hari berhadapan dengan rob yang terus menggenang.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved