Berita Viral
Sosok Choirul Warga Pasuruan Beri Mahar Sound Horeg Rp 4 Juta saat Menikah, Wiwid sang Istri Senang
Tengah viral di media sosial pernikahan di Pasuruan dengan mahar sound horeg. Sang istri mengaku senang memilihnya.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
Ringkasan Berita:
- Viral di media sosial video akad nikah warga Pasuruan, Jawa Timur dengan mahar sound horeg
- Sosok Choirul, si pengantin pria terungkap
- Alasan istri Choirul malah senang memilih mahar tersebut
TRIBUNJATIM.COM - Tengah viral di media sosial pernikahan di Pasuruan dengan mahar sound horeg.
Sound horeg adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sistem audio berukuran besar yang menghasilkan suara sangat keras sehingga menyebabkan getaran di sekitarnya.
Istilah horeg berasal dari Bahasa Jawa yang artinya bergerak atau bergetar.
Sound horeg sering digunakan dalam berbagai acara, seperti karnaval, konser, atau perayaan lainnya.
Suara dentuman menggelegar yang dihasilkan oleh sound system ini menciptakan suasana yang meriah sehingga menarik perhatian banyak orang.
Baca juga: Pengakuan Eks Istri Bule Prancis yang Nikahi Gadis Sinjai dengan Mahar Nyaris Rp 1 Miliar: Saya Ragu
Pengantin pria yang memberikan sound horeg sebagai mahar bernama Choirul Ricky Angkoso, asal Desa Bulukandang, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Choirul menikahi istrinya, Wiwid (36), asal Kabupaten Probolinggo, dengan memberikan mahar speaker sound horeg dan seperangkat alat shalat.
Dalam video yang vira, Choirul sangat meyakinkan saat mengucapkan ijab kabul dengan mahar sound system senilai Rp 4 juta dan seperangkat alat shalat.
Sejumlah dukungan serta ucapan selamat datang dari netizen.
Choirul Ricky mengungkapkan, sebelum melangsungkan akad nikah pada Jumat (7/11/2025), dia sudah menawarkan mahar dengan sejumlah pilihan barang.
Akhirnya, Wiwid memutuskan untuk memeluk perangkat sound horeg.
“Awalnya saya menawari beberapa pilihan barang untuk mahar, namun lebih memilih perangkat meminta mahar dua speaker soundqueen 18 inci,” kata Choirul, Kamis (12/11/2025), melansir dari Kompas.com.
Bagi Choirul, pilihan istrinya tersebut sebagai rasa pengertian atas profesi yang dijalankan selama ini, yakni menjalankan bisnis penyewaan sound system.
Apalagi, istrinya juga pecinta sound horeg, sehingga bisa digunakan usaha bersama setelah menikah.
"Istri juga senang sound horeg. Sementara saya juga usaha di penyewaan sound system," terangnya sembari senyum.
Baca juga: Calon Suami Bawa Mahar Rp 1,5 Miliar, Alasan Pengantin Wanita Pasang Wajah Kecut Terungkap: Orangtua
Sementara itu, Kepala KUA Prigen, Ali Sodikin membenarkan bahwa mahar unik itu memang sudah tercatat sejak pemeriksaan dokumen sebelum akad.
“Benar, akad berlangsung kemarin. Mahar yang disepakati memang berupa SoundQueen 18 inci. Dan itu sah,” ujarnya.
Asal-usul Sound Horeg
Penggunaan pengeras suara muncul pada era 2000-an, terutama dalam acara hiburan ataupun keagamaan, seperti sholawatan di Provinsi Jawa Timur.
Namun, seiring berjalannya waktu, penggunaannya mulai mengalami perubahan yang terinspirasi dari konsep diskotik di kota-kota besar, seperti Jakarta.
Konsep tersebut kemudian diadaptasi menjadi bentuk hiburan keliling di daerah, menggunakan speaker modifikasi dengan suara menggelegar.
Dari sinilah awal mula kemunculan sound horeg yang kini dikenal luas oleh masyarakat sebagai bentuk hiburan jalanan yang nyentrik dan meriah.
Saat ini, sound horeg telah menjadi bagian dari subkultur musik dan hiburan di Indonesia, khususnya Jawa Timur dengan komunitas dan penggemar yang terus berkembang.
Meskipun demikian, popularitas sound horeg juga memicu kontroversi terkait tingkat kebisingan yang dihasilkan, menimbulkan perdebatan antara pelaku dan masyarakat yang merasa terganggu.
Penggunaan dan Popularitas Sound Horeg
1. Penggunaan Sound Horeg dalam Berbagai Acara
Sound horeg sering digunakan dalam berbagai acara formal maupun non-formal, seperti karnaval, pernikahan, kontes, dan perayaan desa.
Dalam acara-acara tersebut, sound horeg berperan sebagai sumber hiburan utama, menghadirkan musik dengan volume tinggi yang menghidupkan suasana dan menarik perhatian pengunjung.
2. Popularitas Sound Horeg di Kalangan Masyarakat
Popularitas sound horeg meningkat pesat, terutama di kalangan anak muda yang mencari alternatif hiburan terjangkau dan mudah diakses.
Fenomena ini berkembang menjadi bagian dari budaya musik unik, khususnya di Jawa Timur, dengan komunitas dan penggemar yang terus bertambah.
3. Perkembangan Teknologi dan Inovasi
Seiring berjalannya waktu, teknologi sound horeg terus berkembang, dengan peralatan audio yang semakin canggih dan berkualitas tinggi, mampu menghasilkan suara menggelegar namun tetap jernih.
Inovasi ini menjadikan sound horeg semakin diminati dan sering dijadikan andalan dalam berbagai acara hiburan.
Baca juga: Sumber Kekayaan Suami Boiyen Bawa Emas 15 Gram dan Mahar Rp 110 Juta, Pantas Diterima Senang Hati
Dampak dan Kontroversi Seputar Sound Horeg
Sound horeg telah menjadi fenomena yang menarik perhatian banyak orang, namun penggunaannya juga menimbulkan berbagai dampak dan kontroversi.
1. Dampak Positif Sound Horeg
Sound horeg berperan dalam menghidupkan suasana acara seperti karnaval dan perayaan desa, memberikan hiburan yang meriah bagi masyarakat.
Selain itu, fenomena ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dengan meningkatkan permintaan terhadap jasa penyewaan sound system dan menarik pengunjung ke acara-acara tersebut.
2. Dampak Negatif Sound Horeg
Penggunaan sound horeg dengan volume tinggi dapat menyebabkan gangguan pendengaran bagi mereka yang terpapar dalam jangka waktu lama.
Kebisingan yang dihasilkan juga berpotensi merusak bangunan di sekitarnya, seperti retaknya dinding atau pecahnya kaca jendela akibat getaran yang kuat.
3. Kontroversi Seputar Sound Horeg
Sound horeg memang menjadi fenomena unik di dunia hiburan karena menciptakan suasana yang meriah di berbagai acara.
Keberadaannya membawa kesenangan bagi banyak orang yang menikmati musik dengan suara yang menggelegar dan menggetarkan.
Namun, beberapa kalangan mengkritik sound horeg sebagai budaya buatan yang tidak mencerminkan kearifan lokal dan lebih banyak menimbulkan gangguan daripada manfaat.
Insiden kerusakan fasilitas umum akibat penggunaan sound horeg yang berlebihan telah memicu perdebatan mengenai batasan volume dan waktu penggunaan yang seharusnya diterapkan.
Sehingga, kontroversi seputar kebisingan dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar juga tidak bisa diabaikan begitu saja.
Agar fenomena ini tetap dinikmati tanpa merugikan pihak lain, perlu adanya keseimbangan dalam penggunaannya, baik dari segi volume maupun regulasi.
pernikahan di Pasuruan dengan mahar sound horeg
Choirul Ricky Angkoso
mahar sound system
viral di media sosial
akad nikah
Kabupaten Pasuruan
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
| Sosok Faisal Tanjung yang Ogah Disalahkan usai Laporkan 2 Guru Gegara Uang Rp 20 Ribu, PGRI: Selesai |
|
|---|
| Panggil Korban Dua Kali, Maling Beraksi Ambil Uang Rp 1 Juta, Aksi Bukan yang Pertama Kali |
|
|---|
| Dituding Cerai Demi Nikahi Pria Beri Mobil Pajero, Dhia Gemoy Murka: Suami Tidak Ada Gunanya |
|
|---|
| Kondisi Muhdar, Pencari Burung Membuat Status WA Tak Kuat Jatuh di Gunung, Kini Ditemukan |
|
|---|
| Nasib 4 Sekolah Swasta Ditutup Pemkab Padahal Sudah Puluhan Tahun Berdiri, Tak Ada Murid Sama Sekali |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Sosok-Choirul-Warga-Pasuruan-Beri-Mahar-Sound-Horeg-Rp-4-Juta-saat-Menikah-Wiwid-sang-Istri-Senang.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.