Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Firasat Aneh Keluarga Santri Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny: Video Lama Tiba-tiba Di-like

Mohammad Aziz Pratama Yudistira (16) menjadi satu diantara tujuh jenazah korban tragedi ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM/Luhur Pambudi
ISAK TANGIS - Ibunda Aziz, Sukarti terus menerus menangis seusai melihat jenazah sang anak, Mohammad Aziz Pratama Yudistira (16) di RS Bhayangkara Surabaya, pada Senin (6/10/2025). Anaknya menjadi salah satu korban dalam insiden musala ambruk di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. 

Poin penting:

  • Mohammad Aziz Pratama Yudistira (16), santri asal Cikarang Barat, teridentifikasi sebagai salah satu korban tewas tragedi ambruknya gedung Ponpes Al Khoziny melalui pemeriksaan medis, gigi, dan barang pribadi.
  • Ibunda Aziz, Sukarti, histeris saat melihat jenazah anaknya di RS Bhayangkara Surabaya.
  • Paman korban, Muzaini, merasa mendapat firasat aneh beberapa jam sebelum kejadian melalui video lama Aziz di TikTok yang tiba-tiba disukai sejumlah akun.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Mohammad Aziz Pratama Yudistira (16) menjadi satu diantara tujuh jenazah korban tragedi ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang berhasil teridentifikasi oleh Tim DVI Polda Jatim di RS Bhayangkara, Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (6/10/2025) sore. 

Pada malam harinya, jenazah Aziz sapaan akrab santri kelas dua madrasah aliyah atau setara SMA itu, bakal diserahkan kepada anggota keluarganya yang tinggal di Cikarang Barat, Jawa Barat. 

Namun, sebelum itu, Sukarti sang ibunda, yang baru tiba di RS Bhayangkara Surabaya ingin melihat wajah sang anak sulung setelah lebih dari seminggu dikabarkan hilang dalam tragedi ambruknya gedung bertingkat empat itu. 

Ibu dua anak itu dengan tatapan mata sayu setelah menahan kantuk karena tak tidur berhari-hari mencari keberadaan sang anak, lantas dipersilahkan oleh petugas DVI untuk memasuki tenda khusus berwarna oranye tempat pemulasaraan jenazah. 

Baca juga: UPDATE Jumlah Korban Ambruknya Gedung Ponpes Al Khoziny 1 Body Part Ditemukan, Tembus 170 Orang 

Langkah kakinya yang gontai itu, berjalan menyusuri halaman sisi barat kamar mayat secara perlahan menuju ke tenda khusus yang bersebelahan dengan ruangan rekonsiliasi. 

Di ruangan tenda tersebut, Sukarti diberi kesempatan melihat sang anak. Air mukanya tampak datar dan tatapannya kosong sepanjang dibopong perlahan menuju ke ruangan tenda itu. 

Setibanya di dalam tenda, tak dinyana-nyana, Sukarti langsung menjerit berkalang tangis tatkala diperlihatkan wajah sang anak yang sudah dimasukkan dalam peti berwarna putih. 

Baca juga: Dari 42433 Ponpes, Ternyata Hanya 50 yang Punya Izin Mendirikan Bangunan: Tanggung Jawab Pengelola

Tak kuat terus menerus menangis di dalam tenda, Sukarti akhirnya dibopong keluar dari sana oleh beberapa kerabatnya dan petugas DVI yang mengarahkan ke tenda ruang tunggu keluarga korban. 

Sukarti didudukkan di salah satu kursi besi bersandar beralaskan spon warna biru. Sepanjang menunggu prosesi salat jenazah terhadap tujuh jenazah yang berhasil teridentifikasi namanya. Tangis perempuan berkerudung motif gambar bunga-bunga warna cokelat itu, tak juga mereda. 

Paman korban, Muzaini (39) memaklumi bahwa sejak memperoleh kabar bahwa Aziz belum ditemukan pascaambruknya gedung tersebut pada Senin (29/10/2025) kemarin, Sukarti sudah kehilangan kesadarannya.

Baca juga: Tatapan Kosong Ayah Ahmad Rijalul Haq Pandangi Peti Jenazah Anaknya Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny

Sukarti berkali-kali pingsan dan menangis sepanjang hari dan berlangsung berhari meratapi hilangnya Aziz, selama menunggu di ruang tunggu keluarga yang disediakan pihak ponpes di kompleks Ponpes Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. 

Mungkin, seingat Muzaini, kondisi psikologi ibunda Aziz baru sana stabil dan mulai menerima nasib kepergian sang anak pada sehari lalu; Minggu (5/10/2025). 

Itulah mengapa dirinya enggan mengajak ngobrol banyak hal terkait cerita mengenai firasat atau hal ihwal yang mengaitkan pada sosok Aziz. 

Bisa-bisa Sukarti kembali syok dan perasaan mulai menerima takdir atas kepergian sang anak, malah makin bubrah. 

"Firasat engga ada. Karena ibunya (Sukarti) baru stabil baru kemarin hari minggu. Dan kita  enggak sempat mengorek tentang apa-apa. Takut tambah sedih gitu," katanya saat ditemui di RS Bhayangkara Surabaya, pada Senin (6/10/2025) malam. 

Justru firasat yang menandai kepergian sang keponakan; Aziz, sempat muncul pada pengalamannya.

Pada hari kejadian itu; Senin (29/9/2025) kemarin, dirinya mendapati sejumlah keanehan, saat bermain Aplikasi TikTok. 

Video konten TikTok berbahan foto dan video merekam momen Aziz tatkala masih pertama kali mondok di Ponpes Al-Khoziny, disukai oleh beberapa akun. 

Hal itu aneh dirasa oleh Muzaini karena video tersebut merupakan konten terbilang lawas karena dibuat dan diunggah sekitar empat tahun lalu. 

Pasalnya, pada saat itu, pihak keluarga yang kerap menjenguk atau 'sambang' Aziz pada waktu awal pertama kali mondok, adalah dirinya karena memang tinggal di Kota Surabaya. 

Nah, pada momen pertemuan 'sambang' di tahun itu, ia sempat merekam video dan memfoto sosok Aziz untuk dikirimkan pada nomor ponsel ibunya yang tinggal di Cikarang, Bekasi Barat, Jabar. 

Namun, ada juga beberapa foto dan video Aziz itu, sengaja dijadikan konten video akun TikTok-nya sekadar untuk kenang-kenangan. 

"Justru kalau firasat, malah dari saya pribadi. Saya kan main TikTok. Saat dia dulu awal mondok, saya yang sering kirim dan sambang untuk bawa makanan ke pondok," bebernya. 

Peristiwa kecil tersebut dirasa Muzaini aneh. Karena seperti menjadi sebuah petanda akan insiden tragis tersebut. 

Pasalnya, terjadi pada pukul 12.00-12.30 WIB, atau sekitar empat jam sebelum insiden ambruknya gedung ponpes tersebut, pada pukul 15.30 WIB. 

Semula ia menganggap peristiwa kecil tersebut sebagai isapan jempol belaka. 

Namun, tatkala menyadari bahwa beberapa potongan video amatir kejadian tersebut, berlokasi di Ponpes Al-Khoziny tempat mondok Aziz. 

Barulah Muzaini menyadari bahwa peristiwa aneh saat bermain TikTok itu, merupakan petanda kepergian tragis dari sang keponakan. 

Apalagi, tatkala dirinya pada saat mendatangi ponpes tersebut tepat pada hari kejadian, dan tidak menemukan keberadaan sang keponakan hingga seminggu ke depan, yakni pada Senin (6/10/2025). 

"Jam 12.00 sampai 12.30 WIB. Itu video 4 tahun lalu, iya tiba-tiba di-like orang. Nah ini ada apa. Pas jam 14.30, saya habis salat Ashar, saya dapat telpon. Kalau di ponpes Itu ada musibah gedung ambruk," terangnya. 

Setahu Muzaini, keluarga Aziz terakhir kali berkomunikasi dengan sang anak pada dua hari sebelum kejadian, Sabtu (27/10/2025). 

Itu pun sebenarnya pihak keluarga dikirimi video oleh pengajar pondok yang merekam momen Aziz sedang menyetorkan hafalan mengaji sebuah kitab. 

Video tersebut membuat terenyuh keluarga Aziz di rumah. Maklum saja, jarak tempuh panjang membentang di antara tiga provinsi Pulau Jawa; Cikarang Jabar dengan Sidoarjo Jatim, tak bisa membuat orangtua Aziz sering-sering sambang. 

"Aziz kelas 2 SMA. Terakhir komunikasi, keluarga dapat kiriman video dari ustadnya, korban setor hafalan kitab. Hari Sabtu. Iya 2 hari sebelum kejadian," jelasnya. 

Mengenang sosok Aziz, seingat Muzaini, sulung dari dua bersaudara itu, merupakan pribadi yang lugu dan pendiam. Meskipun secara akademis, Aziz terbilang sebagai anak yang biasa-biasa. Namun, memiliki karakter yang rajin dan gigih. 

"Dia rajin. Dan polos. Dia itu kalau lagi liburan puasa. Di rumah enggak ngapa ngapain. Ya dia lebih memilih habiskan waktu sama orangtua mungkin. Palingan dia main ke rumah temannya. Tapi kalau disuruh pulang ya pulang," katanya. 

Terlepas dari itu semua, Muzaini benar-benar dibuat kagum dengan momentum meninggalnya sang keponakan karena ditengah proses menuntut ilmu dan tepat saat sujud menjelang rakaat ketiga. 

"Meninggalnya dia saat sujud salat ashar rakaat ketiga. Ashar 4 rakaat, dia lagi rakaat ketiga, lalu ambruk. Ini meninggalnya sahid, kami minta do'anya ya mas," pungkasnya. 

Sementara itu, kantong jenazah bernomor PM RSB B-027 teridentifikasi melalui gigi, medis dan properti atau barang kepemilikan, cocok dengan nomor AM 039 sebagai Mohammad Aziz Pratama Yudistira, laki-laki 16 tahun, alamat Kampung Pulo Kapuk Mekar Mukti Cikarang Utara Bekasi Barat, Jabar. 

Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Pol dr M Khusnan Marzuki mengatakan, terungkapnya identitas tujuh jenazah pada hari ini, menambah daftar nama korban meninggal dunia yang berhasil diidentifikasi dalam insiden tersebut, menjadi total 17 jenazah. 

"Sampai hari ini, tim gabungan telah berhasil mengidentifikasi total 17 korban dari 59 kantong jenazah yang diterima. Saat ini proses operasi DVM masih berjalan dengan melakukan pendalaman baik nomor AM maupun PM," ujar dr M Khusnan, di depan Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved