Siapa Sosok Seleb TikTok Dipolisikan Ayahnya Sendiri? Kuras Rp600 Juta Buat Game hingga Kerap Aniaya

TRIBUNJATIM.COM - Seorang seleb TikTok bernama Venlie dilaporkan ke polisi oleh ayah kandungnya sendiri.

Bukan tanpa sebab, sang ayah melaporkan anaknya karena mengaku sudah tidak sanggup menghadapi perilaku Venlie.

Sang anak disebutnya kerap mencuri uang hingga ratusan juta rupiah dan melakukan penganiayaan setiap kali dilarang bermain game online.

Kasus ini terungkap setelah akun Instagram @venlie7 mengunggah sejumlah IG Story pada Rabu (8/10/2025).

Dalam unggahan ini, sang ayah mengambil alih akun putranya untuk membeberkan tabiat asli Venlie yang selama ini disembunyikan dari publik.

"Hari ini saya mencuri uang papa saya Rp55 juta buat Growtopia. Tindakan ini sudah sering saya lakukan," tulis akun tersebut.

Belakangan diketahui bahwa tulisan tersebut dibuat oleh ayah Venlie sebagai bentuk klarifikasi kepada pengikut sang anak.

Dalam unggahan lanjutan, sang ayah menjelaskan bahwa laporan polisi telah dibuat karena Venlie kembali mencuri uang miliknya.

Bahkan, sang ayah berencana menjual motor Supra miliknya.

"Udah di Polsek Wiyung, guys, anaknya. Saya udah nggak sanggup urus. Nih besok Supra juga saya jual," tulisnya.

Ia juga mengaku bahwa total uang yang sudah dihabiskan Venlie untuk bermain game online Growtopia mencapai lebih dari Rp600 juta.

"Total udah Rp600++ habis di Growtopia," sambungnya.

Tak hanya mencuri, Venlie disebut kerap menganiaya ayahnya sendiri setiap kali dilarang bermain atau diminta berhenti.

"Ketika dimarahi, dia akan marah balik. Saya pernah dianiaya, sampai memar semua.

Dia selalu janji tobat dan nggak mengulangi, tapi udah ke-30 kali lebih rasanya," lanjutnya.

Baca juga: Nur Hayati Kaget Diminta PLN Bayar Denda Listrik Rp7 Juta, Hidup Pas-pasan: Untuk Makan Saja Susah

Dalam unggahan lain, sang ayah menyebut perilaku anaknya sudah di luar batas.

"Ketika dimarahi, dia akan marah balik. Memang psycho," tulisnya tegas.

Ayah Venlie mengaku sudah berulang kali memberi kesempatan pada anaknya untuk berubah, namun hasilnya nihil.

"Saya udah dukung sepenuhnya kariernya, tapi rasanya memang perlu dibawa ke psikiater atau dimasukkan penjara saja."

Ia juga sempat mengunggah foto dirinya bersimbah darah sebagai bukti kekerasan yang dilakukan oleh putranya.

"Ini benernya hasil yang dipukuli, guys. Pesanku, di kemudian hari siapapun jangan mau jadi pasangan hidupnya.

Jangan jodohkan teman atau saudara kalian sama dia. Dia ini monster. Omongan tobat = bohong.

Hanya di depan teman-temannya aja dia kelihatan baik dan nurut orang tua," tulisnya.

Unggahan-unggahan tersebut sontak membuat publik terkejut.

Banyak pengikut Venlie yang awalnya bingung, karena akun sang seleb tampak diambil alih oleh orang lain.

Namun, setelah melihat rentetan pernyataan dan bukti foto, publik akhirnya menyadari bahwa akun tersebut memang digunakan sang ayah untuk mengungkapkan kebenaran.

Hingga kini, Venlie telah diamankan oleh pihak kepolisian dan ditahan di Polsek Wiyung, Surabaya.

Akun Instagramnya sudah tidak bisa ditemukan, sementara akun TikTok-nya masih ada, namun tidak menampilkan aktivitas terbaru.

Game Growtopia sendiri merupakan permainan sandbox multiplayer online yang dikembangkan oleh Ubisoft Abu Dhabi.

Dalam game ini, pemain bisa bertani, membangun dunia, berdagang, atau bertarung dengan pemain lain.

Growtopia juga memiliki sistem transaksi mikro, di mana pemain dapat membeli item, blok, dan mata uang virtual.

Meski tampak seperti game kreatif biasa, komunitas game ini dikenal memiliki fitur mirip perjudian digital (judol).

Beberapa pemain menggunakan sistem 'roulette' dan 'gacha' untuk bertaruh item atau mata uang dalam game, yang kemudian dijadikan ajang taruhan antar pemain.

Sistem inilah yang sering membuat pemain kecanduan dan terus mengeluarkan uang sungguhan.

Baca juga: Alasan Ari Tutup Akses Jalan Umum Dibantah Ketua RW, Tabiatnya Bikin Warga Terganggu: Kali Ini Parah

Kisah berbeda justru dialami siswa SMA di Riau yang dilarang orang tuanya bermain game.

Ia justru menjadi hacker etis pertama asal Indonesia hingga mendapat penghargaan dari NASA.

Siswa SMA tersebu adalah Alexsandro Alvino.

Alex, sapaan akrabnya, merupakan siswa kelas 12 SMA Metta Maitreya di Riau.

Alex yang dilarang bermain game memanfaatkan waktunya untuk mempelajari coding dan keamanan siber.

Hasilnya, ia bisa menembus sistem keamanan NASA dan mendapat penghargaan resmi dari lembaga antariksa Amerika Serikat itu.

Di usianya yang masih belia, Alex berhasil menjadi hacker etis pertama asal Indonesia yang meraih sertifikat penghargaan dari NASA berkat kontribusinya dalam mengungkap celah keamanan di sistem mereka.

Alex mengungkapkan awal ketertarikannya pada dunia cybersecurity dimulai karena ia tidak diizinkan orangtuanya untuk bermain game.

Larangan tersebut justru membuatnya mencari kegiatan alternatif yang lebih produktif.

"Saya bisa sampai ke titik ini juga karena orangtua saya tuh melarang saya main game. Jadi ketika saya udah nggak boleh main game saya bingung mau ngapain kak dan akhirnya saya belajar. Dan itu yang bangun konsistensi saya," ujar Alex kepada Kompas.com, Selasa (5/8/2025).

Ia kemudian mendalami coding lebih dalam dan memperluas minatnya ke dunia keamanan siber, terutama setelah melihat meningkatnya tren kecerdasan buatan (AI) dan potensi karier di bidang ini.

Meskipun baru sekitar 11 bulan mempelajari keamanan siber, Alex langsung menantang dirinya dengan mengikuti program resmi milik NASA bernama Vulnerability Disclosure Program (VDP).

"Memang itu kan VDP, VDP itu adalah vulnerability disclosure program, jadi saya dapet penghargaan, yaitu berupa sertifikat apresiasi dari NASA," jelasnya.

Selama satu bulan penuh, ia mempelajari sistem keamanan NASA dan berhasil menemukan tiga kerentanan yang dikategorikan dalam level P4.

Temuan ini tidak hanya membantu NASA memperbaiki sistem mereka, tapi juga membawa Alex pada pengakuan internasional.

"Saya ngulik-ngulik dan ternyata selama sebulan saya ngulik, dapet juga (kelemahannya), saya dapet P4 itu totalnya tiga, saya dapat penghargaan dari NASA," katanya bangga.

Menurut Alex, sejauh penelusurannya, belum ada orang Indonesia yang masuk dalam daftar penghargaan VDP NASA pada kategori serupa.

Kini, namanya tercatat dalam platform Crowd Stream NASA bersama para ahli keamanan siber dari berbagai belahan dunia.

"Karena di situ untuk orang Indonesia sendiri yang saya cari selama ini memang enggak ada yang dapet P1 atau kritikal di website NASA atau globe.gov," tambahnya.

Setelah membagikan pencapaiannya di LinkedIn, Alex mulai dilirik oleh beberapa institusi pemerintah yang menawarkan proyek keamanan siber.

Ia kini dipercaya untuk melakukan audit sistem, dan bisa menghasilkan pendapatan dari hasil temuannya.

"Jadi saya disuruh nyari kerentanan di sana, kalau saya dapet kerentanannya itu misalnya level kerentanan yang tersebut adalah kritis atau sangat krusial bakal dikasih penghargaan atau reward yang simple oleh mereka," jelasnya.

Baca juga: Tak Kebal Ditegur Gegara Tutup Akses Jalan Umum, Ari Pernah Kejar Ketua RW Pakai Senjata Tajam

Meski sudah mendapat proyek dan penghasilan, Alex tetap memilih untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,.

Ia merasa kemampuannya masih harus terus diasah.

"Jadi memang di atas langit tuh masih ada langit. Saya masih perlu banyak belajar sih," tutupnya dengan rendah hati.

Kisah Alexsandro Alvino adalah contoh nyata bahwa batasan bisa menjadi peluang, jika disikapi dengan sikap positif.

Berawal dari larangan bermain game, ia justru menemukan jalan menuju dunia teknologi global.

Bukan sekadar 'menjebol sistem NASA', tapi ia juga membuktikan bahwa hacker bisa membawa perubahan, bukan kehancuran.