Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

UMKM di eks Lokalisasi Dolly Surabaya

KUB Mampu Jaya, Usaha di Kawasan eks Dolly yang Masih Bertahan Berkat Dukungan Pemkot Surabaya

Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mampu Jaya yang hingga hari ini masih bertahan, bahkan tetap menerima dukungan fasilitas dari Pemkot Surabaya

|
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Fikri Firmansyah
MEMPERLIHATKAN DERETAN SEPATU - Ketua KUB Mampu Jaya, Atik, memperlihatkan deretan sepatu pesanan pabrik di rumah produksi eks Wisma Barbara kepada Harian Surya, Kamis (20/11/25). Meski 11 tahun berlalu sejak penutupan Dolly, KUB Mampu Jaya mengaku masih menerima dukungan fasilitas dari Pemkot Surabaya. 
Ringkasan Berita:
  • KUB Mampu Jaya masih bertahan di eks Dolly dengan fasilitas gedung gratis dari Pemkot Surabaya.
  • Jumlah anggota menyusut dari 30 menjadi 16, fokus produksi sandal, sepatu, dan sliper hotel.
  • Atik berharap pendampingan rutin agar UKM eks Dolly tidak meredup dan tetap berkembang.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Fikri Firmansyah

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Setelah 1 dekade lebih tepatnya pada pada 2014 bulan Juni, denyut usaha kecil di kawasan eks lokalisasi Dolly Surabaya ternyata belum benar-benar padam.

Salah satunya datang dari Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mampu Jaya yang hingga hari ini masih bertahan, bahkan tetap menerima dukungan fasilitas dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Ketua KUB Mampu Jaya, Atik Triningsih, menceritakan hal tersebut ketika ditemui Harian Surya dan Tribun Jatim Network pada Kamis (20/11/25) di rumah produksi mereka yang berada di bekas Wisma Barbara, jantung kawasan eks Dolly.

Atik, begitu ia akrab disapa, mengatakan bahwa dukungan pemerintah masih mereka rasakan hingga kini.

Sejak tahun pertama pasca-penutupan Dolly, kelompoknya diberi ruang usaha oleh Pemkot Surabaya. Hingga kini, mereka masih diperbolehkan menggunakan gedung tersebut tanpa biaya sewa.

Baca juga: Kisah Sutrisno Warga di Kawasan eks Dolly Temukan Harapan Baru Jadi Pelatih Batik

Perjalanan KUB Mampu Jaya

“Tempat ini milik Pemkot. Kami diberi izin menempati, dan listrik serta air juga ditanggung pemerintah. Itu dukungan yang masih terus kami terima sampai sekarang,” ujar Atik.

Bagi para anggota KUB, keberadaan fasilitas gratis itu menjadi penopang penting untuk menjaga produksi tetap berjalan di tengah fluktuasi pesanan.

Ia menceritakan, pada tahun-tahun awal pendirian, KUB Mampu Jaya memiliki sekitar 30 anggota yang aktif mengikuti pelatihan dan program pendampingan.

Namun semakin ke sini, jumlah tersebut menyusut. Kini hanya tersisa 16 anggota yang benar-benar aktif.

Baca juga: Pascapenggerebekan, Pemkot Surabaya Perketat Pengawasan Eks Lokalisasi Moroseneng: Dirikan Pos PAM

Menurut Atik, sebagian memilih bekerja dari rumah karena pendapatan tidak setinggi masa awal pemulihan pasca-penutupan Dolly. Yang tersisa adalah mereka yang sudah stabil secara keahlian dan komitmen.

“Yang bertahan ini (16 anggota) ya yang sudah settle,” ujarnya.

Saat ini, KUB Mampu Jaya fokus memproduksi sepatu dan sandal pesanan pabrik, serta sliper hotel yang dianggap sebagai produk paling stabil permintaannya.

Adapun untuk sistem kerja mereka berbasis borongan sesuai jumlah pesanan, bukan gaji bulanan.

Dengan skema tersebut, usaha tetap berjalan secara mandiri, meski fasilitas produksi tetap mengandalkan dukungan pemerintah.

Dukungan Pemerintah

Dalam wawancara ini, Atik juga sempat mengenang masa Wali Kota Tri Rismaharini, yakni ketika kelompoknya sering diajak mengikuti berbagai pameran UMKM. Pameran menjadi ruang penting untuk memperluas jaringan dan mengenalkan produk mereka.

Namun beberapa tahun terakhir, kesempatan mengikuti pameran semakin jarang. Meski demikian, Atik menegaskan bahwa pemerintahan Wali Kota Eri Cahyadi tetap memberikan dukungan, terutama melalui keberlanjutan penggunaan gedung produksi.

“Kami tetap dibolehkan menempati tempat ini. Itu juga bantuan. Hanya saja pameran memang sudah jarang,” ucapnya.

Banyak UMKM yang Kurang Diperhatikan 

Atik berharap Pemkot Surabaya tidak hanya menyediakan fasilitas tempat, tetapi juga kembali menggiatkan pendampingan dan kunjungan rutin.

Menurutnya, banyak UKM di eks Dolly yang kini meredup karena kurang perhatian.

Baca juga: Terjunkan Tim Gabungan, Pemkot Surabaya Bantu Lengkapi Adminduk Anak Eks Lokalisasi Dolly

“Bukan soal pameran saja. Kami butuh sharing, kunjungan, dan perhatian supaya UKM yang dulu sempat dilatih tidak mati semua. Sayang dulu sudah dibangun sedemikian rupa,” jelasnya.

Saat ini, KUB Mampu Jaya menjadi satu dari sedikit kelompok usaha yang masih bertahan di kawasan yang dulu digagas sebagai kampung UKM setelah penutupan Dolly.

Berbagai aktivitas produksi masih terlihat di bekas bangunan wisma yang kini berubah fungsi menjadi ruang usaha.

Meski pendapatan masa lalu diakui lebih besar, Atik merasa kehidupan saat ini jauh lebih tenang dan terukur.

“Kalau boleh memilih, saya pilih yang sekarang. Lebih tenang, dan penghasilan tiap bulan lebih jelas,” tutupnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved