Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Bahas Isu Kiamat, Ini Hasil Mediasi Antara Pondok Pesantren dan MUI Kasembon Batu, Apa Saja ?

Bahas Isu Kiamat, Ini Hasil Mediasi Antara Pondok Pesantren dan MUI Kasembon Batu, Apa Saja ?

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Sudarma Adi
SURYA/SANY EKA PUTRI
aktivitas santri di Pondok Pesantren Miftahul Falahil Mubtadiin di Batu seusai sholat, Kamis (14/3). 

TRIBUNJATIM.COM, BATU - Mediasi antara pihak Pondok Pesantren Miftahul Falahil Mubtadiin, bersama Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika), dan MUI Kecamatan Kasembon menghasilkan dua poin penting.

Hal itu disampaikan Ibnu Mukti wakil MUI Kecamatan Kasembon.

Poin yang pertama ia menjelaskan bahwa adanya isu kiamat, isu persiapan senjata pedang untuk perang, dan lainnya itu karena masyarakat salah menilai.

Isu Kiamat, Begini Doktrin Kepada 52 Warga Ponorogo, Sehingga Mereka Pindah ke Malang

Polres Batu Selidiki Penyebar Isu Kiamat, Imbau Masyarakat Tak Telan Mentah Informasi yang Beredar

Ibnu mengakui apa yang disampaikan pengasuh Ponpes KH Romli Soleh Syaifudin itu memang benar.

"Poin yang pertama ini kami meminta kepada Gus Romli selaku pengasuh agar lebih berhati-hati dalam menyampaikan fatwa," kata Ibnu saat ditemui di Ponpes Miftahul Falahil Mubtadiin, Kamis (14/3).

Nasib Mantan Syahrini Terbongkar, Feni Rose Kaget Dengar Cerita Pedangdut Terkait Sang Bos Batubara

Ia menjelaskan fatwa yang dimaksud ini adalah semisal tentang hari kiamat.

Tidak ada yang salah dari kajian yang diberikan oleh pengasuh ponpes tersebut. Pengasuh Ponpes itu memberikan fatwa itu hanya untuk forum internalnya saja. Tidak untuk forum umum.

"Baik itu ia sampaikan dalam forum internal dalam bagian dari belajar di sini. Istilahnya menggunakan bahasa yang benar, agar pesan itu sampai ke masyarakat juga benar," imbuhnya.

Poin yang kedua, ia juga meminta agar santri di ponpes ini membuka diri atau lebih berinteraksi dengan masyarakat sekitar.

Sebelumnya memang santri di sini menutup diri dari warga setempat, jarang berinteraksi.

"Intinya yang menjadi seperti ini adalah soal penyampaian gus Romli terkait materi meteor. Dan itu sudah berjalan selama tiga tahun.

Nah dalam materi waspada meteor itu mengandung materi datangnya meteor, tanda-tanda datangnya kiamat. Lalu hal inilah yang disalahgunakan oleh oknum," kata Ibnu.

Menurutnya hal ini bisa jadi pelajaran dalam ketelitian saat menyampaikan suatu ilmu kepada masyarakat.

Adanya hal ini juga ditanggapi oleh masyarakat sekitar ponpes. Subandi (78) masyarakat sekitar menanggapi hal seperti ini yaitu isu kiamat sudah dekat sudah ia dengar jauh-jauh hari. Tetapi ia tidak terlalu menghiraukan dengan serius.

Ditanya terkait keresahan masyarakat sekitar Subandi mengakui sudah hal biasa dan sewajarnya.

"Kalau malam ya memang ada suara mengaji yang terdengar keras. Ya itu hal biasa. Tapi kalau soal interaksi warga dengan santri tidak pernah ada interaksi. Mereka datang, ya sudah datang, tidak menyapa warga sini," ungkapnya. 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved