4 Program Keahlian di PPDB SMKN 13 Kota Malang Masih Kurang Siswa, Kondisi Lokasi Jadi Faktornya
Pengumuman PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) di SMKN 13 Kota Malang belum bisa memenuhi pagu onlinenya.
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Pengumuman PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) di SMKN 13 Kota Malang belum bisa memenuhi pagu onlinenya.
Sampai diumumkan pada Sabtu (22/6/2019), empat program keahlian masih kurang siswa.
Yaitu Nautika Kapal Niaga, Asisten Keperawatan, Multimedia dan Agribisnis Hasil Pengolahan Pertanian.
"Bahkan dari program Agribisnis dari PPDB online hanya dapat dua siswa. Ditambah siswa baru dari PPDB ofline hanya dapat 15 siswa. Sedang program Asisten Keperawatan baru dapat satu kelas dari dua kelas. Sedang Nautika baru dapat 33 siswa termasuk dari offline. Padahal pagu dua kelas 48 orang," kata Urip Widodo, Ketua Panitia PPDB SMKN 13 Kota Malang pada suryamalang.com (grup TribunJatim.com), Senin (24/6/2019).
• Curhatan Orangtua Siswa Tak Lolos PPDB Zonasi, Akui Kecewa hingga Berharap Masih Dapat Kesempatan
• Dampak Sistem Zonasi PPDB 2019, Anggota DPRD Jember dan Sang Anak Jadi Korban, Sebut Perlu Evaluasi
Dari program Multimedia hampir penuh. Sedang Keperawatan baru dapat 36 siswa. Dikatakan, kondisi tiap tahun seperti ini saat PPDB.
Maka ia memberi kesempatan pada lulusan SMP yang belum dapat sekolah atau belum diterima di sekolah swasta untuk memanfaatkan sisa pagu untuk mendaftar.
Untuk itu siswa harus membuat surat pernyataan bahwa mereka sekolah di situ atas keinginan sendiri.
"Mungkin karena kondisi geografis SMKN ini jauh. Orangtua pasti juga memikirkan transportasi ke sekolah ini. Selain itu juga ada program keahlian yang sama dengan SMK-SMK yang berada di tengah kota," papar Urip.
Jumlah pagu SMKN 13 untuk siswa baru sebanyak 264 siswa. Namun baru terjaring 122 siswa. Sehingga yang memilih ke SMKN 13 adalah anak-anak yang sudah niat sekolah disini.
"Kalau promosi sekolah ya sudah baik di website sekolah atau media sosial. Kami juga promo ke sekolah-sekolah," jelasnya.
Tapi ia kerap dapat pertanyaan mengenai ketidaktahuan lokasi SMKN.
"Misalkan dibilang Merjosari naik, pasti ortu sudah membayangkan sangat jauh," katanya.
Sekolah ini berada di kawasan perumahan Vila Bukit Tidar.
Sebelumnya sempat satu atap dengan SMPN 25 dan kemudian pindah ke lahan lain di area perumahan ini.
"Sekolahnya paling luas. Lahannya 3 hektare. Tapi masih sulit mendapat siswa. Kalau kualitas gurunya, saya jamin sama dengan sekolah lain," jelasnya.