Tolong Ortunya yang Petani, Siswa SMK ini Ciptakan Alat Pembasmi Hama Tenaga Matahari
Temuan penyemprot hama tenaga matahari para siswa SMK ini benar-benar jadi solusi cospleng para petani. Sederhana tapi luar biasa.
Penulis: Rorry Nurmawati | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Di jaman serba modern ini, masih banyak para petani masih menggunakan peralatan tradisional.
Namun berkat inovasi baru dari para pelajar SMK Negeri 1 Pungging, Kabupaten Mojokerto, kini petani tak perlu repot lagi.
Hanya dengan mengandalkan tenaga matahari, mereka bisa membasmi hama tanpa harus memompa secara manual.
Peralatan canggih ini diciptakan oleh para pelajar kelas XII Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL), demi meringankan beban petani yang masih mengandalkan peralatan tradisional.
Mahasiswa FK Unair Ciptakan Aplikasi Deteksi Katarak Berbasis Android, Operasinya Mudah Banget
Menurut para pelajar ini, peralatan tradisional yang digunakan petani dinilai kurang efektif.
"Karena petani sekarang masih banyak yang pakai pompa manual," kata Pambudi Prasojo seorang pelajar SMKN 1 Pungging, Selasa (19/12/2017).
Untuk itu, sekelompok pelajar ini pun mulai riset dan uji coba untuk menciptakan ramuan yang pas.
Percobaan pertama, mereka menciptakan sebuah alat penyemprot dengan menggunakan sistem listrik.
"Dari alat yang manual, kami mencoba menciptakan alat dengan komponen listrik," imbuhnya.
Sisihkan Uang Jajan, Pelajar SMK di Pasuruan ini Tandai Ribuan Jalan Berlubang
Yayuk Astuti, Wanita Penyulap Eceng Gondong jadi Ladang Fulus
Sayangnya, alat bertenaga listrik itu masih dirasa kurang efektif. Sebab jika baterai habis, maka petani harus kembali mengisi ulang.
Sedangkan di persawahan, petani akan kesulitan mendapatkan sumber listrik.
"Ternyata pakai listrik pun tetap kurang sederhana, lalu bagaimana caranya supaya mereka ini tetap bisa bekerja tanpa harus kehabisan tenaga. Dari situlah muncul alat tenaga matahari ini," jelasnya.
Hingga akhirnya penyemprot bertenaga matahari atau solar cell pun tercipta.
Melihat 7 Tahun Perjuangan Rizki Tekuni Bisnis Hingga Gapai Sukses, dari Manual Hingga Online
Dengan begitu, petani cupu memanfaatkan tenaga matahari dan tak perlu khawatir kehabisan saat bekerja di sawah.
"Kalau pakai tenaga matahari, dimanapun bisa digunakan, tanpa perlu bolak balik pulang. Karena secara otomatis bisa langsung mengisi ulang sendiri setelah terkena sinar matahari," terang Pambudi.
Alat yang diciptakan tidak jauh beda dengan alat penyemprot pada umumnya. Hanya saja para pelajar ini telah memodifikasi dengan menambahkan panel surya 10 watt yang diletakkan di atas tabung.
"Panel ini gunanya untuk mengolah sinar matahari menjadi tenaga listrik, yang kemudian mengalir ke sebuah alat control carger untuk menyimpan tenaga listrik. Kalau baterainya penuh, bisa digunakan dua sampai tiga jam selama berada dibawah sinar matahari," jelas Pambudi.
Depot dan Warung di Surabaya Bakal Kena Pajak Online, Ribuan Alat Khusus ini Dipasang untuk Deteksi
Dukung Swasembada Pangan, Daerah ini Bikin Gerakan Tiada Hari Tanpa Penen Padi
Kepala SMKN 1 Pungging Prapti Widodo mengatakan, kedepannya alat ini akan diproduksi secara massal. Mengingat biaya pembuatan yang terbilang murah, dan tidak memberatkan petani.
"Biaya yang kami keluarkan tidak lebih dari Rp 1 juta, kami rasa masih bisa dijangkau oleh petani," tegasnya. (Surya/Rorry Nurmawati)