Pengakuan Calon Perawat Ini Bikin Pedih, Dilecehkan Dokter Saat Jalani Tes Kesehatan, Lalu . . .
Pengakuan wanita ini bikin pedih. Dia dilecehkan sang dokter saat jalani tes kesehatan. Selanjutnya begini.
Penulis: Anas Miftakhudin | Editor: Januar
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Baru-baru ini sebuah kasus pelecehan seksual menghebohkan masyarakat Surabaya.
Pelecehan seksual itu dilakukan oleh seorang perawat di National Hospital Surabaya, terhadap seorang pasien wanita.
Baru-baru ini, seorang calon perawat di sebuah rumah sakit di Surabaya, juga mengungkapkan hal serupa.
Gadis itu rupanya juga mengalami pelecehan seksual.
Baca: Separuh Babak Pertama, Persebaya Dominasi Serangan ke Gawang MU, Skor 0-0
Pengakuan korban calon perawat di rumah sakit swasta ternama di wilayah Surabaya Barat, sebut saja Niken saat menjalani tes kesehatan ini memang cukup mengagetkan.
Apalagi pengakuan tersebut, hanya beberapa setelah viralnya kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh perawat ke pasien wanita di National Hospital Surabaya.
Perempuan 19 tahun itu sampai menitikkan air mata saat mengisahkan cerita bagian vitalnya dipegang dan diraba oleh oknum dokter itu.
Korban dugaan pelecehan seksual oleh dokter R itu datang ke Kantor Pengacara Okky Suryatama SH, salah satu pengacara ternama di Jalan Darmokali Surabaya, Sabtu (27/1/2018), sekitar pukul 12.00 WIB.
Baca: Di Kampung Sidoarjo Ini, Sampah Malah Jadi Berkah
Wanita berkulit kuning langsat itu mengenakan baju warna hitam dipadu celana jeans warna serupa dan topi cokelat.
Pengakuan korban ini dikemas melalui gaya bertutur.
Mengawali ceritanya, ia saat itu menjalani serangkaian tes kesehatan di laboratorium dan tes darah serta tes urine.
Kemudian korban menjalani tes lagi ke ruang radiologi.
Baca: Waspada! Pelaku Fetish Kini Incar Ibu Hamil yang Pamer Foto Perut, Cerita Korban Bikin Merinding
Dia difoto torax dan memang lepas pakaian dan itu foto biasa.
Setelah selesai dilakukan tensi darah, tinggi dan berat badan.
"Begitu tes selesai saya diantar ke ruang dokter untuk pemeriksaan lanjutan," ujarnya.
Korban diantar seorang suster ke ruang dokter dan di dalam ada tiga dokter.
Baca: Atasi Bencana di Kota Surabaya, Akan Ada Emergency Call
Habis itu perawat keluar disusul dua dokter lainnya keluar.
Waktu itu salah seorang dokter sempat disapa karena sebelumnya yang mengetes korban saat wawancara.
Di ruang itu juga ada calon perawat laki-laki juga menunggu tes kesehatan oleh dokter R dan jadwalnya pukul 09.00 WIB.
Korban jadwalnya sesuai SMS pukul 08.30 WIB, tapi calon perawat laki-laki itu didahulukan.
Baca: Acara Yayasan Lingkar Perdamaian di Lamongan Dibubarkan Polisi, Ternyata. . .
Tes calon perawat laki-laki tidak sampai 10 menit lalu keluar.
Setelah calon perawat laki-laki keluar, giliran korban menjalani tes.
Korban dipersilakan masuk, "mari silakan". Sebentar ya, saya disuruh tensi, padahal korban sebelumnya sudah pernah ditensi.
Tapi dokternya tidak membawa alat tensi, dan hanya membawa stetoskop.
Baca: Berikut Starting Line-up Persebaya Surabaya Vs Madura United di Laga Terakhir Grup C Piala Presiden
Korban saat itu berargumen sudah ditensi sebelumnya kenapa harus tensi ulang.
Silakan telentang, kemudian kelambu ditutup.
Pertama dilakukan tes mata.
Korban akhirnya disuruh tidur telentang dan pemeriksaan dengan stetoskop ditempelkan berdalih tidak mendengar detak jantung dan minta kancing baju dibuka.
Baca: Wali Kota Surabaya Risma Akan Tambah Park and Ride di Enam Titik Ini
Dengan tatapan mata sedih, korban saat menjalani visum di RS Bhayangkara Polda Jatim sempat curhat pada salah seorang dokter yang menangani.
Ia lantas menceritakan,
"Saya dibuat mainan sampai lima menit lebih," terangnya.
Korban sempat dibuat tak berdaya karena diajak ngomong dan dialihkan pembicaraannya.
Baca: Inilah Susunan Pemain Persebaya Lawan MU
Waktu ditanya profesi keperawatan kenapa kamu pegang lebih dari lima menit? Katanya pemeriksaan adanya push atau nanah.
Kata dokter yang menangani waktu visum kalau memeriksa nanah sekali saja cukup.
Kalau nggak keluar berarti sehat. Lagian sebelum kita memegang dilihat memerah atau tidak.
Begitu sang dokter menyuruh buka bawah, bilang gini pernah keputihan? Saya jawab pernah.
Baca: Pelatih Kiper Arema Puas Performa Kurniawan Kartika Ajie
Wah kalau begitu saya harus lihat. Serius dok. Ucapan itu dilakukan korban sampai 3 kali.
Kalau semisal tidak memeriksa kalau ada apa-apa, saya yang disalahkan.
Soalnya saya yang memeriksa.
Memang Niken waktu itu pingin kerja di situ dan keluarganya sudah tahu dirinya diterima di rumah sakit tersebut.
Baca: Link Live Streaming Persebaya Vs Madura United di Indosiar, Tonton Derdy Suramadu Pukul 15.30 WIB
Itu adalah langkah akhir karena sudah selesai semua.
Mulai psikotes dan lainnya.
Pascakejadian itu, Niken langsung pulang dan menangis sejadi-jadinya.
Ia sangat malu dan mengaku trauma.
Baca: 10 Foto Cantik Tanita Cahya, Fans Coboy Junior yang Bikin Bastien Steel Move On dari Chelsea Islan
Ia memendam kejadian yang baru dialami saat menjalani tes kesehatan terakhir.
Ia juga tidak cerita ke orang tuanya.
Esoknya, korban datang ke Profesi Keperawatan untuk menceritakan kronologis kejadian itu.
Setelah mendatangi ke Profesi Keperawatan, korban dihubungi pihak rumah sakit.
Baca: Pelatih Arema Aji Santoso Nilai Para Pemainya Sudah Temukan kepercayaan Diri
"Mbak mau gaji berapa mbaknya sudah diterima tinggal nego gaji".
Akhirnya korban datang didampingi Profesi Keperawatan. Tapi korban sudah enggan untuk masuk menjadi perawat disana.
Baca: Suami Atlet Direbut Pelakor Sampai Menikah, Gini Percakapan Istri Vs Gadis SMK yang Viral di Medsos
(Surya/Anas Miftakhudin)