Diculik di Atas Motor 12 Jam, Gadis Cilik Diperkosa di Hutan, Polisi Ungkap Modus Sepelenya
Gadis ini alami nasib pilu. Dia diculik pria tak dikenal selama 12 jam, selanjutnya dia diperkosa di sebuah hutan.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Januar
Saat itu, kedua korban sedang bermain di depan rumah tepi jalan raya. Pelaku mendatangi kedua korban yang sedang bermain di pinggir jalan.
Pelaku mengendarai Yamaha Vixion warna putih Nopol AG 5777 IX.
Kemudian pelaku mengajak kedua korban naik sepeda motor. Pelaku mengiming-imingi kedua korban akan dibelikan jajan.
Pelaku membonceng kedua korban naik sepeda motor.
Tetapi, sesampai di Tugurante, Srengat, pelaku menurunkan RRP, salah satu korban.
RRP ditinggal di tepi jalan di Tugurante. Pelaku beralasan uangnya ketinggalan di rumah.
Ajak korban keliling 12 jam
Pelaku penculikan, M Rio Suhendra (22), membawa korbannya keliling Blitar naik sepeda motor selama 12 jam.
Pelaku membawa korban pada Minggu (25/2/2018) mulai pukul 11.00 WIB dan baru tertangkap pukul 22.30 WIB.
Awalnya, pelaku menjemput kedua korban, ADP (7) dan RRP (7) di pinggir jalan depan rumah orangtua ADP, di Desa Selokajang, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.
Pelaku mengajak kedua korban dengan iming-iming akan dibelikan jajan.
Dari lokasi, pelaku ke arah timur lalu belok ke utara menuju ke arah Tugurante, Desa Bendo, Kecamatan Srengat.
Sesampai di Tugurante, korban RRP menangis minta diantarkan pulang.
Lalu, pelaku menurunkan RRP di pinggir jalan di sekitar Tugurante.
Warga menolong RRP dan mengantarkannya ke rumah kepala Desa Bendo. Kemudian kepala Desa Bendo mengantarkan RRP ke rumahnya di Desa Selokajang.
Sedangkan korban ADP tetap bersama pelaku.
Dari Tugurante, pelaku mengajak ADP ke kawasan hutan Maliran, di Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Pelaku sempat mengajak korban istirahat di hutan Maliran.
Dari hutan Maliran pelaku membawa korban keliling lagi menuju ke arah timur atau ke Kota Blitar.
Dari Kota Blitar mereka terus ke timur menuju wilayah Kabupaten Blitar.
Pelaku sempat berhenti di sebuah toko kelontong di Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.
Di toko itu, pelaku membeli bensin eceran sebanyak sembilan botol dan jajan satu kresek.
Tetapi, pelaku tidak membayarnya dan beralasan dompetnya ketinggalan.
Kepada pemilik toko, pelaku berjanji akan segera kembali untuk membayar uang bensin dan jajan.
Setelah dari Garum, pelaku terus ke arah timur.
Menjelang magrib, pelaku sempat berhenti di penjual nasi goreng di wilayah Tumpang, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
Pelaku membeli nasi goreng dibungkus di wilayah Talun.
Dari Talun, pelaku mengajak korban keliling menuju ke arah Selopuro. Saat melintas di jalan di wilayah Selopuro ini, pelaku ditangkap polisi.
"Pelaku ditangkap di tengah jalan sekitar pukul 22.30 WIB. Begitu menerima laporan kami berkoordinasi dengan jajaran lain," kata Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono, Senin (26/2/2018).
Pelaku cabuli korban
M Rio Suhendra (22) memang biadab. Pemuda asal Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, ini tidak hanya menculik ADP (7). Tetapi, Rio juga mencabuli siswi kelas satu SD itu.
"Pelaku menculik korban untuk dicabuli. Lokasi pencabulannya di wilayah hutan Maliran," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Adewira Negara Siregar, Senin (26/2/2018).
Adewira mengatakan dari hasil visum dokter menyebutkan ada kerusakan pada kemaluan korban.
Dari hasil visum itu, pelaku tidak hanya mencabuli korban tapi juga menyetubuhinya. "Pengakuan pelaku awalnya hanya dipegang-pegang saja, tapi kemudian korban juga disetubuhi. Pengakuannya sampai dua kali," ujar Adewira.
Menurutnya, polisi sempat mendapat kabar kalau pelaku mengalami gangguan jiwa.
Tapi, dari hasil pemeriksaan, Adewira menyebutkan kondisi pelaku normal.
Pelaku bisa menjawab secara runtut saat dimintai keterangan oleh penyidik.
"Untuk memastikan itu kami akan memeriksakan kejiwaan pelaku. Tapi hasil pemeriksaan sementara pelaku normal, dia bisa menjawab pertanyaan penyidik secara runtut," katanya.
Dengan kejadian itu, Adewira mengimbau para orangtua agar lebih waspada terhadap anak-anaknya.
Orangtua harus meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya. "Modus pelaku ini sepele. Pelaku hanya mengiming-imingi akan membelikan jajan ke korban. Dengan begitu saja pelaku bisa mengajak dua bocah secara langsung," ujarnya. (Sha)