Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

3 Mahasiswa Surabaya Ditangkap FBI, Pihak Kampus Ungkap Perilaku Mereka Saat Kuliah, Ternyata . . .

Sebanyak tiga mahasiswa ditangkap FBI. Pihak kampus akhirnya blak-blakan soal aktivitas mereka selama kuliah.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Januar
ISTIMEWA
Subdit IV Cyber Crime Dit Reskrimsus Polda Metro Jaya pengungkapan perkara ilegal akses terhadap sistem elektronik milik orang lain yang dilakukan oleh Kelompok Hacker Asal Surabaya. Ketiga tersangka itu berinisial NA, KPS, ATP 

TIBUNJATIM.COM, SURABAYA -Sebanyak tiga mahasiswa asal Surabaya dikabarkan ditangkap Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) dan Tim Cyber Crime Polda Metro Jaya.

Mereka adalah hacker yang diduga meretas ratusan sistem elektronik baik di dalam maupun luar negeri.

Mereka adalah KPS warga Sawahan, NA warga Kecamatan Gubeng, dan ATP yang berasal dari Banyuwangi.

Informasi yang dihimpun dari polisi menyebut, KPS, NA, ATP masing-masing meretas lebih dari 600 website dan sistem data elektronik baik di dalam dan luar negeri.

Baca: Pemainnya Berhasil Bobol Gawang Persipura Jayapura, Pelatih Barito Putera Malah Marah-marah?

Baca: Produsen Kerupuk Rambak Mojokerto Keluhkan Sertifikasi Halal yang Tak Kunjung Turun

Dari mereka diamankan sejumlah barang bukti, antara lain laptop, gadget, dan modem.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengaku tidak bisa menjelaskan detail karena pihaknya sebatas diberitahu bahwa ada penangkapan di Surabaya oleh Tim Cyber Crime Polda Metro Jaya dan FBI. "Kami sebatas diberitahu," ujarnya beberapa waktu lalu seperti yang dilansir dari Kompas.com.

Baca: Asyik Ngopi di Warkop, Pengedar Sabu-sabu di Ngagel Surabaya Dibekuk Polisi

Baca: Bikin Terpesona, 5 Wanita Cantik ini Ternyata Hacker Andal, mulai Jadi Model hingga Kerja di Google

Pengakuan pihak kampus

Ketiga orang yang ditangkap di Surabaya atas peretasan situs internasional dibenarkan pihak Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya merupakan mahasiswa aktif di kampusnya.

Humas Institut Bisnis dan Informatika STIKOM Surabaya, Sugiharto Adhi Cahyono mengungkapkan KPS(21), NA (21) dan ATP (21) merupakan mahasiswa S1 Sistem Informasi angkatan 2015.

"Ketiganya tercatat masih mahasiswa aktif, sekarang semester 6. Kalau aktif masuk kuliah sudah tidak sekarang,"ujarnya pada SURYA.co.id, Rabu (14/3/2018).

Secara mahasiswa, lanjutnya, mereka belum pernah melakukan pelanggaran akademik ataupun pelanggaran etika.

Baca: Warga Blitar ini Kaget Saldo Tabungannya di BRI Habis

Baca: 2 Kali Menang Tanpa Kebobolan, Persipura Jayapura Jadi Uji Kualitas Madura United yang Sesungguhnya

"Mereka tidak aktif di organisasi seperti senat atau BEM. Secara nilai juga masih grade bagus, Indeks Prestasinya diatas 3,"ujarnya.

Ke depannya, pihak kampus masih menerapkan praduga tak bersalah untuk kasus internal maupun eksternal.

Apalagi pihak kampus belum tahu proses hukumnya berjalan sampai mana.

"Kami juga masih menunggu karena belum mendapat panggilan apapun dari keluarga atau pihak kepolisian,"ujarnya.

Baca: Polda jatim Ungkap Pembunuh Aktivis LSM Sumenep

Baca: Masih Andalkan Garam Impor, Industri Makanan dan Minuman Kebingungan Tunggu Kebijakan KKP

Pihak kampus, juga sempat menghubungi keluarga melalui dosen wali.

Hanya saja belum mendapat respon hingga saat ini.

"Mereka harusnya sudah memasuki Kerja Praktek dan Tugas Akhir. Tetapi ketiganya belum pernah konsultasi hal ini ke dosen wali,"lanjutnya.

Ia menegaskan dari data kampus NA dan KPS memiliki KTP beralamat di Surabaya.

Baca: Surplus Produksi Beras Banyuwangi Tembus 360.000 Ton

Baca: Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), Penyakit yang Diderita Stephen Hawking hingga Meninggal Dunia

Sedangkan Arnold berasal dari Banyuwangi.

STIKOM Surabaya selama ini sudah melakukan aktivitas pembentukan karakter.

Namun, kampus juga memiliki unit organisasi untuk penelitian yang berkaitan dengan jaringan.

"Kalau nakalnya mahasiswa main jaringan ya ada, aktivitas dari jaringan ya banyak di kampus. Tetapi di Internal kampus kami ada pusat teknologi informasi yang memantau apalagi ada kartu RFID sebagai akses di kampus,"urainya.

Baca: Trotoar di Surabaya Penuh Bola Dunia Warna Warni, Begini Komentar Tak Terduga Wali Kota Risma

Berdasarkan pantauan SURYA, KTS cukup dikenal dalam komunitas yang berkaitan dengan jaringan di kampus, yaitu Linux User Grup (LUG).

Sayang mahasiswa enggan berkomentar lebih lanjut.

"Mereka angkatan atas, kalau KTS saya pernah lihat di kegiatannya LUG. Tetapi dia bukan anggota LUG,"ungkap mahasiswa angkatan 2017 SI, Muhsin Habib.

Baca: Menelisik Skema Pertahanan Madura United di Bawah Komando Milomir Seslija

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved