Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Hari Lahir Pancasila - Mengenal 3 Tokoh Hebat di Baliknya hingga Alasan Terpilihnya Tanggal 1 Juni!

Hari Lahir Pancasila diperingati pada tanggal 1 Juni. Pancasila adalah ideologi dasar bagi Indonesia.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jogja
Pancasila 

TRIBUNJATIM.COM - Hari Lahir Pancasila rutin diperingati setiap tahunnya pada tanggal 1 Juni.

Tahun ini, peringatan Hari Lahir Pancasila jatuh pada Jumat (1/6/2018).

Pancasila adalah ideologi dasar bagi Indonesia.

Pancasila diambil dari bahasa Sanskerta: pañca yang berarti lima dan śīla berarti prinsip, asas atau dasar.

Baca: Nuzulul Quran 17 Ramadan - Inilah Doa, Kisah Turunnya Alquran hingga Pahala yang Dilipatgandakan

Adapun ke lima sila dalam Pancasila yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab,

3. Persatuan Indonesia,

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Baca: Dapat Donasi Jutaan, Bocah Sahur Nasi Garam ‘Hilang’, Alasan yang Diucap Neneknya Diungkap Tetangga!

Pancasila disusun dan dirumuskan oleh para pendiri bangsa sebagai pedoman kehidupan untuk rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lalu, siapakah tokoh hebat di balik lahirnya Pancasila?

Dilansir dari Kompas.com, berikut ulasannya:

1. Dr Soepomo

Soepomo
Soepomo ()

Dr Soepomo lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Karena berasal dari keluarga priyayi, ia mendapatkan kesempatan sekolah ke jenjang lebih tinggi.

Pendidikannya diawali di di ELS (Europeesche Lagere School) di Boyolali (1917), MULO (Meer Uitgebreid Lagere Onderwijs) di Solo (1920).

Baca: 11 Pesan Siswi 16 Tahun yang Tewas Bunuh Diri hingga Cara Sederhana Santri Madura Kalahkan 2 Begal

Ia menyelesaikan pendidikan kejuruan hukum di Bataviasche Rechtsschool di Batavia pada tahun 1923.

Pada sidang Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 31 Mei 1945, giliran Soepomo yang mengungkapkan rancangannya soal dasar negara.

Rancangan versi Soepomo meilputi persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin, musyawarah, dan keadilan rakyat.

2. Mohammad Yamin

Mohammad Yamin
Mohammad Yamin ()

Mohammad Yamin lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat.

Karirnya berawal saat bergabung dalam organisasi Jong Sumatranen Bond.

Baca: 3 Buku Ini yang Diberikan Guntur Soekarno pada Anaknya, Puti agar Punya Pemikiran Seperti Bung Karno

Moh Yamin juga terlibat menyusun ikrar Sumpah Pemuda yang dibacakan dalam Kongres Pemuda II.

Ia turut pula berperan dalam menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional

Pada 1945, Moh Yamin terpilih sebagai anggota Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Dalam sidang BPUPKI, Moh Yamin menjelaskan gagasannya.

Gagasan dasar negara yang diutarakan Moh Yamin ada lima, di antaranya perikemanusiaan, periketuhanan, perikerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.

Baca: Peringati Hari Lahir Pancasila, Risma Ajak Warga Perkuat Persatuan Lewat Toleransi

Selain gagasan secara lisan, ia juga menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan dasar negara.

Rancangan yang diajukan Yamin adalah Ketuhanan Yang Maha Esa; kebangsaan persatuan Indonesia; rasa kemanusiaan yang adil dan beradab; kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Ir Soekarno

Presiden Soekarno (kanan, berpeci)
Presiden Soekarno (kanan, berpeci) (Dok. Kompas/Song)

Ir Soekarno lahir di Surabaya, Jawa Timur.

Soekarno menempuh pendidikan di Eerste Inlandse School, sekolah tempat ayahnya bekerja.

Pada Juni 1911, Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya diterima di Hogere Burger School (HBS).

Baca: Tujuh Polisi Korban Teror Bom Surabaya Dapat Penghargaan Kenaikan Pangkat Luar Biasa dari Kapolri

Lalu pada 1915, Soekarno telah menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS di Surabaya.

Pemikiran dan perjuangannya ketika berada di Surabaya terasah oleh HOS Cokroaminoto.

Di sana, Soekarno banyak bertemu dengan tokoh Sarekat Islam, kemudian tergabung dalam Tri Koro Dharmo dan Budi Utomo.

Soekarno juga tercatat sebagai anggota BPUPKI.

Saat sidang BPUPKI 1 Juni 1945, Ir Soekarno menyampaikan pidato dan mengemukakan gagasan mengenai dasar negara yang terdiri dari 5 butir.

Baca: Hari Lahir Pancasila - Sejarah Munculnya Dasar Negara hingga Perbedaan Makna dengan Hari Kesaktian

Gagasan Soekarno yaitu kebangsaan Indonesia, internasionalisme dan perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pada akhir pidatonya, Soekarno menamakan gagasan tersebut dengan Pancasila.

Panca yang berarti lima, dan sila yang berarti prinsip.

Alasan Terpilihnya Tanggal 1 Juni

Ilustrasi
Ilustrasi ()

Sebelum ditetapkan pada 1 Juni, Hari Lahir Pancasila sempat diperdebatkan.

Dilansir dari TribunJabar, ada yang mengatakan lahirnya Pancasila itu pada 22 Juni 1945 dan 18 Agustus 1945.

Pada akhirnya, hari lahirnya Pancasila jatuh pada tanggal lain, bukan 22 Juni atau 18 Agustus.

Baca: Jadi Tamu Pertama Variety Show, JBJ Beri Hadiah Khusus Penggemar, Ssstt Bakal Bongkar Rahasia Lho

Melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 24 Tahun 2016, hari lahirnya Pancasila ditetapkan pada 1 Juni.

Penetapan tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo saat berpidato peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka, Bandung, pada 1 Juni 2016.

Sejarah lahirnya Pancasila juga tertuang dalam Perpres tersebut.

1 Juni dipilih karena mengacu pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 Mei-1 Juni 1945.

Tiga tokoh, Muhammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno memaparkan gagasannya mengenai ideologi dasar negera.

Baca: Isu Bom di Pesawat Lion Air, Penumpang Panik! Netizen Sebut Pramugari Salah Dengar, Lihat Sosoknya

Pancasila muncul dalam pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 di Gedung Pancasila, momentum tersebut disebut sebagai lahirnya Pancasila.

Di hadapan sekitar 65 anggota sidang BPUPKI, untuk pertama kalinya Soekarno menyebut Pancasila sebagai dasar negara.

Lahirlah Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara yang tertuang dalam Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945.

Dalam Piagam Jakarta, rumusan Pancasila yang tertuang, yakni ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Baca: Pelindo III Sediakan 260 Trip Mudik Gratis Melalui Bus, Gini Lho Cara Daftarnya!

Namun, karena dirasa tidak menggambarkan seluruh rakyat Indonesia, Pancasila yang tertuang dalam Piagam Jakarta bukanlah bentuk final dasar negara.

Proses dasar negara terus berlanjut sampai penetapan Undang-undang Dasar yang merupakan finalisasi Pancasila pada 18 Agustus 1945.

Pancasila yang tertuang pada Undang-undang Dasar merupakan Pancasila yang dikenal saat ini dan yang sering dibacakan saat upacara.

Hari Lahir Pancasila yang diperingati pada 1 Juni ditetapkan sebagai hari libur oleh Soekarno.

Penetapan tersebut diberlakukan pada tahun 1964.

Baca: Dugaan Penggelapan Gugur, Hendra Divonis Majelis Hakim Bebas, Jaksa Penuntut Umum Tak Setuju

Namun, peraturan ini berubah seiring adanya pergantian orde.

Pada 1970, Soeharto menghapus peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni.

Muncul hari peringatan lainnya, yakni Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati tiap 1 Oktober.

Hari peringatan tersebut ditetapkan sehari setelah Tragedi Gerakan 30 September yang menewaskan sejumlah jenderal Angkatan Darat.

Itu juga menjadi akhir kekuasaan Soekarno dan mulainya Orde Baru.

Baca: 7 Fakta tentang Sukmawati Soekarnoputri, Putri Presiden Soekarno yang Puisinya Kontroversial

Bertahun-tahun berlalu, 1 Juni tak lagi diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila.

Sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, putri Soekarno, Megawati Soekarno Putri sempat mengajukan kembali hari peringatan lahirnya Pancasila.

Ia mengusulkan agar 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila dan menjadi hari besar nasional.

Namun, usulan tersebut tak kunjung tercapai sampai Joko Widodo menjabat sebagai Presiden Indonesia.

Sudah dua tahun, 1 Juni ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Baca: Peringati Harlah Pancasila Bersama Rampak Sarinah, Mbak Puti Ingin Relawan Tularkan Cinta Tanah Air

Jokowi pernah mengungkapkan agar Pancasila tak sekedar diperingati saja.

"Tanpa perjuangan, pesan dalam Pancasila tak akan menjelma jadi realitas. Presiden Jokowi mengajak rakyat bersatu padu dan bergotong royong mewujudkan cita-cita itu," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengutip pidato Presiden Jokowi saat peringatan Hari Lahir Pancasila di Alun-alun Kota Blitar, Jawa Timur, 1 Juni 2015.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved