Musim Hujan Diperkirakan Turun November, Petani Bengkuang Malang Terlanjur Senang di Musim Kemarau
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas III Karangkates memprediksi hujan akan turun di Malang Raya pada bulan November.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Anugrah Fitra Nurani
TRIBUNJATIM.COM, KEPANJEN - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas III Karangkates memprediksi hujan akan turun di Malang Raya pada bulan November.
Cuaca di Kepanjen, Kabupaten Malang dan sekitarnya masih terpantau cerah hingga Selasa (25/9/2019) ini.
Suhu pada siang hari bisa mencapai 30 derajat celcius. Meski pada sore hari tampak gumpalan awan mendung membuat suhu perlahan menurun.
“Perkiraan hujan akan turun di wilayah Malang Raya pada bulan November," ujar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Klas III Karangkates, Musripan ketika dikonfirmasi, Rabu (25/9/2019).
(Masuk Puncak Kemarau, 42 Desa di 13 Kecamatan di Trenggalek Alami Kekeringan, Rambah Wilayah Kota)
Musripan menambahkan, pada bulan Oktober hujan sesekali bisa saja turun. Menurutnya, itu adalah awal peralihan musim.
“Kami imbau agar masyarakat tetap menghemat penggunaan air,” jelas Musripan.
Sementara itu saat kemarau, kondisii Waduk Kecopokan, Desa Senggreng, Kecamatan Sumberpucung berubah drastis.
Volume air waduk menyusut imbas hujan yang tak kunjung turun hingga kini. Tanah waduk tampak retak disertai bau anyir lumpur.
"Di area pinggiran waduk banyak air kalau musim penghujan. Ikan mudah didapat tanpa harus kami pergi ketengah waduk. Semoga musim hujan cepat datang," ujar Karwo nelayan setempat.
(Masuk Puncak Kemarau, 42 Desa di 13 Kecamatan di Trenggalek Alami Kekeringan, Rambah Wilayah Kota)
Di sisi lain, musim kemarau menjadi berkah bagi petani bengkuang.
Katirin (52) petani bengkuang di Desa Jatiguwi, Kecamatan Sumberpucung, bersuka cita ketika sedang memasuki musim kemarau.
Bengkuang yang ia tanam dapat dipanen dengan hasil yang baik. Hasilnya pun memuaskan.
70 meter persegi lahan yang ia tanam bengkuang dapat menghasilkan 2 ton bengkuang sekali panen. Kondisi seperti itu tak ditemuinya saat musim penghujan.
Belum lagi resiko gagal panen juga harus dihadapi Katirin. Hama ulat menjadi momok bagi tanaman yang Katirin tanam. Dalam setahun, panen bengkuang bisa dua kali panen.
"Hasilnya bagus kalau kemarau. Gak ada yang bosok (membusuk). Kalau penghujan resikonya banyak yang bosok. Tanam bengkuang ini lumayan rewel. Airnya harus pas," beber pria yang sudah jadi petani sejak kecil itu.
Reporter: Surya/Erwin WIcaksono