Trump Dimakzulkan DPR AS, Dituduh Pilih Kepentingan Politik Pribadi di Atas Kepentingan Nasional
Dinamika politik Amerika Serikat semakin memanas. Demokrat hendak melengserkan Trump dan politisi dari Partai Republik itu peringatkan perang saudara.
Keluhan dari si pelapor itulah yang menjadi dasar bagi Demokrat mengumumkan investigasi untuk memakzulkan presiden ke-45 AS itu.
Di Twitter, presiden berusia 73 tahun itu menyatakan selayaknya warga lainnya, dia meminta supaya bisa dipertemukan dengan pelapor.
• Donald Trump Dikabarkan Pasang Harga 700 Juta untuk Pendukung yang Ingin Foto Bareng
"Saya berhak menemuinya, terutama setelah dia mendeskripsikan percakapan dengan pemimpin asing secara salah dan begitu ngawur," katanya.
Tak hanya itu, dia juga melancarkan kritikan kepada Ketua Komite Intelijen House of Representatives (DPR AS) dari Demokrat, Adam Schiff.

Dia menuduh Schiff sudah berbohong kepada majelis rendah parlemen AS itu.
"Schiff seharusnya diselidiki atas dugaan Penipuan dan Pengkhianatan," ujarnya.
Trump melanjutkan, dia menuntut tak hanya dipertemukan dengan si pelapor.
• Mengintip Kamar Hotel Donald Trump Selama Mengunjungi Hanoi Vietnam, Pernah Diinapi Barack Obama
Namun juga dengan pejabat yang sudah memberikannya informasi.
"Apakah orang ini sedang memata-matai Presiden AS? Ada konsekuensi Besar!" lanjut presiden yang diusung oleh Partai Republik itu.
Buntut pengumuman penyelidikan yang digaungkan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, Gedung Putih langsung merilis transkrip percakapan Trump dan Zelensky.
Trump bertindak
Presiden AS Donald Trump menuntut sosok "pelapor" yang membuat dirinya hendak dimakzulkan segera diungkap, seraya menyebut prosesnya "sampah".
Permintaannya muncul setelah Republik berusaha mengungkap si "whistleblower", dan menyerang kredibilitasnya setelah DPR AS melakukan penyelidikan.
DPR yang dikuasai Demokrat membuka investigasi setelah Trump dituduh meminta Presiden Ukraina guna menyelidiki rival politiknya, Joe Biden.
• Lirik Lagu Havana Camila Cabello, Kalimat di Akhir Video Klip Kritik Presiden Donald Trump
Hanya disebut sebagai mantan pejabat intelijen Gedung Putih, si pelapor adalah yang mengungkapkan bagaimana Trump berupaya menekan Ukraina.
Baik di Twitter maupun kepada awak media, presiden 73 tahun itu mendesak supaya identitas whistleblower yang membuat dia akan dimakzulkan disebarkan.
"Dia adalah sosok anti-Trump yang begitu besar," katanya kepada awak media di Gedung Putih seperti dikutip AFP Minggu (3/11/2019).
• Kim Jong Un Minta Donald Trump Tak Salah Artikan Kesabaran Korut, Sampai Sebut Hubungan akan Berubah
Dia juga menghukum pejabat yang menentang Gedung Putih dengan bersaksi terkait skandal Ukraina, dengan menyebut mereka "bukan pendukung Trump".
"Jadi, seperti kalian tahu, ini sampah."
"Seluruh proses pemakzulan ini sampah."
"Si pelapor sangat salah hingga membuat Yang Mulia turun tangan."
"Ungkap identitasnya dan akhiri Pemakzulan Hoax!" tegasnya.

Serangan tanpa henti Trump kepada si pelapor terjadi setelah hasil jajak pendapat menunjukkan dia mulai rapuh, dengan penyelidikan DPR AS meraih momentum.
Survei dari NBC/Wall Street Journal menunjukkan sebanyak 49 persen publik AS percaya dia harus dimakzulkan, dengan 53 persen menerimanya.
Adapun polling Fox News memaparkan 49 persen ingian Trump lengser, dan 60 persen yakin dia meminta negara asing menyelidiki lawan politiknya.
• Pesan Duka dari Tokoh Dunia untuk Korban Tsunami Banten, Mulai Paus Fransiskus Hingga Donald Trump
Dengan berbagai keterangan mantan pejabat dan diplomat, sang presiden diyakini mendesak Ukraina untuk mencari tahu kesalahan Joe Biden.
Apalagi sempat muncul isu dia menahan bantuan militer 400 juta dollar AS, atau Rp 5,6 triliun, supaya Kiev menginvestigasi Biden dan anaknya, Hunter.
Kuasa hukum whistleblower, Mark Zaid, di Twitter menyatakan kliennya sudah menawarkan politisi Republik untuk menjawab secara tertulis.
• Pengakuan Jokowi ke Najwa Shihab Soal Iriana Asyik Ngobrol dengan Donald Trump: Cemburu Gitu Ya?
Permintaan yang diberikan kepada anggota Komite Intelijen DPR AS, Devin Nunes, menekankan upayanya agar penyelidikan dilakukan nonpartisan.
"Beragam pesan Republik yang dipimpin Trump pagi ini menyoroti adanya permintaan agar identitas klien saya diungkap," papar Zaid.
(Tribunnewswiki.com/Bolasport.com/Haris/Ardi Priyatno)
• Wakil Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Dicopot, Bermula dari Ribut dengan Melania Trump
Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki.com dengan judul Akan Dimakzulkan sebagai Presiden, Donald Trump: Awas Perang Saudara