Fenomena Tanah Retak di Desa Melis Trenggalek Bikin Warga Khawatir, 'Baru Pertama Kali Terjadi'
"Baru pertama kali terjadi di sini (Desa Melis)," kata Kepala Desa Melis, Ferry Adi Kusuma, Jumat (27/12/2019).
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Elma Gloria Stevani
Kepada Sujiati yang tampak sedih, ia berusaha menenangkan. Retakan di rumah Sujiati cukup parah.
Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Trenggalek, panjang retakan sekitar 30 sentimeter (cm). Sementara lebar dan kedalamannya 20 cm x 130 cm.
Dua hari setelah retakan pertama terjadi, lobang-lobang retakan sudah ditutup dengan tanah.
• KAWASAKI W175TR Resmi Meluncur di Surabaya, Intip Spesifikasi dan Harganya!
• PT Kai Daop 8 Surabaya Prediksi Penumpang KA Natal dan Tahun Baru Hari Ini Capai 47.000 Orang
Sejauh ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek masih akan menganalisis penyebab tanah gerak di Desa Melis.
"Teman-teman relawan sudah ke lokasi. Tapi kami belum menganalisa penyebabnya," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek Joko Rusianto, Jumat (27/12/2019).
Setelah ini, tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) akan ke lokasi untuk menganalisa penyebab tanah retak secara pasti.
Setelah mengetahui penyebab pastinya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baru akan menentukan tindak lanjut ke depan.
Secara umum, fenomena tanah gerak di Kabupaten Trenggalek tergolong hal yang wajar. Utamanya terjadi musim peralihan antara kemarau dan penghujan.
"Wajar di musim seperti ini," imbuh Joko Rusianto.
Paling sering, fenomena tanah gerak terjadi di Kecamatan Tugu, Bendungan, dan Panggul. Ketiganya berada di wilayah pegunungan.
Kejadian di Desa Melis tergolong berbeda karena terjadi di dataran rendah.
"Tapi tidak selalu di pegunungan, di daratan rendah juga bisa terjadi," ujar Joko Rusianto.
• Asosiasi PSSI Kota Surabaya Tantang Pelatih Muda Lewat Ajang Surabaya Weekend Football Fest 2019
• Persebaya Siap Bertemu Pemkot Surabaya, Bahas Stadion GBT untuk Menjamu Tim Tamu di Liga 1 2020