Tarif Kencan PSK Prostitusi Tersembunyi di Eks Lokalisasi Moroseneng Surabaya Rp 180 Ribu
13 perempuan tunasusila masih nekat menjalankan aktivitas menjajakan jasa seksnya di beberapa wisma eks lokalisasi Moroseneng, Benowo, Surabaya.
Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Satreskrim Polrestabes Surabaya mengamankan 21 orang yang terdiri dari 13 perempuan dan delapan orang laki-laki.
13 perempuan itu merupakan tunasusila atau Pekerja Seks Komersial (PSK) yang masih nekat menjalankan aktivitas menjajakan jasa seksnya di beberapa wisma eks lokalisasi Moroseneng, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya, Kamis (9/1/2020) dini hari.
Padahal, Pemerintah Kota Surabaya pada tahun 2013 lalu sudah menutup lokalisasi Moroseneng, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya.
Salah satu (Pekerja Seks Komersial) PSK yang diamankan oleh polisi adalah RZ (33) warga asal Wonosobo, Jawa Tengah.
• Dugaan Polisi Jika Pelaku Curanmor Honda Beat Ada 2 Orang, Sering Beraksi di Lowokwaru Malang
• Pembunuhan Sadis Pria Asal Sampang di Dalam Mobil Berlatar Kisah Selingkuh Istri Pelaku dan Korban
RZ mengaku, terpaksa menjadi (Pekerja Seks Komersial) PSK demi mencukupi kebutuhan hidupnya bersama seorang anak usai resmi bercerai dengan suami.
Tak hanya itu, ia juga tengah terlilit hutang yang mendesak untuk dilunasinya.
"Ya butuh uang. Gak tau mau kerja apa lagi. Pokoknya dapat uang ya buat bayar hutang sama kebutuhan sehari-hari," akunya.
• Bertahan di Persebaya Surabaya, Irfan Jaya Naikkan Target : Ingin Bawa Bajul Ijo Juara
• Tiga Atap Kelas di MIN 1 Pasuruan Ambruk, Respons Kepsek: Kami Kosongkan Kelas Karena Plafon Retak
RZ menyebut, tarif yang dipasang untuk sekali kencan itu sebesar Rp 180 ribu.
RZ hanya mendapat uang sebesar Rp 80 ribu, sedangkan sisanya diberikan oleh pemilik wisma dan makelar yang mencarikan tamu.
"Sehari gak mesti dapat berapa. Yang pasti memang antara satu lebih lah," tandasnya.
RZ dan dua belas teman seprofesinya mengaku jika terpaksa melacur.
Meski dibayangi rasa takut akan penyakit kelamin dan kejar-kejaran dengan petugas, lilitan kebutuhan ekonomi membuat mereka nekat menjajakan jasa pemuas nafsu para pria hidung belang.
Tak hanya perempuan, polisi juga mengamankan delapan orang pria yang terdiri dari tiga orang pria hidung belang dan lima lainnya merupakan makelar yang mencari pria hidung belang.
• Atap Gedung Sekolah Ambruk, Wakil Bupati Pasuruan KH Mujib Imron Langsung Datang ke MIN 1 Pasuruan
• Raih Gelar Doktor Ilmu Administrasi Publik UB, Sekretaris DPD PDIP Jatim Terinspirasi Sosok Megawati
Mereka mendapat uang sebesar Rp 25 ribu dari para pria hidung belang yang dipotong dari tarif sekali kencan.
"Saya pokoknya dapat 25 ribu. Itu setelah tamunya bayar ke ceweknya," singkat AM salah satu makelar yang turut diamankan.