Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Operasi Amputasi Korban Bullying Tuntas

Kondisi Terkini Siswa SMAN 16 Malang yang Jadi Korban Bullying, Begini Nasibnya Setelah Diamputasi

Akses kunjungan untuk menjenguk ke ruang rawat inap anak Rumah Sakit Lavalette, tempat MS dirawat diperketat.

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNJATIM.COM/KUKUH KURNIAWAN
Walikota Malang, Sutiaji dan Kapolres Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata usai menjenguk korban perundungan MS yang dirawat di RS. Lavalette, Rabu (5/2/2020). 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Akses kunjungan untuk menjenguk ke ruang rawat inap anak Rumah Sakit Lavalette, tempat MS dirawat diperketat.

Paman korban, Taufik mengatakan akses kunjungan dibatasi dan diperketat mulai diberlakukan pada Kamis (6/2/2020).

"Hal itu merupakan keinginan dari pihak keluarga, rumah sakit, dan kepolisian. Agar kondisi psikis MS cepat pulih juga," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com.

Taufik  menjelaskan, bahwa akses kunjungan hanya diberlakukan untuk dinas dan anggota keluarga.

"Di luar dari itu, mohon maaf sudah tidak bisa," tambahnya.

Kuasa Hukum Zikria Dzatil Ajukan Permohonan Penangguhan Penahanan, Polisi Masih Lakukan Kajian

Jadi Penadah Mobil Curian, Pria Jember Dibekuk Polda Jatim, Jual Mobil Harga Miring Pakai STNK Palsu

Pria 52 Tahun Ditemukan Tewas di Kamarnya, Awalnya Ngorok dan Mendadak Stop karena Serangan Jantung

193 Ribu Warga Jatim Bakal Dapat Kartu Pra Kerja, Ini yang Diprioritaskan Gubernur Khofifah

Kamar Kos Rp 30 Ribu per Jam di Tulungagung, Pemilik Sewakan Tempat untuk Pasangan Bukan Suami Istri

Taufik menerangkan bahwa saat ini kondisi fisik MS sudah cukup membaik.

Namun untuk kondisi psikisnya masih sangat memerlukan perhatian serius.

Selain itu dirinya juga mengungkapkan perban untuk menutup jari tengah pasca operasi amputasi masih belum dibuka.

"Belum dibuka perbannya setelah operasi. Masih menunggu keputusan dari dokter," pungkasnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, korban perundungan MS (13) harus menjalani operasi amputasi jari tengah tangan kanannya.

Amputasi jari tengah hanya dilakukan di dua ruas jari saja yaitu bagian kuku dan lipatan jari bagian bawah.

Amputasi sendiri harus dilakukan karena jaringannya sudah mati. Sehingga bila tidak segera dilakukan amputasi, maka dikhawatirkan akan menjalar jaringan yang mati tersebut.

Sekadar informasi, Wali Kota Malang, Sutiaji bersama dengan Kapolresta Malang Kota menjenguk korban perundungan berinisial MS (13) di Rumah Sakit Lavalette.

Mereka datang berkunjung sekitar pukul 16.40 WIB dan langsung segera memasuki bagian ruang anak.

Para awak media yang meliput kegiatan tersebut tidak diizinkan masuk ke dalam kamar MS.

Sekitar pukul 17.00 WIB, Wali Kota Malang, Sutiaji bersama dengan Kapolresta Malang Kota kemudian mengakhiri kegiatan menjenguk korban perundungan tersebut.

Walikota Malang, Sutiaji mengungkapkan, bahwa pihaknya datang untuk menjenguk sekaligus melihat kondisi korban pasca operasi amputasi jari tengah.

"Dalam kesempatan ini, saya menyanpaikan penyesalan atas kejadian ini. Mengapa kejadian ini dapat terjadi di sebuah lembaga pendidikan," ujarnya kepada TribunJatim.com, Rabu (5/2/2020).

Sutiaji menjelaskan, bahwa pihaknya telah meminta kepada pihak kepolisian agar hal ini dapat ditindak dengan sebaik mungkin.

Aliansi Indonesia Damai (AIDA) Dorong Pemerintah Beri Kompensasi untuk Korban Terorisme

Cara Cerdas Risma Atasi Fenomena Gangster Bawa Samurai hingga Gergaji yang Resahkan Warga Surabaya

Tangis Siswa Korban Bully di Malang Pasca Diamputasi, Polisi Lakukan Trauma Healing, Mungkin Syok

"Ditindak secara proporsional, siapapun yang bersalah harus diberikan pelajaran. Karena kejadian ini tidak hanya mencoreng dunia pendidikan Kota Malang saja namun juga mencoreng dunia pendidikan Indonesia," tambahnya.

Berkaitan dengan langkah langkah kedisplinan, Sutiaji  menjelaskan, akan berjanji untuk dilakukan secepat mungkin.

"Pada minggu ini harus ada hukuman bagi semuanya baik untuk kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru yang ada di sekolah tersebut. Karena ini merupakan bentuk keteledoran dari lembaga pendidikan. Apalagi kejadian dan waktu diketahuinya cukup panjang dan hal itu sangat amat sangat disayangkan sekali," terangnya.

Setelah memberikan pernyataan kepada awak media, mereka pun segera meninggalkan Rumah Sakit Lavalette.

Sementara itu, Kapolres Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata saat memberikan keterangan pada awak media di Mapolres Malang Kota menuturkan bahwa baik korban dan terduga pelaku dilakukan pendampingan secara psikis.

"Korban dilakukan pendampingan psikologi dari berbagai pihak mulai dari Dinsos Malang Kota, pihak Rumah Sakit Lavalette, Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A), dan Unit PPA Polresta Malang Kota. Sedangkan untuk terduga pelaku, dilakukan pendampingan dari keluarganya dan pihak dari Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A)," pungkasnya.

Penulis: Kukuh Kurniawan

Editor: Elma Gloria Stevani

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved