Virus Corona di Surabaya
Pemkot Surabaya Sediakan Dua Hotel untuk Tempat Isolasi Mandiri Warga Migran, Sudah Terisi 37 Orang
M Fikser menyebut, data yang ia terima sudah ada 37 orang yang menempati hotel yang disediakan Pemkot Surabaya itu.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Sebanyak 260 kamar hotel disediakan Pemkot Surabaya sebagai tempat isolasi mandiri bagi warga.
Kamar hotel ini dapat diisi oleh warga migran yang baru pulang dari luar negeri atau luar daerah.
"Ini juga untuk warga yang negatif, tapi keluarganya ada yang positif. Jadi, untuk memisahkan dari keluarganya, kita pindahkan ke hotel dulu," kata Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, M Fikser, Sabtu (9/5/2020).
Ratusan kamar hotel itu tersedia di dua hotel khusus yang bekerja sama dengan Pemkot Surabaya.
M Fikser menyebut, data yang ia terima sudah ada 37 orang yang menempati hotel yang disediakan Pemkot Surabaya itu.
• Penjelasan Pemkot Surabaya soal Kasus Positif Covid-19 di Kota Pahlawan yang Kerap Terjadi Lonjakan
• PSBB Surabaya Raya Tahap Dua, Gubernur Khofifah Singgung Penindakan Tak Dapat Akses Perpanjang SIM
Selain itu, M Fikser juga mengatakan, bagi mereka yang terpapar virus Corona atau Covid-19, namun dalam keadaan sehat, dilakukan rawat jalan.
Terdapat sekitar 128 orang pasien yang tengah melakukan rawat jalan untuk sembuh dari virus Corona.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya itu mengungkapkan, pihaknya juga bekerja sama dengan pihak RT/RW dan seluruh stakeholder di kampung-kampung untuk membantu mereka yang tengah berjuang sembuh dengan melakukan isolasi mandiri.
Hal itu juga sebagai bentuk pengawasan.
• Setuju PSBB Surabaya Raya Diperpanjang, Pemkot Surabaya Perketat Pengawasan di Pasar
• Warga Tulungagung yang Terjaring di Check Point Bundaran Waru Surabaya Dikarantina di Rusunawa IAIN
Sebab, dari Pemkot Surabaya ada kiriman rutin permakanan, makanan tambahan, memperhatikan gizi tambahan mereka.
Hal itu dilakukan sebagai salah satu upaya untuk segera memutus mata rantai persebaran Covid-19 di Surabaya.
"Pemkot terus memperhatikan perkembangan kasus untuk memutus mata rantai sampai hingga tingkat bawah," ungkap M Fikser.
Editor: Dwi Prastika