Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Wabah Virus Corona Mendunia

Bahaya Puncak Kedua Pandemi Corona, Ahli: Banyak Orang Keluar Rumah, Tingkat Infeksi Bisa Melonjak

Puncak kedua pandemi virus Corona bisa lebih berbahaya, waspada tingkat infeksi bisa melonjak lagi.

Penulis: Ficca Ayu Saraswaty | Editor: Januar
Alexey Hulsov/Pixabay
Ilustrasi virus Corona, puncak kedua pandemi virus Corona bisa lebih berbahaya. 

TRIBUNJATIM.COM - Waspada puncak pandemi kedua virus Corona Covid-19 yang lebih berbahaya.

Ahli menyebut jika makin banyak orang yang keluar rumah, maka tingkat infeksi bisa melonjak lagi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mewanti-wanti daerah dengan kasus infeksi virus Corona menurun masih bisa menghadapi puncak kedua pandemi Covid-19 jika abai pada tindakan konkret pencegahan wabah.

Direktur Eksekutif Program Kedaruratan WHO, Dr. Mike Ryan menyampaikan, secara global dunia saat ini masih berada di tengah-tengah pandemi virus Corona gelombang pertama.

Kendati temuan positif Covid-19 di sejumlah negara sudah menurun, Ryan mencatat banyak negara yang kasus infeksi virus Coronanya meningkat.

Terutama di beberapa wilayah AS, Asia, dan Afrika.

Dua Hari Lagi PSBB Malang Raya Usai, Mal di Kota Malang Siap Buka, Harus Sesuai Protokol Covid-19

Situasi Rumah Sakit Darurat Covid-19 Jatim Hari Pertama Beroperasi, Mulai Ramai Diisi Pasien Corona

Menurut Ryan, epidemi kerap datang dalam beberapa gelombang.

Artinya, wabah bisa kembali saat gelombang awal telah mereda.

Ada kemungkinan, infeksi virus Corona biang penyakit Covid-19 bisa naik lebih cepat apabila kebijakan konkret pencegahan penyakit untuk menghentikan wabah di gelombang pertama terlalu cepat dicabut.

"Kita harus menyadari, Covid-19 bisa melonjak kapan saja. Kita perlu bersiap, kita mungkin mengalami puncak kedua gelombang ini," kata Ryan dalam pengarahan daring WHO, seperti dilansir SCMP (26/5/2020).

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenail apa itu puncak kedua pandemi virus Corona.

Skenario Risma Segera Putus Rantai Covid-19 di Surabaya, Rapid Test hingga Swab Massal Digencarkan

Jengkel Reino Barack Direbut, Wanita Ini Sebarkan Video Syur Mirip Syahrini, Disuruh Siapa?

Apa itu puncak kedua pandemi Corona?

Melansir CNN (27/5/2020), puncak kedua virus Corona diproyeksikan terjadi dengan ciri-ciri temuan kasus positif Covid-19 masih tinggi, namun ada lonjakan tajam infeksi virus Corona yang muncul secara tiba-tiba.

Puncak kedua pandemi Corona ditenggarai tidak rapi atau terpola laiknya gelombang pandemi.

Puncak kedua ini bisa muncul setelah tingkat infeksi penyakit Covid-19 mulai stabil.

Jika pada pandemi gelombang kedua, ahli memperkirakan infeksi virus Corona di berbagai wilayah dunia terjadi pada waktu yang berbeda-beda. Lain halnya dengan puncak kedua.

Temuan kasus infeksi Corona akan terjadi pada waktu yang bersamaan.

Puncak baru ini lah yang dikhawatirkan membebani sistem perawatan kesehatan dan berpotensi menyebabkan lebih banyak kematian.

"Saat lebih banyak rumah sakit dan petugas medis yang kewalahan menghadapi wabah ini, peluang kematian yang sebenarnya bisa diantisipasi jadi melonjak," jelas Dr. Gabe Kelen, ahli infeksi emerging dari Johns Hopkins University.

Kelen menyampaikan, langkah konkret untuk mengantisipasi puncak kedua pandemi Corona adalah meratakan kurva Covid-19 agar orang yang sakit bisa dikelola dengan baik.

Niat Tulus Dewi Perssik Bantu Kakek Pengemis Dipersulit, Curhat di Medsos: Biar Kenapa Sih Dikontrak

Prihatin Masih Ada yang Cuek Tak Pakai Masker, Bupati Tuban: Coba Ikut Pemakaman Pasien Covid-19

Kenapa puncak kedua pandemi Corona berbahaya?

Ilustrasi virus Corona, penularan virus Corona di transportasi umum.
Ilustrasi virus Corona, penularan virus Corona di transportasi umum. (Shutterstock)

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, puncak kedua pandemi Corona dapat membuat kasus kematian yang sebenarnya bisa dicegah jadi melonjak.

Lonjakan kematian tidak hanya berasal dari penyakit Covid-19 semata.

Penderita penyakit kanker dan diabetes yang sangat tergatung pada medis juga ikut terancam karena perawatan kesehatan mereka ditunda.

Jika rumah sakit kewalahan menangani pasien infeksi virus Corona, fasilitas kesehatan jadi kekurangan akses bagi pasien darurat untuk penyakit darurat selain Covid-19.

Lawan Covid-19, Dharma Pertiwi Daerah E Gelar Rapid Test & Sebar Ratusan Vitamin Buat Warga Surabaya

Gresik Mulai New Normal Awal Juni, Kelas Diisi 20 Siswa Saja, Restoran Boleh Layani Makan di Tempat

Kapan puncak kedua pandemi Corona terjadi?

Kepastian kapan puncak kedua pandemi Corona akan terjadi sangat tergantung seberapa cepat penanggulangan wabah.

Di AS, puncak kedua kemungkinan terjadi selama musim gugur atau akhir musim dingin, bertepatan dengan musim flu.

Namun, ahli memperkirakan puncak kedua bisa terjadi lebih cepat di bulan Juni jika banyak wilayah melonggarkan kebijakan untuk menekan pandemi.

Beberapa kebijakan yang berseberangan dengan antisipasi puncak kedua pandemi Corona adalah pembukaan akses publik dalam skala besar dan mengembalikan kondisi seperti dalam keadaan normal sebelum pandemi.

Pembukaan kembali pengetatan massal di kantor, sekolah, dll.

Diperkirakan bisa memengaruhi waktu dan tingkat keparahan puncak kedua pandemi Corona.

"Bisnis terutama barangkali tidak akan tutup total lagi seperti pada bulan lalu. Sehingga, makin banyak orang keluar rumah, tingkat infeksi bisa melonjak lagi," pesan Kelen.

Bupati Blitar Rijanto Resmikan 3 Kampung Tangguh Covid-19 di Tiga Kecamatan di Kabupaten Blitar

Mulai Bosan Work From Home Gegara Covid-19? Cobain Healthy Packages Luminor Hotel, Segini Harganya

Bagaimana meredam puncak kedua pandemi Corona?

Ilustrasi virus Corona, puncak kedua pandemi virus Corona bisa lebih berbahaya.
Ilustrasi virus Corona, puncak kedua pandemi virus Corona bisa lebih berbahaya. (Alexey Hulsov/Pixabay)

Dr. Kelen menjelaskan, infeksi virus Corona bakal terus terjadi selama vaksin belum ditemukan. Namun, di sisi lain dia juga menyadari, bisnis sulit tutup secara massal lagi.

Demikian juga dengan tempat umum seperti sekolah dan tempat ibadah.

Untuk meredam puncak kedua pandemi Corona, dia menyarankan berbagai pihak untuk memperketat upaya mitigasi pencegahan penularan virus Corona.

Di antaranya, sebisa mungkin tinggal di rumah kecuali untuk sangat mendesak, mengenakan masker saat berada di luar rumah, dan menjaga jarak setidaknya dua meter dengan orang lain.

(Kompas.com/Mahardini Nur Afifah)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada, Puncak Kedua Pandemi Corona yang Lebih Bahaya"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved