Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Risma Marah Gegara Mobil PCR

Golkar Sindir Keras Aksi Risma Marah Besar Soal Mobil PCR: Malu Dilihat Warga, Politisi PDIP Membela

Partai Golkar memberi sindiran keras aksi Risma marah besar soal mobil PCR: malu dilihat warga, politisi PDIP ini langsung pasang badan

TribunJatim.com/Yusron Naufal
Wali Kota Surabaya Risma saat marah besar soal Mobil PCR dari BNPB. Aksinya tersebut disindir keras Partai Golkar: malu dilihat warga, lalu politisi PDIP pasang badan membelanya. 

”Masyarakat sudah tahu rekam jejak Bu Risma dalam membangun Surabaya. Tipikal kepemimpinan PDI Perjuangan dan Bu Risma adalah berkorban untuk masyarakat," kata anggota Komisi E DPRD Jatim ini.

"Jadi apakah salah jika Bu Risma membela rakyatnya? Rakyatnya sudah menunggu untuk tes tapi kemudian batal karena mobil dialihkan ke daerah lain," ucapnya.

Deni mengingatkan, kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang merasakan susahnya rakyat.

"Surabaya semestinya diletakkan dalam aspek prioritas dan strategis oleh Pemprov Jatim," katanya.

"Pemimpin di Pemprov Jatim harus singkirkan ego. Ketika rakyat Surabaya disuruh menunggu berjam-jam kemudian tes batal, di saat itulah pemimpin harus tampil melawan ketidakadilan,” ujar dia.

Ucapan Deni Wicaksono mendapat tanggapan Anggota Fraksi Golkar DPRD Jatim, Adam Rusdi.

Politisi muda Partai berlambang pohon beringin ini meminta PDI P untuk bisa memisahkan peran Risma sebagai kader PDI P dan Wali Kota Surabaya.

"Kami mengkritik suul adab-nya Bu Risma (Wali Kota Surabaya). Bukan untuk mengkritisi statement rekan PDIP. Apa Bu Risma ini miliknya PDIP saja? Bukan milik orang Surabaya?," tegas Adam Rusdi di hari yang sama.

Adam kembali menegaskan bahwa Tri Rismaharini seharusnya bisa menjadi contoh masyarakat dalam menyelesaikan Covid-19.

"Kami mengkritisi Bu Risma sebagai Wali Kota Surabaya, karena Bu Risma milik warga Surabaya, bukan milik PDIP," katanya.

Adam yang juga Anggota Komisi E DPRD Jatim ini membeberkan, tidak pernah satu pun statemen Ketua Fraksi Golkar, Kodrat Sunyoto menyerang rekan partai lain.

"Perbedaan pendapat itu saling mengisi, bukan untuk saling menjatuhkan," paparnya.

Pihaknya menambahkan, sebagai panutan publik, dalam hal ini Wali Kota Surabaya sebagai simbol pemerintahan di Kota Pahlawan.

"Jadi, suul adab harus dijaga, apalagi sebagai panutan publik. Arek Suroboyo iku wani tapi santun," tegas Adam Rusdi.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved