Pengelola Green House di Batu Gigit Jari, Dana Penelitiannya Tak Sesuai Rencana, Begini Kata Pemkot
Sebuah Green House yang terletak di Desa Sumber Brantas, Kota Batu terlihat rusak porak-poranda, tidak terawat dan dibiarkan begitu saja.
Penulis: Benni Indo | Editor: Taufiqur Rohman
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Benni Indo
TRIBUNJATIM.COM, BATU – Sebuah Green House yang terletak di Desa Sumber Brantas, Kota Batu terlihat rusak porak-poranda, tidak terawat dan dibiarkan begitu saja.
Pengelola green house, Rudy Madiyanto mengatakan, green house rusak akibat terpaan angin kencang yang terjadi di Desa Sumber Brantas pada 2019 lalu.
Pasca diterpa angin, kondisinya dibiarkan.
Green house itu sejatinya tempat penelitian kentang yang dilakukan oleh Rudy.
• Risau Anak-anak Jarang Punya Masker Khusus, Arumi Bachsin Launching Gerakan Peduli Masker Anak
• Dua Bandit Ditembak Mati Polda Jatim, Pernah Lakukan Hal Sadis ke Anggota TNI di Probolinggo
Namun Rudy sudah tidak melanjutkan penelitian di situ karena ada kekecewaan yang masih dirasakan hingga saat ini.
Diungkapkan Rudy, awal kekecewaannya berasal dari turunnya anggaran dari Pemerintah Pusat yang tidak sesuai dengan kesepakatan awal.
Diceritakannya, awalnya ia menitipkan 10 varietas di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Serpong pada 2017.
Kemudian oleh pihak BPPT, 10 varietas itu dijadikan alasan untuk mengeluarkan anggaran penelitian.
• 12 PPDS Unair Terpapar Covid-19, IDI Jatim Minta Rumah Sakit Utamakan Keselamatan Tenaga Kesehatan
• Indonesia Saksi Ulah China Simpan Siasat Tersembunyi, Pangkalan Militer Berkedok Stasiun Cuaca
Nilainya tidak tanggung-tanggung, yakni Rp 1.2 M.
“Anggaran Rp 1.2 M harusnya untuk riset 10 jenis. Kalau tidak ada 10 jenis itu, tidak bisa dicairkan. Waktu turun itu saya lihat ada terkesan maksa, tapi ini riset pribadi saya. Saya kan hanya titip ke negara dan waktu itu ada anggaran sendiri ketika saya titipkan, sekitar Rp 150 juta,” kata Rudy saat ditemui di rumahnya.
Rudy turut serta tanda tangan untuk proses pencairan anggaran Rp 1.2 M.
Rudy pun lalu kaget karena anggaran yang turun kepadanya hanya Rp 10 juta saja.
• 373 Mahasiswa UPN Veteran Jatim Ajukan Keringanan UKT, Terjadi Peningkatan sampai 50 Persen
• Pemkot Latih dan Kerahkan Ratusan Satpol PP dan BPB Linmas, Demi Perkuat Tracing Corona di Surabaya
Kata Rudy, anggaran tersebut untuk menyewa lahan, bukan untuk penelitian.
“Saya lihat di bawah ini, kami hanya dikasih nilai sewanya saja. Nilainya waktu itu sekitar Rp 10 juta untuk sewa fasilitas, bukan untuk penelitian,” terang Rudy.