6 Perampok Ciptakan Tragedi Subuh di Warung Haryanti, Rp 170 Juta & Emas Raib: Bayi Kembar Disandera
Haryanti si pemilik warung hanya pasrah saat bayinya ditodong pistol dan diancam pakai golok. Terjadilah tragedi subuh mencekam di warung Haryanti.
Haryanti menceritakan saat itu, ia masih dalam keadaan terlelap.
Hingga kemudian empat orang perampok mendobrak pintu.

Tanpa basa-basi, mereka langsung mengacungkan senjata api dan tajamnya ke Haryanti.
"Dua perampok lainnya di luar jaga motor dan mobil. Empat orang masuk ke dalam, saya langsung ditodong pistol dan dilarang untuk berteriak," ucap Haryanti.
Dalam kondisi ketakutan, ia semakin tertekan saat seorang perampok yang mengenakan masker, menggendong salah satu anak kembarnya yang masih bayi berusia 1,5 tahun.
"Sambil gendong, dia nodongin pistol ke kepala anak saya yang masih balita. Saya pasrah, saya bilang ke mereka ambil saja semua asal, jangan apa-apain anak saya," tuturnya.
• NEWS VIDEO - Rekaman CCTV Maling Surabaya Kecele Bobol Rumah Dikira Kosong, Penghuni Teriak: Kabur
Uang senilai Rp 170 juta, 70 gram emas, 3 handphone dan berbungkus-bungkus rokok dibawa kabur pelaku.
Sebelum kabur, para perampok kemudian mengikat kaki dan tangan Haryanti beserta enam orang anaknya menggunakan kabel tis.
Mereka semua kemudian digiring ke dalam kamar tidur dan memerintahkan untuk tidak berteriak sebelum mereka pergi.
"Suami saya baru mau perjalanan pulang dari kampung. Jadi di rumah hanya ada saya, enam orang anak, dan empat orang pegawai. Pegawai saya pada tidur di belakang, enggak kedengeran ada ribut-ribut," kata Haryanti.
Sementara itu, sang Ayah Zulhan Effendi (40) baru tiba di rumah pada pagi harinya. Ia langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ciracas.
"Pas banget saya lagi enggak ada di rumah, habis pulang kampung. Anak-anak masih pada syok. Tadi polisi juga sudah datang ke sini untuk olah TKP," ungkap Zulhan.
• Tragedi Subuh Mencekam di Warung Haryanti, Diserbu 6 Perampok, Emas & Uang Rp 170 Juta Raib
Kenal Suara Perampok

Haryanti menduga komplotan perampok yang menggasak harta bendanya merupakan kelompok kriminal yang profesional.
Dugaan tersebut berdasarkan pada pengamatan aksi perampokan yang dialaminya. Haryanti menilai aksi perampokan seperti terencana dengan matang.