Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Fenomena Langit 'Meteor Garden' Hiasi Langit Indonesia Malam Ini, Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang

Malam ini 'Meteor Garden' akan hadir di langit Indonesia. Astronom menyebut hal tersebut sebagai fenomena langka.

Shutterstock/Sky2020
Ilustrasi hujan meteor. Mulai malam ini hingga besok, Anda dapat menyaksikan fenomena langit berupa Meteor Garden atau hujan meteor Perseids dari langit Indonesia. 

TRIBUNJATIM.COM - Saksikan fenomena langit Meteor Garden malam ini hingga besok.

Fenomena langit ini disebut astronom sebagai fenomena langka.

Meteor Garden akan menghiasi langit Indonesia dan bisa disaksikan dengan mata telanjang.

Melihat fenomena langit ini bisa menjadi alternatif yang menyenangkan bagi Anda yang merasa jenuh berlama di rumah.

Mulai malam ini hingga besok, Anda dapat menyaksikan fenomena langit berupa Meteor Garden atau hujan meteor Perseids dari langit Indonesia.

Setiajit dan Fattah Jasin Fix Maju Pilkada 2020, Gubernur Khofifah: Sudah Ajukan Pengunduran Diri

Kunjungi Sentra Perajin Panci di Porong Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono Disambati soal Bahan Baku

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emannuel Sungging menuturkan, hujan meteor sebenarnya bisa terjadi sepanjang tahun.

Hujan meteor bisa terjadi karena dalam revolusi mengitar matahari, bumi senantiasa melewati wilayah yang tidak sepenuhnya hampa.

Penampakan itu terjadi, ketika melewati daerah yang terkontaminasi oleh debu komet, asteroid, atau debu-debu kosmis lainnya.

Penampakan Mengerikan Awan Raksasa di Aceh, Bentuknya Mirip Gelombang Tsunami, Warga Beristighfar

Sinopsis Film American Ultra, Dibintangi Jesse Eisenberg dan Kristen Stewart, Malam Ini di Trans TV

Puncak hujan meteor Perseid; 12-13 Agustus 2020

Astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo menjelaskan bahwa hujan meteor Perseids adalah hujan meteor periodik yang disebabkan persinggungan bumi dengan partikel-partikel debu produk emisi komet Swift Tuttle (109P).

Untuk diketahui, komet Swift Turttle (109P) merupakan komet yang berperiode panjang yaitu sekitar 113 tahun.

Marufin berkata, periode panjang komet Swift Tuttle (109P) ini berpotensi bahaya bagi Bumi dalam seabad ke depan.

Emanuel pun menambahkan, hujan meteor Perseids dinamai berdasarkan titik radian atau titik asal munculnya hujan meteor yang terletak di konstelasi Perseus.

Pembelajaran Jarak Jauh Terkendala Blank Spot, Pemkab Ponorogo Terapkan Sistem Belajar Keliling

Aspal Jalan Licin Usai Diguyur Hujan, Honda Civic Tergelincir dan Hantam Pembatas Jalan Tol Surabaya

Hujan meteor Perseids kali ini dianggap pula sebagai fenomena hujan meteor besar di periode tahun ini.

"Nanti yang lebih besar itu hujan meteor Perseid di bulan Agustus," kata Emanuel kepada Kompas.com (TribunJatim.com Network ), Senin (27/7/2020).

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved