Virus Corona di Indonesia
10 Tahun Lagi Indonesia Bebas dari Covid-19, Prediksi Bloomberg Ditampik Moeldoko: 1,5 Tahun Kelar
Prediksi ini dibuat karena hingga saat ini Indonesia per hari baru melakukan vaksinasi sebanyak 60.433 dosis vaksin.
Editor: Ficca Ayu Saraswaty
TRIBUNJATIM.COM - Indonesia menurut prediksi Bloomberg baru bebas dari Covid-19 10 tahun lagi.
Ya, disebutkan Bloomberg bahwa pandemi Covid-19 diprediksi berakhir 10 tahun mendatang.
Prediksi tersebut ditampik oleh Moeldoko.
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko menampik bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia baru akan berakhir 10 tahun lagi.
Ia berpendapat kalau pandemi akan selesai setahun setengah.
Seperti diketahui, semua negara di dunia saat ini tengah berjuang mengakhiri pandemi virus Corona penyebab Covid-19, termasuk Indonesia.
Dari berbagai usaha yang sudah ditempuh, satu di antaranya adalah melakukan vaksinasi massal.
Vaksinasi dilakukan terhadap sebanyak-banyaknya masyarakat dengan harapan terbentuk kekebalan kelompok, dan pada akhirnya bisa kembali ke kehidupan normal.
Seperti negara-negara lain, Indonesia juga sudah memulai program vaksinasi sejak 13 Januari 2021.
Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) menjadi orang pertama yang disuntik dengan vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech Ltd, perusahaan biofarmasi asal China.
Namun, dibandingkan negara lain, program vaksinasi Covid-19 di Indonesia dirasa belum maksimal.
• Terapkan PPKM 2 Jilid, Hari Ini Kabupaten Trenggalek Kembali ke Zona Oranye Covid-19
• Program Smart Student Banyuwangi Tingkatkan Kualitas Pembelajaran Siswa di Masa Pandemi Covid-19

Berdasarkan kajian Bloomberg--media asal Amerika--proses vaksinasi di Indonesia masih kalah cepat dengan negara-negara lainya.
Dengan tingkat vaksinasi saat ini, Bloomberg memprediksi Indonesia baru bisa mengakhiri pandemi Covid-19 sekitar 10 tahun lagi.
Prediksi ini dibuat karena hingga saat ini Indonesia per hari baru melakukan vaksinasi sebanyak 60.433 dosis vaksin.
Sementara jumlah kasus infeksi mencapai 1,13 juta dengan jumlah kematian mencapai 31,2 ribu orang.
Indonesia tidak sendiri. Dengan analisis serupa, India dan Rusia juga diprediksi harus menunggu hingga satu dekade lamanya untuk mengakhiri pandemi di negaranya.
India diramal perlu waktu 10 tahun lebih untuk menuntaskan vaksin karena jumlah vaksin yang tersedia hingga saat ini baru mencapai 299 ribu dosis.
Padahal, jumlah kasus telah mencapai 10,8 juta dengan angka kematian mencapai 154,8 kasus.
• Satgas Covid-19 Ponorogo Siap Jalankan PPKM Mikro, Bupati: Pembatasan Hingga Tingkat RT
• Pemkot Ancang-ancang Tambah Fasyankes, Lancarkan Vaksinasi Covid-19 di Surabaya
Sementara Rusia, tingkat vaksinasinya sebanyak 40 ribu dosis dengan jumlah kasus 3,89 juta orang dan kasus kematian 74,5 ribu orang.
Proyeksi waktu 10 tahun itu melebihi rata-rata waktu yang dibutuhkan negara-negara di dunia untuk bisa menyelesaikan vaksinasi.
Melansir The Strait Times, proyeksi vaksinasi global rata-rata membutuhkan waktu tujuh tahun karena jumlah vaksinasi mencapai 4,54 juta dosis di seluruh penjuru dunia pada saat ini.
Sedangkan jumlah kasus Covid-19 sudah tembus 104,86 juta dengan kematian mencapai 2,28 juta orang.
Menurut riset tersebut, vaksinasi akan lebih cepat di negara-negara maju, misalnya seperti negara-negara di belahan barat yang memiliki anggaran dana lebih besar, namun dengan populasi yang lebih sedikit.
Hal ini berbeda dengan negara-negara timur yang anggarannya cenderung lebih terbatas dengan jumlah populasi besar, misalnya China dan India.
Bila dirunut dari berbagai negara di dunia, riset Bloomberg memperkirakan Israel akan menjadi negara yang paling cepat menuntaskan vaksinasi kepada 75 persen populasi penduduknya, yaitu dua bulan saja.
Sebab, jumlah vaksinasi saat ini sudah mencapai 135,77 ribu dosis dengan kasus terjangkit 679,14 ribu orang dan angka kematian 5.019 kasus.

• Tekan Sebaran Corona, Satgas Covid-19 Surabaya Bakal Assesment Perkantoran Secara Berkala
• Bisakah Orang Tanpa Gejala Virus Corona Diberi Vaksin Covid-19? Ini Kata Kemenkes, Risiko Minim
Prediksi yang sama juga diberikan pada Uni Emirat Arab (UEA), di mana jumlah vaksin sudah mencapai 140,1 ribu dosis dengan kasus terjangkit 320,12 ribu orang dan kematian 902 kasus.
Sedangkan Inggris perlu waktu enam bulan, Amerika Serikat 11 bulan, Perancis 3,8 tahun, Brasil 3,9 tahun, dan China 5,5 tahun.
Mengomentari hasil kajian Bloomberg itu, Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko menampik bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia baru akan berakhir 10 tahun lagi.
"Enggaklah, itu berlebihan. Suruh belajar lagi lah Bloomberg," kata Moeldoko dalam diskusi peringatan Hari Pers Nasional 2021 secara virtual pada Minggu (7/2/2021).
Menurut Moeldoko pemerintah telah menyiapkan strategi khusus untuk merampungkan vaksinasi Covid-19 nasional dalam kurun waktu 1,5 tahun.
"Kita kemarin dalam sidang kabinet sudah pikirkan bagaimana keinginan dari Pak Jokowi untuk secepatnya itu ya setahun setengah harapannya ya," tutur Moeldoko.
Apalagi, dia menambahkan, target itu dapat dipersingkat jika vaksin Merah Putih dapat segera diproduksi di awal tahun 2022.
"Nanti kalau Vaksin Merah Putih sudah bisa diproduksi pada tahun 2022 atau lebih awal itu semakin cepat lagi. Orang Indonesia kalau kepepet itu banyak akalnya," kata dia.
• Muncul Gerakan Tolak Vaksin Covid-19 di Pamekasan, Dinkes Langsung Respon dan Minta Ditindak Tegas
• 40 Nakes di Tulungagung Tak Dapat Suntikan Vaksin Covid-19, Dinkes: Mereka yang Paham Kondisinya
Sementara Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha menilai bahwa riset tersebut sejatinya masih belum pasti.
Sebab, dinamika karena pandemi masih terus berubah dari waktu ke waktu.
"Ini ketidakpastiannya tinggi. Tapi tidak berarti kalau vaksin butuh 10 tahun lagi, terus kita tidak bisa apa-apa. Intinya, vaksin akan terjadi terus," ujar Kunta.
Bahkan, menurutnya, sekalipun vaksinasi selesai sesuai target pemerintah pada kuartal I 2022 kepada 181 juta penduduk atau 75 persen populasi Indonesia, bukan tidak mungkin vaksinasi akan berlanjut lagi di kuartal II 2022.
"Kuartal II 2022 itu masih akan kita vaksinasi lagi, kebutuhan dana vaksin akan ada terus, ini yang sedang kami pikirkan, diskusikan seperti apa ke depan. Kita jangan khawatir bahwa orang akan vaksin terus, yang penting bisa lakukan perubahan tadi," katanya.
Untuk menghadapi dinamika pandemi yang terus berubah, Kunta mengatakan pemerintah terus mencari sumber-sumber anggaran untuk penanganan dampaknya.
Salah satunya dengan merelokasi anggaran dari pos-pos di sejumlah kementerian/lembaga ke program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021.
Saat ini, anggaran PEN 2021 pun terus naik dari hanya sekitar Rp356,5 triliun menjadi Rp627,9 triliun. Alokasinya hampir menyamai pagu anggaran PEN 2020 sebesar Rp695,2 triliun.
(tribun network/den/dod)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bloomberg Prediksi Pandemi di Indonesia Berakhir 10 Tahun Lagi, Strategi Pemerintah 1,5 Tahun Kelar