Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Naik Lagi, Harga Cabai di Kota Blitar Tembus Rp 90 Ribu Per Kilogram, Cuaca Jadi Pemicu

Harga cabai di Kota Blitar naik lagi, kini tembus Rp 90 ribu per kilogram, faktor cuaca jadi pemicu.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/SAMSUL HADI
Stok cabai rawit dan cabai merah di kios milik Lutfi di Pasar Templek, Kota Blitar, Jumat (19/2/2021). 

Reporter: Samsul Hadi | Editor: Dwi Prastika

TRIBUNJATIM.COM, BLITAR - Harga cabai rawit di pasar tradisional Kota Blitar kembali naik tajam, Jumat (19/2/2021). 

Kini harga cabai rawit di pasar tradisional Kota Blitar tembus Rp 90.000 per kilogram. 

Pedagang cabai di Pasar Templek, Kota Blitar, Sri mengatakan, harga cabai rawit naik tajam sekitar tiga hari ini. 

Tiap hari terjadi kenaikan harga cabai sekitar Rp 10.000 per kilogram. 

"Sebelumnya harganya Rp 60.000 per kilogram. Tiga hari ini terus naik sekarang mencapai Rp 90.000 per kilogram," kata Sri.

Menurut Sri, salah satu penyebab mahalnya harga cabai rawit dipicu masalah cuaca

Cuaca ekstrem membuat petani cabai banyak yang gagal panen sehingga stok cabai berkurang. 

Baca juga: Polisi Bagikan Sembako Sambil Kampanyekan Prokes ke Tukang Becak di Makam Bung Karno Kota Blitar

Baca juga: Pekerjaan Interior Berhenti Akibat Pandemi Covid-19, Pria di Blitar Raup Untung dari Limbah Kayu

"Musim hujan banyak tanaman cabai yang rontok dan porongen. Stok cabai berkurang akhirnya harga mahal," ujarnya.

Pedagang cabai lainnya, Lutfi mengatakan, selain cuaca, permintaan cabai rawit dari luar Jawa juga meningkat. 

Permintaan cabai dari luar Jawa tinggi dan stok di petani berkurang membuat harga cabai rawit ikut naik. 

"Permintaan cabai dari luar Jawa tinggi. Berapapun stok cabai yang ada di sini, mereka mau membeli," kata Lutfi.

Menurut Lutfi, harga cabai mahal juga membuat para pedagang kesulitan menjual. 

Baca juga: Remaja Pembacok 3 Perempuan Masih Kerabat di Blitar Mengaku Tak Punya Dendam, Lakukan Spontan

Baca juga: Antisipasi Chikungunya, Pemkot Kediri Lakukan Fogging di Pocanan, Pakai 4 Alat Pengasapan Terbaru

Para pelanggan mengurangi belanja cabai karena harganya mahal. 

Agar tidak merugi, Lutfi pun akhirnya mengurangi jumlah kulakan cabai di kiosnya. 

Biasanya, Lutfi menyetok 30 kilogram cabai tiap hari. Sekarang, dia hanya menyetok 20 kilogram cabai per hari. 

"Biasanya bisa 30 kilogram per hari, sekarang hanya 20 kilogram per hari," ujarnya. 

Dikatakannya, harga cabai memang selalu naik turun tidak menentu sejak dulu. 

Tidak ada patokan harga normal untuk komoditas cabai. 

Baca juga: Pertama di Jatim, Satlantas Polres Tulungagung Bawa Pemilik Kendaraan Kelebihan Muatan ke Pengadilan

Baca juga: Truk Pembawa Ayam Selip dan Terguling di Tikungan Bibis Ponorogo, Sopir Tewas, Muatan Berhamburan

Tetapi, kata dia, para pedagang merasakan mudah menjual cabai kalau harga kisaran Rp 20.000-25.000 per kilogram. 

"Pedagang paling enak jualan cabai kalau harga kepala dua (mulai Rp 20.000). Kalau harga segitu, biasanya saya bisa menjual 50 kilogram per hari," katanya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved