Masih Ada Keluhan Air, Bupati Gus Yani Langsung Telepon Dirut PDAM Giri Tirta: Bu Risa Tidak Angkat
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani telepon dirut PDAM Giri Tirta karena masih banyak dengan keluhan warga memgeluh tentang air.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Hefty Suud
lihat foto
Reporter: Willy Abraham | Editor: Heftys Suud
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK - Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani memulai hari pertama dinas, Senin (1/3/2021).
Sebelum berangkat kantor, Bupati mengecek keluhan warga melalui media sosial di rumah dinas.
Selain keluhan kondisi jalan, masih ada warganet yang mengirim keluhan tentang PDAM Giri Tirta.
Salah satunya dalam unggahan story di @Infogresik, pipa PDAM di Dusun Tugu, mengalami kebocoran.
Baca juga: Laporkan Jalan Rusak di Kabupaten Gresik! Pemkab Buka Pengaduan Lewat Dinas PUTR Via Aplikasi
Baca juga: 5 Shio Diprediksi Bakal Hoki di Awal Bulan Maret 2021 Ini, Shio Tikus Kerja Kerasnya Dihargai Orang
Pria yang kerap disapa Gus Yani sebelum berangkat menuju kantor Bupati Gresik, menyempatkan diri menanyakan jika ada keluhan lain dari warga yang tinggal di sekitar pendopo.
Mobil dinas berwarna putih berjalan menuju gang di dekat masjid Jami'.
Sambil berjalan kaki, Bupati milenial ini menyapa warga disamping Masjid Jami' Gresik, Senin (1/3/2021) sekitar pukul 06.00 Wib.
Ternyata dia juga mendapat keluhan melalui pesan whatsapp dari warga Achmad Fathoni, Jalan KH Abdul Karim gang XII (setengah lusin) karena hanya keluar angin bukan air.
Toni mengaku membeli air jerigen yang diantar dari jalan Basuki Rahmat.
Baca juga: Ketua DPD RI Apresiasi BLK Ponpes Kawit An Nur Tegal, untuk Cetak Tenaga Kerja Andal
Baca juga: Update Wanita Muda Tewas di Hotel Kota Kediri, Korban Ternyata Tidak Booking Kamar Sendiri
Tak berhenti disitu, keluhan tentang air juga muncul dari salah satu pelanggan PDAM Giri Tirta di Kecamatan Manyar. Yakni Agung Adi Putranto, warga Jalan Optima 5 no 11 Perum Permata Optima, Desa Banjarsari, Manyar.
Agung mengaku belum menikmati layanan air bersih secara maksimal sejak membeli rumah tahun 2017.
Dia lebih banyak membeli air kubikan ketimbang menikmati air PDAM.
"Tidak keluar airnya, selama ini beli air kubik. Seminggu dua kali beli, satu bulan beli air Rp 320 ribu an. Masih bayar abonemen setiap bulan pak," terangnya.
