Gempa di Jawa Timur
Ambruk 3 Ruang Kelas MAN 2 Turen Malang Terdampak Gempa Bumi, 30 Laptop Sekolah Tertimbun Galvalum
3 ruang kelas di MAN 2 Turen Malang ambruk terdampak gempa di Jawa Timur. 30 laptop milik sekolah tertimbun reruntuhan galvalum
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Hefty Suud
Reporter: Kukuh Kurniawan | Editor: Heftys Suud
TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Akibat terkena guncangan gempa bumi magnitudo 6,1, atap galvalum tiga ruang kelas di MAN 2 Turen Malang ambruk, Sabtu (10/4/2021) siang.
Bangunan sekolah tersebut terletak di Jalan Mayor Damar No 35, Bokor, Pagedangan, Turen, Kabupaten Malang.
Staf Tata Usaha MAN 2 Turen Malang, Wahid Firdaus (25) menjelaskan kronologi kejadian tersebut.
Baca juga: Daftar Lengkap Korban Tewas-Kerusakan Gempa Jatim di 13 Kab/Kota: Lumajang Malang Blitar Tulungagung
Baca juga: Gus Baha Tolak Bantuan Uang Miliaran Untuk Bangun Pesantren, Ini Alasan Gus Baha
"Jadi saat itu saya berada di ruang lab komputer yang ada di lantai dua, sedangkan dua guru lainnya berada di ruang guru yang ada di lantai bawah. Lalu sekitar pukul 14.00 WIB, gempa tersebut terjadi," ujarnya kepada TribunJatim.com.
Ia pun merasakan bahwa guncangan gempa itu semakin lama semakin kencang.
Karena makin mengkhawatirkan, akhirnya ia pun keluar ruangan dan langsung bergegas menuju ke tangga sekolah, hendak keluar ke halaman sekolah untuk menyelamatkan diri.
"Namun saat saya keluar dari ruang lab komputer itu, ternyata kondisi atap galvalum tiga ruang sekolah yang berada di lantai dua sudah ambruk. Tiga ruang sekolah yang atapnya ambruk itu, adalah dua ruang kelas dan satu ruang lab bahasa. Dan ketiga ruang sekolah yang atap galvalumnya ambruk, berada di bagian sebelah utara," jelasnya.
Baca juga: Dampak Gempa Bumi 6,7 SR di Jember, BPBD: Terjadi Kerusakan Rumah hingga Masjid di 19 Lokasi
Baca juga: Daftar Lengkap Korban Tewas-Kerusakan Gempa Jatim di 13 Kab/Kota: Lumajang Malang Blitar Tulungagung
Karena guncangan masih terasa, ia pun memberanikan diri menuju ke tangga sekolah. Meskipun reruntuhan atap galvalum, menutupi akses tangga sekolah.
"Pada saat saya memberanikan diri menuruni tangga sekolah, kepala saya kejatuhan pecahan atap galvalum hingga berdarah," tambahnya.
Meski begitu ia tak menghiraukan kepalanya yang sudah berdarah. Dan tetap berusaha menuju ke halaman sekolah, untuk menyelamatkan diri.
Setelah gempa tersebut selesai, ia bersama staf guru dan staf sekolah lainnya kembali masuk ke dalam sekolah. Untuk mengecek kondisi kerusakan sekolah secara detail.
"Saat dicek lebih detail, kerusakan bangunan paling parah hanya ada di tiga ruang sekolah yang berada di lantai dua. Yaitu dua ruang kelas dan satu lab bahasa itu, dimana atap galvalumnya ambruk semua. Sedangkan ruangan sekolah yang berada di lantai dua sebelah selatan dan lantai bawah aman, hanya lepas plafonnya," bebernya.
Dirinya pun juga mengungkapkan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Karena kondisi sekolah kosong, dan pembelajaran sekolah masih dilakukan secara online.