Hukum dan Kriminal
Masa Lalu Miris Kanti Ibu yang Bunuh Anak, 'Saya Kecil Dikurung' Kini Ingin Anak Selamat: Harus Mati
Pengakuan miris ibu yang bunuh tiga anak kandungnya di Brebes, Jawa Tengah. Masa lalunya kelam.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Arie Noer Rachmawati
TRIBUNJATIM.COM - Inilah pengakuan miris ibu yang bunuh tiga anak kandungnya di Brebes, Jawa Tengah tentang masa lalunya.
Ibu yang bunuh tiga anaknya itu adalah Kanti atau KU (35).
Wanita yang tinggal di Dukuh Sokawera, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes menganiaya tiga anaknya dengan senjata tajam pada Minggu (20/3/2022).
Akibatnya dua anak yang berusia 4,5 tahun yakni E dan S (10) harus dilarikan ke rumah sakit karena luka serius di leher serta dada.
Sementara anak keduanya, ARK yang berusia 7 tahun tewas karena luka di leher, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.
Baca juga: Dituntut 20 Tahun Penjara, Pembunuh Istri Siri di Malang Minta Keringanan Hukuman, Sebut Tidak Niat

Kanti kini mendekam di Polsek Tonjong.
Di sana, ia memberi pengakuan miris.
Dikutip TribunJatim.com dari TribunTimur, sambil masih mengenakan mukena berwarna hitam, Kanti berbincang dengan petugas.
"Minta air hangat, Pak, saya haus," katanya ke petugas.
"Saya enggak gila, Pak," ujar Kanti sambil melotot.
"Dari kecil saya sudah dikurung," sambungnya.
Baca juga: Terungkap Sejumlah Fakta Baru dalam Rekonstruksi Pembunuhan Bos Mebel di Nganjuk
Dengan sabar, petugas mendengarkan curhatan Kanti.
"Dikurung sama siapa?" tanya petugas.
"Semuanya, ibu saya... " jawabnya.
"Ibu namanya siapa?" petugas lanjut bertanya.
"Kanti Utami, tetapi saya mau ganti nama. Mutmainah. Cantik kan?" katanya.
Baca juga: Rianto Pelaku Pembunuhan di Wates Kediri Jalani Tes Narkoba dan Alkohol, Polisi Ungkap Hasilnya
Kanti juga bersikeras tidak mengalami gangguan jiwa.
"Saya enggak gila, Pak, saya hanya ingin disayang," katanya pada petugas.
Dia mengaku ingin disayang suaminya.
Kanti mengaku sedih karena suaminya sering menganggur karena kontrak kerjanya tak diperpanjang.
"Saya ingin menyelamatkan anak saya, supaya enggak hidup susah," ujarnya lirih.
Baca juga: Polres Pamekasan Tangkap Pembunuh Cakades Batubintang, Motif Pembunuhan Terungkap

Sambil menangis Kanti bercerita bahwa dia bingung akan tinggal di mana kalau suaminya kehilangan pekerjaan.
"Sebelum saya mati, saya ingin menyelamatkan anak-anak," kata Kanti.
Namun ketika ditanya bagaimana cara menyelamatkan buah hatinya, jawaban Kanti mencengangkan.
"Harus mati, supaya enggak sedih, biar enggak sakit kaya saya," tuturnya.
Baca juga: Sidang Randy Bagus, Ibu NW Beber Ancaman Pembunuhan, Paksaan Aborsi, Randy Bersimpuh Minta Maaf
Di sisi lain, Novi tetangga KU bercerita pada Minggu pagi, seusai shalat shubuh salah satu anggota keluarganya berteriak minta tolong.
"Warga kemudian mendobrak pintu kamar dan menemukan tiga korban mengalami luka-luka serius," kata Novi kepada wartawan.
Sementara itu saksi lain, Iwan membenarkan jika peristiwa tersebut terjadi seusai shalat shubuh.
Saat ia sedang mengeluarkan motor, ia mendengat teriakan Hamidah, bibi KU.
Baca juga: Kronologi Pembunuhan Cakades Batubintang Pamekasan, Mulanya Ditabrak Mobil Pikap Lalu Dibacok
Hamidah yang tinggal se rumah dengan KU berusaha membuka kamar KU yang dikunci dari dalam setelah mendengar suara keributan.
"Saya mendengar ada keributan dan anaknya menjerit. Saya dan warga lalu mendatangi rumah dan mendobrak pintu kamarnya," ujarnya
Saat di dalam kamar, Iwan menolong satu anak yang mengalami luka pada bagian dada dan wajahnya terlebih dahulu.
Sementara dua anak lainnya terkapar di dalam kamar.
"Saya langsung membawa salah satu anaknya ke Puskesmas. Sementara ibunya saat itu lagi duduk dengan mengenakan mukenah," ungkapnya.
Dua anak KU yang masih hidup kemudian dilarikan ke RS Aminah Bumiayu untuk mendapatkan perawatan.
Baca juga: Akal Licik Pembunuh Mahasiswa Unej 9 Tahun Silam, Gadai Mobil Korban Buat Modal Nikahi Anak Pejabat
Baca berita viral lainnya