Berita Madiun
Madu Mongso Madiun Laris Manis Diburu Jelang Lebaran, Produsen Sampai Tak Sanggup Penuhi Pesanan
Datangnya bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2022 menjadi berkah tersendiri bagi produsen camilan Madu Mongso.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, MADIUN - Datangnya bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2022 menjadi berkah tersendiri bagi produsen camilan Madu Mongso.
Seorang produsen camilan Madu Mongso di Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Suhari mengaku kewalahan memenuhi pesanan dari pelanggan.
Bahkan ia sudah menutup pesanan pada 15 April 2022 lalu karena takut tidak bisa memenuhi pesanan yang terus masuk.
"Alhamdulillah pemesanan membeludak. Kalau pada hari-hari biasa, saya cuma produksi satu pekan satu kali. Sekali produksi membutuhkan ketan hitam 12,5 kilogram," kata Suhari, Jumat (22/4/2022)
"Tapi bulan Ramadan dan jelang Idul Fitri ini setiap hari saya produksi. Satu hari menghabiskan 12,5 kilogram ketan hitam," lanjutnya.
Jika dihitung, selama 15 hari pada bulan Ramadan, ia sudah menghabiskan 2 kuintal ketan hitam.
Baca juga: Ngabuburit Bikin Camilan Menu Buka Puasa, Berikut Resep Pisang Bakar Madu hingga Ubi Goreng Crispy
Pesanan Madu Mongso merek 'Bu Sri' ini datang bukan hanya dari Kabupaten Madiun, tapi juga Kota Madiun, Kabupaten Ponorogo, hingga Surabaya.
"Ada juga yang pesan dari Kalimantan, misalnya Samarinda. Kalau luar negeri ya banyak ada yang ke Hongkong, Taiwan dan lainnya yang dipesan atau dijual tenaga kerja di sana," jelas Suhari.
Suhari menjual Madu Mongso nya dengan harga Rp 75 ribu per kilogram dengan dua jenis pengemasan yaitu plastik bening atau kertas.
Omzet penjualan makanan berwarna hitam pekat ini naik tujuh kali lipat saat Ramadan dan Idul Fitri.
Baca juga: Cicipi Lezatnya Doria, Menu Spesial Ramadan dari Sushi Tei yang Cocok untuk Hidangan Buka Puasa
Jika pada hari-hari biasa, omzetnya berada di angka Rp 3 juta per bulan, pada bulan Ramadan dan Idul Fitri ini, Suhari optimis omzetnya bisa menembus Rp 20 juta.
Tingginya pesanan Madu Mongso 'Bu Sri' ini bukan tanpa alasan. Suhari mengatakan ia mendapatkan resep membuat Madu Mongso ini dari ibunya.
"Dulu ibu hanya membuat Madu Mongso saat Idul Fitri seperti saat ini, dan jika ada yang pesan untuk hajatan. Lalu saya inisiatif untuk memproduksi setiap hari sejak 4 tahun lalu," terangnya.
Baca juga: Mobil Dinas Bupati Bojonegoro Dicuri, Begini Cara Pelaku Jalankan Aksi hingga Kelabui Pos Penjagaan
Suhari enggan mengubah sedikitpun resep yang ia dapatkan dari ibunya demi menjaga kualitas rasa Madu Mongso 'Bu Sri'.
"Bahan-bahannya cuma ketan hitam, kelapa, gula merah, gula pasir, dan daun pandan," ucap Suhari.
Prosesnya mirip dengan membuat tape ketan, yaitu ketan hitam dibersihkan, lalu ditanak hingga matang. Setelah itu difermentasi menggunakan ragi.
Setelah menjadi tape ketan lalu dilumerkan ke dalam wajan bersama kelapa dan gula merah serta gula putih.
Baca juga: Layani Pembeli di Siang Hari, Cafe di Pamekasan Dirazia, Pergoki Mahasiswa dan ASN Asyik Makan
"Proses produksi mulai dari mencuci, pengemasan hingga siap edar butuh waktu 6-7 hari," jelasnya.
Suhari sendiri baru akan membuka kembali pesanan Madu Mongso pada H-2 Idul Fitri. Hal tersebut dilakukan untuk menangkap pasar para warga yang akan kembali ke perantauan.
"Biasanya mereka akan cari oleh-oleh salah satunya Madu Mongso untuk dibawa ke tempat rantaunya," terangnya.
Suhari yakin jajanan tradisional seperti Madu Mongso ini tidak akan hilang ditelan zaman karena selalu punya pangsa pasar tersendiri.
Namun begitu, ia juga berharap dukungan dari pemerintah terutama kucuran modal untuk bisa mengembangkan kapasitas produksi usahanya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com