Berita Tulungagung
Tulungagung Cegah Masuknya Hewan Ternak dari Daerah Terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Tulungagung mengantisipasi ternak dari luar kota. Kebijakan ini diambil untuk mengantis
Penulis: David Yohanes | Editor: Ndaru Wijayanto
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Tulungagung mengantisipasi ternak dari luar kota.
Kebijakan ini diambil untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku.
Terutama ternak yang masuk ke Pasar Hewan Terpadu (PHT) di Desa Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol setiap hari pasaran.
Sebab PHT selama menjadi tempat bertemunya para pedagang hewan dari berbagai daerah.
"Kami sudah mengantisipasi dengan melakukan pengetatan lalu lintas hewan ternak di PHT," terang Kepala Disnakkeswan Tulungagung, Mulyanto.
Mulyanto juga mengaku menekankan komunikasi, edukasi dan penyampaian informasi kepada para peternak serta pedagang hewan.
Baca juga: Sapi dari 4 Daerah di Jatim Dilarang Masuk ke Kota Blitar, Disperdagin Beberkan Alasannya
Diharapkan para pedagang hewan dan peternak bisa turut mengantisipasi dini.
Misalnya jika ditemukan kecurigaan kasus wabah penyakit mulut dan kuku, bisa segera dilaporkan ke petugas.
"Nanti petugas yang akan mengambil sampel untuk diperiksakan di laboratorium. Semua harus dipastikan penyebabnya," sambung Mulyanto.
Selama ini pasar hewan di Tulungagung menjadi tempat transaksi para pedagang dari berbagai wilayah, seperti Blitar, Kediri, dan Trenggalek.
Baca juga: Mentan Lihat Langsung Kondisi Hewan Terserang PMK di Gresik, Ada Sapi Lemas dan Keluarkan Lendir
Mulyanto memastikan, tidak ada pedagang dari daerah terduga maupun tertular.
Jika ada hewan ternak dari daerah tersebut, maka Disnakkewaswan Tulunggaung akan menolaknya.
"Karena menurut ketentuan, daerah yang bebas penyakit mulut dan kuku bebas mengirim ke mana saja. Tapi daerah penularan dilarang mengirim hewan ternaknya," tegas Mulyanto.
PHT menjadi tempat yang strategis untuk melakukan deteksi dini.
Baca juga: 150 Sapi di Lumajang Diduga Terserang PMK, Kaki Gemetar Sampai Mulut Keluarkan Air Liur Berbusa
Petugas Keswan akan melakukan pengamatan makroskopis, melihat setiap gejala klinis yang bisa ditemukan.
Penyakit mulut dan kuku bisa menyerang hewan ternak berkuku genap, seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan babi.
Hewan yang terserang akan mengalami panas tinggi 39 sampai 41 derajat celsius.
Luka melepuh pada lidah dan mukosa rongga mulut.
Hewan yang terserang mulutnya mengeluarkan liur dan mulutnya berbusa.
Baca juga: Dukung Pemprov Tangani PMK pada Hewan Ternak, Polda Jatim Keluarkan Instruksi ke Seluruh Polres
Hewan tidak tidak mau makan, gemetar dan sulit berdiri.
Pada sapi biasanya pincang, disertai luka pada kaki hingga lepas kukunya.
Nafas hewan yang terserang juga sangat cepat.
Penyakit ini menular sangat cepat, hingga bisa menjangkiti seluruh populasi.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com