Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Menu Diet

Mengenal Intermittent Fasting, Berat Badan Turun dengan Menu Diet Puasa, Tak Sembarang Orang Bisa

Diet intermittent fasting ini dikatakan ampuh membuat berat badan turun. Tapi, tidak semua orang bisa, loh! Simak ketentuannya!

Editor: Olga Mardianita
Freepik.com
Ilustrasi jam berpuasa dalam diet intermittent fasting (IF). 

TRIBUNJATIM.COM - Metode menurunkan berat badan sangat beragam. Hal ini membuat pelaku diet dapat memilih cara yang cocok dirinya sendiri.

Pemilihan menu deit ini tentu mempertimbangkan hasil yang ingin dicapai.

Kendati demikian, kita harus memerhatikan keamanan dari menu diet ersebut.

Salah satu menu diet yang bisa Anda coba adalah intermittent fasting atau biasa dikenal sebagai IF.

Melihat dari nama, menu diet ini mengharuskan para pelaku diet berpuasa setidaknya dua kali dalam satu minggu.

Lantas, puasa seperti apa yang dapat diterapkan dalam menu diet ini? Bagaimana aturan mainnya?

Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

Informasi seputar berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

Intermitten fasting atau juga dikenal sebagai diet intermiten atau pun diet puasa, menjadi salah satu tren kesehatan yang populer.

Berbagai data menunjukkan, diet intermiten tidak hanya dapat menurunkan berat badan, namun juga memperbaiki kesehatan tubuh dan dinilai mampu memperpanjang umur.

Ahli diet terdaftar, Anna Taylor mengungkapkan panjang lebar mengenai diet intermiten, serta kelebihan dan kekurangan diet tersebut.

Diet intermiten fokus mengurangi kalori diet intermiten kerap digambarkan sebagai pola atau siklus puasa.

Diet puasa bukan berarti membuat tubuh merasa lapar, namun mengurangi asupan kalori untuk jangka waktu yang singkat.

Gagasan dari diet ini adalah, tubuh kita merasa puas makan dalam porsi yang lebih kecil sekaligus mengurangi keinginan untuk memakan camilan yang tidak sehat.

Sebelum mengenal menu diet intermittent fasting lebih jauh, para pelaku diet tidak boleh berada pada kategori ini.

Ya, tidak sembarang orang dapat melakukan menu diet puasa ini.

Baca juga: 7 Cara Mengecilkan Paha Secara Alami, Tips Menu Diet Sehat - Pola Hidup, Penting Minum Air Putih

Baca juga: Menu Diet Mediterania Ala Indonesia, Tidak Repot dan Bisa Ditemukan di Mana Saja: Soto Hingga Pecel

Orang-orang tersebut adalah:

  • Orang-orang yang ada gangguan rohani. Artinya, memiliki masalah dengan pola makan, misalnya makan lalu dimuntahkan, atau takut dengan makanan, dan memiliki gangguan kecemasan.
  • Punya penyakit medis, atau minum obat-obatan tertentu secara rutin. Misalnya, diabetes, penyakit hormon seperti gangguan tiroid, hingga, gangguan ginjal atau hati.
  • Mereka yang ingin punya anak dan ingin hamil. Sebab meski jarang, ada perempuan yang tidak mengalami menstruasi setelah melakukan intermittent fasting, yang tentu akan mengganggu proses reproduksi.
  • Anak-anak di bawah 18 tahun
"Jika kita berisiko mengalami gangguan makan, jangan mencoba diet puasa apa pun," saran Taylor.
"Diet intermiten juga diketahui meningkatkan kemungkinan makan berlebihan pada beberapa orang karena pembatasan tersebut."
Kenali pula efek samping yang mungkin menyertai dari pola makan ini, seperti mudah marah, kekurangan energi, rasa lapar terus-menerus, sensitif akan perubahan suhu, serta performa kerja dan aktivitas yang buruk.
Solusinya, hubungi dokter agar mereka dapat mengecek kondisi kesehatan kita dan menentukan apakah diet intermiten adalah diet yang tepat bagi kita atau tidak.
Cara kerja diet intermittent fasting
Ada beberapa pendekatan yang efektif untuk menerapkan diet puasa, namun hal itu tergantung dari diri kita.
"Jika kita ingin mencoba diet intermiten, cobalah mencari tahu mana yang terbaik bagi kita," ujar Taylor.
"Kemungkinan diet itu membutuhkan beberapa percobaan dan kesalahan lebih dulu."
Dijelaskan Taylor, sebagian orang dapat berpuasa selama 16 jam dan membatasi waktu makan hanya delapan jam dalam sehari, seperti dari pukul 09.00-17.00.
Sedangkan, beberapa orang mungkin kesulitan berpuasa selama itu dan perlu mengurangi durasi puasa mereka.
Metode diet puasa
Kita perlu mengetahui metode diet intermiten yang cocok agar dapat memertahankan nutrisi dalam diet secara keseluruhan dan tidak merugikan diri sendiri nantinya
"Penurunan berat badan bukanlah pendekatan yang general untuk setiap orang," kata Taylor.
"Diet intermiten mungkin diet berkelanjutan bagi sebagian orang, sedangkan sebagian lain menyadari pendekatan ini tidak cocok bagi mereka."
Taylor menjelaskan beberapa metode diet intermiten yang populer.
Puasa juga dipercaya memiliki khasiat untuk kesehatan salah satunya mengurangi berat badan dan obesitas. Namun sayangnya, banyak orang yang tidak paham bagaimana caranya berdiet saat berpuasa dengan benar.
Puasa juga dipercaya memiliki khasiat untuk kesehatan salah satunya mengurangi berat badan dan obesitas. Namun sayangnya, banyak orang yang tidak paham bagaimana caranya berdiet saat berpuasa dengan benar. (istimewa)

Baca juga: Rekomendasi Resep Cloud Bread untuk Menu Diet yang Pernah Viral di TikTok, Cuma Pakai 3 Bahan

1. Makan dengan batasan waktu 16/8 atau 14/10
Pada metode ini, kita mengatur jendela (window) puasa dan makan.
Misalnya, kita berpuasa selama 16 jam dan hanya makan delapan jam dalam sehari.
"Karena kebanyakan orang berpuasa saat tidur, metode ini populer," ungkap Taylor.
"Ini lebih mudah, karena kita memperpanjang puasa semalam dengan melewatkan sarapan dan tidak makan sampai makan siang."
"Metode puasa ini lebih aman bagi banyak orang yang tertarik untuk mencoba diet intermiten pertama kalinya," imbuh dia.
Metode umum untuk cara makan dengan batasan waktu meliputi:
  • Metode 16/8: Hanya makan antara pukul 10 pagi hingga pukul enam sore
  • Metode 14/10: Hanya makan antara pukul sembilan pagi hingga pukul tujuh malam
Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved