Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Detik-detik Kebakaran di Surabaya Tewaskan Majikan dan Pembantu, Terungkap Soal Darah: Penyelamatan

Inilah detik-detik kebakaran di Surabaya yang menewaskan majikan dan pembantu, terungkap soal penyebab darah: Aksi penyelamatan.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM/LUHUR PAMBUDI
Evakuasi korban kebakaran di sebuah rumah dua lantai, Jalan Menanggal III, Gang Jeruk, Menanggal, Gayungan, Surabaya, pada Senin (27/2/2023) pagi. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Terungkap hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran rumah dua lantai, Jalan Menanggal III, Gang Jeruk, Gayungan, Surabaya, yang menewaskan dua orang lansia, majikan dan pembantu, pada Senin (27/2/2023) pagi. 

Identitas korban bernama Sri Wahyuni (65) atau Bu Heri, merupakan pemilik rumah. Sedangkan, korban lainnya, Ngatijem (68) atau Bu Balok, merupakan pembantu di rumah tersebut. 

Kanit Reskrim Polsek Gayungan Polrestabes Surabaya, Ipda Djoko Setiyono menduga, penyebab terbakarnya salah satu kamar di rumah tersebut, berasal dari alat pendingin udara AC yang mengalami korsleting

AC yang bermasalah, letaknya berada tepat di tengah dinding, yang menjadi sekat antara dua ruangan kamar. 

Artinya kedua sisi AC tersebut berada di antara dua ruangan kamar. Yakni satu sisi berada di kamar tengah atau kedua yang ditempati oleh Sri Wahyuni, si tuan rumah. Sedangkan sisi AC yang lain, berada di ruang depan atau ruang pertama yang biasa dijadikan lokasi untuk aktivitas pembantu menyelesaikan pekerjaan melipat pakaian dan menyetrika. 

"Ada AC juga. Kayaknya di kamar kedua itu (posisi tengah) ditempati ibu si tuan rumah (Sri). Dan kondisi atas tempat AC-nya itu dilubangi. Jadi AC itu, jadi dua kamar. Iya di antara dua kamar itu," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Senin (27/2/2023). 

Komponen AC yang terbahan plastik itu meleleh mengenai tumpukan baju di atas meja yang berada tepat di bawahnya. 

Benda berbahan kain yang mudah terbakar itu, akhirnya menyebabkan lelehan komponen AC yang korsleting, berubah menjadi kobaran api.

Kobaran api yang mengamuk, melumat semua benda seisi ruang kamar.

Menurut Djoko, saat ruang depan atau kesatu itu terbakar, Ngatijem sedang berada di dalamnya untuk beraktivitas.

Kobaran api yang mudah membesar, lalu mengenai tubuh bagian atas Ngatijem. 

"Kemungkinan, lelehan dari plastik AC itu, kemungkinan jatuh membakar sebagian dari baju-baju di meja kecil. Tepat di bawah AC jadi leleh," katanya. 

Baca juga: Majikan dan Pembantu Tewas dalam Kebakaran Rumah di Surabaya, Benda Ini Diduga Jadi Penyebab

Pada saat tubuhnya tersambar api hingga terbakar, diduga kuat, terjadi momen dramatis penyelamatan yang dilakukan oleh Ngatijem terhadap sang majikan, Sri Wahyuni, yang nyaris lumpuh. 

Berdasarkan analisa singkat dari hasil olah TKP yang dilakukannya bersama Tim Inafis Polrestabes Surabaya, Djoko menerangkan, Ngatijem yang mengalami luka bakar sempat berupaya menyelamatkan sang majikan yang kesulitan bergerak melarikan diri, di depan kamar tengah atau kamar kedua. 

Ngatijem berusaha menggendong sang majikan dari sisi belakang, lalu membawanya ke ruang dapur yang berada di sisi paling dalam rumah, atau bersebelahan dengan kamar tengah. 

Tak ayal didapati adanya luka bakar di sisi punggung dan kulit kaki dari jasad Sri Wahyuni, dengan posisi tubuh; kepala dan dada, menempel lantai dapur, seperti sedang bersujud.

"Kamar kedua ruangan yang setiap hari dipakai untuk istirahatnya Bu Sri, di situ kan kasur utuh. Kamar pertama, parah itu kasur terbakar habis (kamar yang dipakai oleh pembantu beraktivitas)," ungkapnya. 

Djoko menduga, dari upaya penyelamatan itu, Sri Wahyuni yang memang diketahui mengalami sakit hingga kesulitan bergerak, menyebabkan kepala membentur lantai hingga mengeluarkan darah. 

Sedangkan, Ngatijem yang saat itu diduga kuat mengalami kondisi kalut, karena luka bakar di bagian tubuh atasnya, akhirnya terjatuh, hingga menyebabkan kepalanya membentur di dinding atau lantai, dan mengeluarkan darah. 

"Iya (Bu Balok) berusaha menyelamatkan. Terjadi korsleting, tubuhnya mungkin dalam keadaan terbakar, berusaha menyelamatkan Bu Sri. Lalu Bu Sri ikut terbakar sebagian bajunya. Akhirnya Bu Balok berusaha keluar lalu kena natap tembok. Iya Bu Sri berhasil dikeluarkan dari kamarnya, tapi karena asap penuh, mulek, pingsan di situ," terang mantan anggota Satreskrim Polrestabes Surabaya itu. 

Sementara ini, Djoko menduga, darah yang sempat mengalir dari bagian kepala kedua korban, akibat benturan pada momen krusial yang dialami keduanya di dalam rumah tersebut. 

Yakni, kepala Sri Wahyuni yang terbentur di atas lantai karena sedang diselamatkan oleh Ngatijem yang juga sedang mengalami luka bakar, dari kobaran api di dalam kamar depan atau kesatu. 

Sedangkan, Ngatijem yang sedang mengalami luka bakar, tetap berusaha menyelamatkan sang majikan yang kesulitan melarikan diri dari jilatan kobaran api. 

"Karena ibu (Sri) itu kondisinya sedang sakit, stroke, lumpuh. Lalu ikut terbakar. Akhirnya jatuh dari alat bantu jalan, walker itu. Kemungkinan terjatuh di atas lantai dengan posisi duduk wajahnya membentur ke lantai, sehingga darah mengucur di bagian hidung atau apa. Iya kulit kaki ibu (Sri) itu ada terbakar," katanya. 

Terlepas dari kesemua dugaan tersebut. Djoko mengaku, pihaknya masih menunggu hasil olah TKP lanjutan yang dilakukan Tim Inafis Polrestabes Surabaya, dan analisis Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jatim. 

"Tentu, kami juga menunggu hasil pasti dari Labfor untuk memastikan penyelidikan ini," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved