Menu Diet
Menu Diet Bebas Jerawat, Hempas Bintik Merah di Wajah Secara Sehat, Rendah Gula dan Tinggi Seng
Menghilangkan jerawat bisa dilakukan lewat makanan. Inilah rekomendasi menu diet bebas jerawat untuk meredakan radang di wajah.
TRIBUNJATIM.COM - Banyak orang mengatakan makanan yang dikonsumsi akan memengaruhi tubuh.
Salah satu dampak buruk dari mengonsumsi sembarangan makanan adalah jerawat meradang di wajah.
Sebab itu, Anda bisa melakukan menu diet bebas jerawat berikut ini.
Selain itu, menu diet bisa terus dilanjutkan untuk mencegah munculnya bintik-bintik merah tersebut.
Lantas, menu diet seperti apa yang bisa dilakukan untuk menghilangkan jerawat?
Yuk, simak!
Informasi seputar berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com
Rekomendasi Menu Diet Bebas Jerawat
Diet terbaik agar terbebas dari jerawat memprioritaskan konsumsi makanan sehat dan seimbang, kaya akan buah dan sayuran segar, sumber protein sehat, dan biji-bijian.
Sejumlah penelitian menunjukkan, diet untuk jerawat berikut ini, efektif melawan jerawat dari dalam serta meningkatkan kesehatan kulit.
Namun sebelum mencoba, ada baiknya untuk berkonsultasi dulu dengan dokter agar perubahan pola makan yang kita terapkan ini tidak berisiko bagi kesehatan.
Berikut beberapa jenis diet yang disebut mampu mengatasi jerawat.
Baca juga: 7 Camilan untuk Menu Diet Menurunkan Berat Badan, Boleh Dikonsumsi Setelah Sarapan dan Makan Siang
Baca juga: Bagus untuk Menu Diet Sehat Setiap Hari, Buah Naga Jadi Sumber Serat yang Ampuh Turunkan Berat Badan

1. Diet indeks glikemik rendah
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengikuti diet rendah glikemik atau rendah gula dapat mencegah dan mengatasi jerawat.
Misalnya pada sebuah studi di tahun 2007 yang diterbitkan dalam Journal Dermatology America yang menemukan fakta mengikuti diet rendah glikemik selama 12 minggu dapat mengatasi jerawat pada pria, dan juga menyebabkan penurunan berat badan.
2. Diet tinggi seng
Seng adalah jenis mineral yang penting dalam menjaga kesehatan kulit serta mengatur metabolisme serta kadar hormon di dalam tubuh.
Dalam satu penelitian yang dipublikasikan BioMed Research International Journal, ditemukan adanya hubungan antara kadar seng dalam darah dan tingkat keparahan jerawat.
Berdasarkan studi tersebut, para ahli menyarankan untuk meningkatkan jumlah konsumsi seng dalam pola makan sehari-hari.
Cara ini dinilai ampuh menstabilkan kadar hormon hingga mengatasi jerawat dalam kasus yang parah.
Sejumlah makanan yang tinggi akan seng meliputi;
- Biji labu
- Kacang mete
- Daging sapi
- Kalkun
- Biji gandum
- Kacang-kacangan
- Makanan laut seperti tiram dan kepiting
3. Vitamin A dan E
Pada penelitian yang diterbitkan Journal of Cutaneous and Ocular Toxicology, para peneliti menemukan, kadar vitamin A dan E yang rendah juga terkait dengan kasus jerawat yang parah.
Untuk mengatasi kondisi ini, para ahli menyarankan orang dengan jerawat parah agar meningkatkan asupan makanan yang mengandung vitamin A dan E.
Namun sebelum itu, pastikan konsultasi dulu ke dokter terkait agar kita mendapatkan jumlah takaran yang tepat dan tidak berlebihan.
Sebab berlebihan mengonsumsi terutama vitamin A, bisa berpotensi memicu keracunan vitamin yang berdampak pada kerusakan permanen pada organ.

Baca juga: Menu Diet Sehat dengan Kurangi Konsumsi Tepung Terigu, Minyak dan Santan, Pangkas Berat Badan 41 Kg
Baca juga: 4 Mitos-Fakta Menu Diet, Rahasia Berat Badan Ideal, Tak Perlu Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?
4. Makanan tinggi antioksidan dan omega 3
Omega-3 adalah jenis lemak sehat yang ditemukan pada asupan nabati tertentu dan sumber protein hewani, seperti ikan dan telur.
Sementara antioksidan senyawa yang dapat memperlambat dan mencegah proses stres oksidatif hingga menetralkan racun di dalam tubuh.
Ketika dua asupan ini dikombinasikan, manfaatnya bisa mengurangi tingkat peradangan di dalam tubuh, termasuk jerawat.
Menurut studi di tahun 2012 dan 2014 ditemukan bahwa orang yang mengonsumsi suplemen omega-3 dan antioksidan setiap hari dapat mengurangi jerawat sekaligus meningkatkan kesehatan mental mereka.
Lebih lanjut, berikut ini adalah sejumlah informasi seputar makanan dengan indeks glikemik rendah.
Faktor-Faktor Mempengaruhi Indeks Glikemik Makanan
Melansir WebMD, beberapa faktor dapat memengaruhi nilai indeks glikemik suatu makanan.
Ini termasuk:
- Komposisi nutrisi
- Cara pemasakan
- Kematangan
- Jumlah pengolahan yang dilakukan
Baca juga: 6 Tips Menu Diet Sederhana untuk Menurunkan Berat Badan, Ahli: Hindari Kurangi Makan Secara Drastis!
Baca juga: Tips Menu Diet Menurukan Berat Badan 5 Kg, Ada Rekomendasi Sarapan dan Jam Makan, Boleh Ngemil
Makanan kemudian bisa diklasifikasikan sebagai makanan dengan indeks glikemik rendah, sedang, atau tinggi, dan diberi peringkat pada skala 0–100.
Berikut ini tiga peringkat indeks glikemik:
- Rendah: 55 atau kurang
- Sedang: 56–69
- Tinggi: 70 atau lebih
Semakin kecil angka indeks glikemik, maka semakin kecil pula dampak makanan terhadap gula darah di dalam tubuh.
Lantas, bagaimana cara mengikuti diet rendah glikemik?
Diet sehat dan rendah glikemik harus terdiri dari sebagian besar makanan GI rendah, seperti:
- Buah-buahan: apel, beri, jeruk, lemon, jeruk nipis, jeruk bali
- Sayuran tidak bertepung (non-stratchy): brokoli, kembang kol, wortel, bayam, tomat
- Biji-bijian utuh: quinoa, couscous, barley, buckwheat, farro, oat
- Kacang-kacangan: lentil, kacang hitam, buncis, kacang merah
Makanan tanpa nilai indeks glikemik atau makanan dengan indeks glikemik sangat rendah juga dapat dinikmati sebagai bagian dari diet glikemik rendah yang seimbang.
Beberapa makanan yang masuk kategori tesebut, di antaranya yakni:
- Daging: daging sapi, domba, babi
- Makanan laut: tuna, salmon, udang, mackerel, ikan teri, sarden
- Unggas: ayam, kalkun, bebek, angsa
- Minyak: minyak zaitun, minyak kelapa, minyak alpukat, minyak sayur
- Kacang: almond, kacang macadamia, kenari, pistachio Biji: biji chia, biji wijen, biji rami, biji rami
- Herbal dan rempah-rempah: kunyit, lada hitam, jintan, dill, basil, rosemary, kayu manis
Sementara itu, beberapa makanan dengan indeks glikemik tinggi yang perlu dibatasi konsumsinya ketika tengah menerapkan diet rendah rendah glikemik di antaranya, yakni:
- Roti: roti putih, bagel, roti pita Nasi: nasi putih, nasi melati, nasi arborio
- Sereal: gandum instan, sereal sarapan Pasta dan mie: lasagna, spaghetti, ravioli, makaroni, fettuccine
- Sayuran bertepung: kentang tumbuk, kentang, kentang goreng
- Makanan yang dipanggang: kue, donat, biskuit, croissant, muffin
- Makanan ringan: coklat, biskuit, popcorn microwave, keripik, pretzel
- Minuman yang dimaniskan dengan gula: soda, jus buah, minuman olahraga

Baca juga: Jangan Dibuang Dulu! Kulit Jeruk Bisa Masuk ke Menu Diet, Vitamin C-nya Baik untuk Kecantikan Kulit
Baca juga: Daftar Makanan Sehat ala DEBM, Menu Diet Enak yang Viral di TikTok, Boleh Makan Malam Sate Kambing
Idealnya, cobalah mengganti makanan tersebut dengan makanan yang memiliki indeks glikemik lebih rendah bila memungkinkan.
Perlu diingat bahwa indeks glikemik berbeda dengan beban glikemik (GL).
Berbeda dengan indeks glikemik, yang tidak memperhitungkan jumlah makanan yang dimakan, faktor beban glikemik dalam jumlah karbohidrat dalam satu porsi makanan untuk menentukan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi kadar gula darah.
Untuk alasan ini, penting untuk mempertimbangkan indeks glikemik dan beban glikemik saat memilih makanan untuk membantu mendukung kadar gula darah yang sehat.
Pengaruh Memasak dan Pematangan
Untuk makanan tertentu, metode pemasakan yang digunakan dapat mempengaruhi indeks glikemik.
Misalnya, makanan yang digoreng cenderung mengandung banyak lemak yang dapat memperlambat penyerapan gula dalam aliran darah dan menurunkan indeks glikemik.
Sementara itu, roasting dan baking dapat memecah pati resisten, yakni sejenis pati yang menahan pencernaan dan biasanya ditemukan dalam makanan seperti kacang-kacangan, kentang, dan gandum, sehingga dapat meningkatkan indeks glikemik.
Sebaliknya, merebus dianggap membantu mempertahankan lebih banyak pati resisten dan menyebabkan indeks glikemik lebih rendah dibandingkan dengan metode memasak lainnya.
Semakin lama Anda memasak makanan seperti pasta atau nasi, semakin besar daya cerna kandungan patinya, sehingga semakin tinggi nilai indeks glikemiknya.
Oleh karena itu, yang terbaik adalah memasak makanan ini hanya sampai teksturnya masih keras saat digigit.
Selain cara memasak yang digunakan, tingkat kematangan juga dapat memengaruhi GI beberapa buah, termasuk pisang. Ini karena jumlah pati resisten menurun selama proses pematangan, yang mengarah ke GI yang lebih tinggi.
Misalnya pisang yang sudah matang memiliki indeks glikemik 51, sedangkan pisang yang kurang matang memiliki indeks glikemik hanya 30.
----
Artikel ini telah ditayangkan di Kompas.com: artikel 1, 2.
Berita Jatim dan menu diet lainnya.
TribunJatim.com
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
menu diet
indeks glikemik rendah
menu diet bebas jerawat
vitamin A
diet tinggi seng
tinggi antioksidan
omega 3
Contoh Menu Diet Awet Muda Ala 4 Artis Tanah Air, Luna Maya Tambah Cantik di Usia 40 Tahun |
![]() |
---|
Cara Menurunkan Berat Badan 2 Kg dalam 1 Hari Tanpa Olahraga, Ikuti Aturan Menu Diet Air Putih Ini |
![]() |
---|
Resep dan Cara Membuat Puding Yoghurt Strawberry untuk Camilan Diet Pagi Hari, Lancarkan Pencernaan |
![]() |
---|
7 Rekomendasi Makanan Gluten Free untuk Menu Diet, Ada Quinoa Sayuran hingga Buah-buahan Segar |
![]() |
---|
10 Makanan yang Cocok untuk Menu Diet, Mudah Ditemukan di Pasar, Telur hingga Sayuran Hijau |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.