Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pesta Bahagia di Lembang Petaka, Ratusan Orang Muntah hingga Tak Sadarkan Diri, Bupati Turun Tangan

Sebuah pesta pernikahan di Kampung Cijengkol, RT 03/05, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) berubah menjadi petaka.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Januar
KOMPAS.COM/Bagus Puji Panuntun
Warga yang jadi korban di hari pesta bahagia di Lembang, Bandung Barat. 

TRIBUNJATIM.COM - Sebuah pesta pernikahan di Kampung Cijengkol, RT 03/05, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) berubah menjadi petaka.

Ratusan warga yang menghadiri acara pernikahan itu kini tak berdaya.

Mereka mengalami muntah-muntah hingga mengalami penurunan kesadaran.

Bupati langsung turun tangan.


Dilansir dari TribunJabar, ratusan warga di Kampung Cijengkol, RT 03/05, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) keracunan setelah mengonsumsi nasi, rolade, beef steak, sop, mustopa, capcay, dan rujak di acara hajatan pernikahan.

Mereka mengalami gejala diare, mual, dan muntah-muntah.

Sampel makanan yang menyebabkan 178 warga keracunan itu sudah dikirim ke Labkesda Jabar untuk dilakukan uji laboratorium.

Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan Wijayanto, mengatakan, selain sampel makanan, pihaknya juga telah mengirimkan sampel air yang digunakan untuk memasak nasi dan makanan lain untuk diuji laboratorium.

"Jadi selain makanan, kita juga langsung melakukan uji laboratorium air dari keran atau titik terakhir yang digunakan warga untuk memasak makanan," ujar Hernawan saat dihubungi Tribun Jabar, Selasa (28/2/2023).

Baca juga: Pesta Bahagia di Boyolali Berubah Musibah, Pengantin Wanita Tak Keluar Rumah: Gemeter, Ending Miris

Atas hal itu pihaknya belum bisa memastikan, penyebab keracunan tersebut karena harus menunggu hasil uji laboratorium sampel makanan dan air sudah keluar dulu.

"Kira-kira untuk hasilnya akan keluar sekitar satu pekan hingga 10 hari. Setelah itu penyebabnya bisa diketahui apakah dari makanan atau dari air," kata Hernawan.

Kepala Puskesmas Lembang, Yana Mulyana, mengatakan, sampel makanan tersebut sudah diambil tepat setelah ratusan warga itu mengalami keracunan. Namun hasil uji laboratoriumnya belum keluar.

"Jadi kami belum bisa menentukan dari bakteri apa atau jenis makanan apa yang menyebabkan warga di sini mengalami keracunan," ucapnya.

Baca juga: Update Terkini Kasus Keracunan Massal Mahasiswa UB, Juru Masak Ikut Diperiksa Polisi

Sejak adanya laporan keracunan itu, petugas medis dari Puskesmas Lembang dan Jayagiri langsung dikerahkan di posko RW 05 Desa Wangunsari karena mereka mengalami mual, muntah, hingga diare.

"Namun tidak keluar darah dan lendir, tapi yang kita takutkan dari diare. Apalagi sampai dehidrasi berat risikonya bisa fatal, bisa ginjal dan sebagainya dan bisa menimbulkan kematian, jadi itu yang kita waspadai," kata Yana.

Berdasarkan data dari pihak kecamatan pada Senin (27/2/2023) malam, jumlah warga yang keracunan tersebut tercatat ada 178 orang, lalu pada Selasa (28/2/2023) siang bertambah sebanyak 27 orang.

Kepala Desa Wangunsari, Diki Rohani mengatakan, adanya penambahan korban tersebut karena ada 27 warga yang melaporkan mengalami gejala keracunan ke posko darurat di Masjid Al Hudaya di Kampung Cijengkol.

"Jadi hingga pukul 12.00 WIB, ada penambahan kasus 27 orang, tetapi yang sudah dipastikan dirawat itu ada 2, kemudian ada ambulans kami sedang menjemput 3 orang lagi," ujarnya saat ditemui di Lembang, Selasa (28/2/2023).


Sementara untuk saat ini, kata dia, ada 7 orang yang dirujuk ke rumah sakit, 7 orang dirawat di RSUD Lembang, dan 2 orang lainnya memilih memeriksakan mandiri ke rumah sakit swasta di daerah Kota Bandung.

"Jadi yang diperiksa ke RS Advent secara mandiri 1 orang, ke RS Salamun 1 orang, dan ternyata hari ini sudah ada yang diperiksa ke posko darurat ini sebanyak 27," kata Diki.

Pada awalnya, kata dia, ratusan warga yang keracunan ini mengeluhkan gejala keracunan makanan seperti sakit perut, mual, dan yang paling banyak buang air besar secara terus menerus.

"Keluhannya hampir sama semua, mual, mules, yang paling dominan itu bolak-balik kamar mandi, diare, ada yang muntah juga," ucapnya.

Baca juga: KKM Berujung Keracunan Massal, Ratusan Mahasiswa UB Mual hingga Diare seusai Makan Nasi Bungkus

Ia mengatakan, acara pernikahan itu diprediksi dihadiri oleh sekitar 500 orang, sehingga dia menduga masih ada warga dari wilayah lain yang mengalami gejala setelah sempat hadir di acara tersebut.

"Saya koordinasi ke semua RW, apabila ada masyarakat yang mengalami gejala, secepatnya harus melaporkan ke posko, kita dari pihak desa menambah ambulans untuk antisipasi jika ada yang harus dirujuk," ujar Diki.

Sementara itu, Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan menjamin biaya perawatan untuk pasien yang mengalami keracunan massal di Kampung Cijengkol, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat.

Hingga Selasa (28/2/2023), jumlah warga yang mengalami gejala keracunan makanan di Lembang bertambah menjadi 217 orang dengan rincian 184 orang dirawat di Posko Darurat Masjid Al Hudaya, 31 warga memeriksakan ke klinik di sekitar Desa Wangunsari, dan 2 orang berobat ke rumah sakit di Kota Bandung.

Baca juga: Bahaya Nitrogen Cair di Chiki Ngebul yang Sebabkan Keracunan, Dinkes Tuban Awasi Peredaran Cikibul

Dari 184 warga yang memeriksakan diri ke posko darurat, sebanyak 21 orang dirujuk ke RSUD Lembang dengan rincian 6 orang dirawat di ruang inap, 6 diobservasi di IGD, dan 9 orang dinyatakan sudah pulih.

"Semua biaya perawatan mereka full kita tanggung. Bagi pasien yang berobat jalan saya minta ke pak Dirut RSUD untuk dibantu vitaminnya. Yang sekarang sedang dirawat juga kita cover full sampai sembuh," ujar Hengki Kurniawan saat meninjau pasien korban keracunan di RSUD Lembang, Selasa (28/2/2023).

Dari hasil penelusuran Pemkab Bandung Barat, kasus keracunan massal di Desa Wangunsari ini bermula dari hidangan pesta pernikahan yang dikonsumsi oleh kurang lebih 500 warga pada Minggu (26/2/2023) siang.

Satu hari berikutnya, pemerintah Desa Wangunsari mendapat laporan adanya warga yang mendadak mengalami diare dengan jumlah yang tidak sedikit

Keluhan warga yang melapor hampir sama, mereka mengalami mual-mual, muntah-muntah, pusing, diare, hingga penurunan kesadaran.

Saat itu pula, Hengki menginstruksikan aparat terkait untuk mendirikan posko darurat sebagai langkah penanggulangan pertama pada kejadian luar biasa (KLB) tersebut.

"Sejak awal Dinkes bergerak cepat dengan membawa pasien yang kondisinya parah ke RSUD Lembang. Posko di wilayah juga dengan cepat disiapkan. Sekarang sebagian sudah bisa kembali ke rumah, sebagian bisa pulih," papar Hengki.

Peristiwa keracunan massal ini merupakan KLB kalo kedua dalam 1 bulan terakhir yang terjadi di Bandung Barat.

 

 

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved