Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Kondisi Taman Bacaan Masyarakat di Balai RW Bikin DPRD Surabaya Prihatin: Tak Ada Toilet

Anggota Komisi A DPRD Surabaya Josiah Michael meminta setiap balai RW di Surabaya dilengkapi toilet.

Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Januar
ISTIMEWA
Anggota DPRD Kota Surabaya, Josiah Michael 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Nuraini Faiq

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA-Anggota Komisi A DPRD Surabaya Josiah Michael meminta setiap balai RW di Surabaya dilengkapi toilet.

Apalagi ratusan balai di seluruh kampung di Kota Surabaya saat ini sudah menjadi Taman Bacaan Masyarakat (TBM).

Tidak sekadar teman bacaan, balai RW itu juga ada yang melayani pendidikan anak usia dini.

Tidak berhenti di situ, TBM di balai RW tersebut juga melayani bimbingan belajar gratis bagi anak-anak di kampung Surabaya.

Namun kebanyakan fasilitas TBM di Balai RW memprihatinkan. Sarana prasarana dan infrastruktur perlu diperhatikan.

"Terutama TBM di balai RW. Petugas jika mau buang air kecil saja kesulitan karena tidak ada toilet. Kasian instruktur dan siswanya," kata Josiah, Kamis (30/3/2023).

Anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini memandang sangat penting keberadaan TBM di balai-balai RW. Tercataf saat ini ada 530 TBM yang tersebar di seluruh Surabaya.

Yang luar biasa, sebanyak 469 TBM ada di balai RW. Selain itu tempat layanan publik untuk pendidikan itu juga menehabr di 27 kelurahan, di kantor kecamatan 5 TBM.

Selain itu di rumah susun 19 TBM, di instansi Pemkot 3 TBM, di terminal 1 TBM, di rumah sakit 2 TBM, di taman 1 TBM, di Liponsos 2 TBM, dan di Museum Pendidikan 1 TBM.

Baca juga: Dukung Branding Taman Bacaan Masyarakat di Surabaya, Nippon Paint Sumbang 335 Liter Cat Terbaik

Dari lima ratus lebih TBM itu, hanya dilayani oleh 250 orang petugas sehingga jadwal buka TBM ada yang 2 hingga 3 hari sekali dan 1 petugas bisa memegang 2 hingga 3 TBM. Josiah mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.

"Petugas TBM ini kan fungsinya bukan hanya sebagai penjaga taman bacaan, tetapi mereka kan juga akan dipersiapkan menjadi pendongeng. Juga mengajar menulis hingga kegiatan bimbingan belajar. SDM-nya harus betul-betul dipersiapkan. Saya kira perlu penambahan petugas ya karena komposisi saat ini jumlah petugas kurang dan tentu tidak optimal karena harus bekerja di dua hingga tiga tempat," kata Josiah.

Diakui memang penambahan pegawai saat ini sulit. Tetapi mengingat kebutuhan dan untuk peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat, maka harus di carikan solusinya.

Saat perekrutan penambahan petugas, maka SDM yang direkrut bisa mumpuni untuk menjalankan tugas yang beraneka ragam.
Apalagi PUSTAGA (Pusat Konsultasi Keluarga) sebagai bentuk tindak lanjut dinas untuk program Pemkot Surabaya.

Saat ini terus digenjot Pogram "Surabaya kota Layak Anak". Tentu ini menjadi motivasi agar semua layanan kepada masyarakat lebih ditingkatkan.


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved