Berita Surabaya
Tahun 2024, ASN Pemkot Surabaya Bisa Bekerja dari Mana Saja, Wali Kota Eri: Tidak Harus Ngantor
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mewacanakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya bisa memberikan pelayanan dari mana saja.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Taufiqur Rohman
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine Koloway
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mewacanakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya bisa memberikan pelayanan dari mana saja pada 2024.
Nantinya, ASN akan bekerja sesuai dengan target.
Terkait hal ini, Cak Eri menjabarkan sistem pelaksanaannya.
Prinsipnya, para ASN akan berkerja dengan target yang tertera dalam daftar output dan outcome masing-masing.
Mereka harus memenuhi seluruh pelayanan dengan acuan tersebut.
Harapannya, masyarakat akan semakin dekat dan cepat dalam mendapatkan akses pelayanan prima pemerintah.
Saat ini, Pemkot telah memulai dengan menyelenggarakan pelayanan administrasi kependudukan (adminduk) di seluruh Balai RW.
Menggunakan digitalisasi, para ASN kini berkantor juga di Balai RW.
“Sekarang masyarakat bisa merasakan digitalisasi. Maksud saya pelayanan tidak harus ngantor itu adalah sekarang sudah ada pelayanan di balai RW" kata Cak Eri di Surabaya, Senin (1/5/2023).
"Contoh (mengurus) KTP dalam sehari harus selesai, KK (Kartu Keluarga) sehari harus selesai."
"Nanti akan tahu di Balai RW mana, petugasnya siapa. Kalau belum selesai, maka (ASN) terkena sanksi," katanya.
Dengan bertemu masyarakat, maka permasalahan akan lebih cepat diterima. Sehingga, solusi juga lebih cepat diberikan.
"Contohnya, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, serta Pertanahan (Disperkim). Dia bisa berdiskusi di bawah, tidak harus di kantor."
"Namun, bisa juga jalan-jalan ke bawah, sehingga terjalin komunikasi dengan masyarakat. Kalau di kantor terus, kapan bertemu masyarakat?," katanya.
Baginya, ini juga bukan kali pertama diterapkan.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini mengungkap pernah melakukan serupa saat menjadi Kepala Dinas.
"Konsep ini pernah saya terapkan saat menjadi Kepala Disperkim (Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman)."
"Sehingga, mereka (ASN) tidak ada yang terlambat dalam memberikan proses perizinan," katanya.
"Jika terlambat maka berapa persen tunjangan akan dipotong. Saya tahu siapa saja yang bertugas maka saya terapkan ketika menjadi Walikota,” katanya.
Sebagai Surabaya Smart City, Pemkot juga menyiapkan komputer di setiap Balai RW.
ASN juga bisa memberikan pelayanan melalui ponsel.
“Kalau ada masyarakat yang kesulitan, maka datanglah ke Balai RW."
"ASN akan membantu. Itu yang saya inginkan. Karena ASN tidak hanya di kantor, tetapi juga di Balai RW lalu berdiskusi dengan masyarakat,” ujarnya.
Ia berharap setiap ASN bisa mengetahui persoalan warga. Kemudian, memberikan solusi atas persoalan tersebut.
"Hadirnya pemerintah memang harus ke masyarakat, karena banyak masyarakat yang perlu diajak berdiskusi sehingga kita akan tahu permasalahan masyarakat secara langsung,” katanya.
Wali Kota juga tidak mempersoalkan apabila ada ASN yang menyelesaikan pekerjaan dari rumah. Namun ia mengingatkan, tiap ASN harus menyelesaikan pekerjaan utama mereka.
“Boleh saja, ketika bekerja dia punya waktu, sekarang dia ada di Balai RW karena ada pelayanan."
"Sampai pukul 14.00-15.00 WIB ternyata tidak ada orang yang ingin mengurus pelayanan atau habis pelayanan, maka dia bisa pergi ke tempat lainnya," katanya.
"Namun, apabila ada yang meminta mengurus KTP, warga bisa menghubungi ASN."
"Warga mengirim datanya dengan dibantu ASN. Artinya, langsung diproses,” terangnya.
Dengan demikian, ASN tidak dapat mengelabui masyarakat.
Sebab, setiap ASN memiliki capaian output dan outcome yang harus dipenuhi.
Setiap pelayanan juga memiliki jangka waktu penyelesaian yang sudah ditentukan dalam SOP.
Apabila tidak diselesaikan, juga ada beberapa sanksi yang diberikan.
Misalnya, pengurangan tunjangan.
"Sehingga, tidak mungkin ada ASN yang berani mengelabui. Saya juga mantan ASN, sehingga saya harus bisa memastikan ASN itu memiliki output dan outcome yang dinilai sehingga berhak menerima gaji dan tunjangan," kata mantan ASN Pemkot Surabaya ini.
Sistem berkantor dimana saja juga telah berhasil diterapkan perusahaan Startup yang ada di Indonesia.
"Seperti Startup, tapi ada ada output dan outcomenya,” ujarnya.
Ikuti berita seputar Surabaya
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi
Aparatur Sipil Negara (ASN)
Pemkot Surabaya
Balai RW
Tribun Jatim
TribunJatim.com
Surabaya Smart City
| 5 Tempat Wisata Hits di Surabaya Wajib Dikunjungi, Atlantis Land hingga Adventure Land Romokalisari |
|
|---|
| Sosok Suami Tumini yang 15 Tahun Tinggal Ponten Umum, Nasib Kini Harus Pindah, Bakal Dapat Bantuan |
|
|---|
| Nasib Pengantin Nyaris Gagal Nikah Gegara Ditipu WO hingga Rugi Rp 74 Juta, Sosok Pelaku Terungkap |
|
|---|
| Beda Cara Eri Cahyadi & Dedi Mulyadi Bina Anak Nakal, Jabar Ada Barak Militer, Surabaya Buka Asrama |
|
|---|
| Lokasi Jan Hwa Diana Sembunyikan 108 Ijazah Eks Karyawan Terjawab, Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Apel-ASN-Pemkot-Surabaya-di-Balai-Kota-Surabaya-beberapa-waktu-lalu.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.