Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Malang Plaza Terbakar

Dewan Ingatkan Pemkot Malang Tidak Sekadar Berwacana Bantu Pedagang Malang Plaza

Anggota dewan mengingatkan Pemkot Malang agar tidak sekadar berwacana untuk membantu pedagang Malang Plaza yang menjadi korban kebakaran.

Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Kukuh Kurniawan
Kondisi bangunan Malang Plaza usai mengalami kebakaran hebat pada Selasa (2/5/2023) dini hari. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Anggota DPRD Kota Malang, Arif Wahyudi mengingatkan pihak eksekutif agar tidak pasif mendampingi kebutuhan pedagang pasca kebakaran Malang Plaza.

Arif Wahyudi menyatakan, para pedagang sangat membutuhkan tempat dan bahan dagangan pasca kebakaran. Dia yang juga seorang pedagang mengaku dapat memahami keinginan pedagang seperti itu karena dari perdagangan itulah mereka mendapatkan pemasukan.

"Saya bisa memahami kalau para pedagang Malang Plaza mempunyai insiatif untuk mencari tempat berjualan baru, dalam hal ini mereka melakukan negosiasi dengan pihak Sarinah yang notabene adalah BUMN. Kalau mereka tidak segera berjualan, tentu akan sangat mengganggu kehidupan para pedagang itu sendiri, dandange iso ngguling (dandangnya bisa terguling)," ujarnya melalui pesan tertulis ke Tribun Jatim Network, Jumat (19/5/2023).

Sejauh ini, Arif masih belum melihat gerak nyata Pemerintah Kota Malang dalam membantu para pedagang Malang Plaza. Janji-janji untuk mencarikan tempat juga belum terwujud. Pada akhirnya, pedagang memutuskan untuk pindah ke Sarinah secara mandiri.

Mereka juga membayar sewa sendiri, tanpa ada bantuan dari manapun, meski mereka adalah korban kebakaran. 

"Pemerintah Kota Malang jangan berpangku tangan melihat kondisi seperti ini. Saya minta Pemerintah Kota Malang ikut melakukan pembicaraan dengan manajemen Sarinah agar para pedagang bisa mendapatkan kompensasi berupa keringanan harga sewa, minimal sama dengan harga sewa di Malang Plaza. Syukur-syukur bisa di bawah harga sewa di Malang Plaza dengan alasan para pedagang harus memulai lagi usahanya dari nol," papar Arif.

Menurut Arif, Wali Kota Malang, Sutiaji harus segera bergerak cepat, tanpa perlu banyak wacana.

Sejumlah pedagang tidak bisa memulai kembali pekerjaannya sejak Malang Plaza terbakar pada 2 Mei 2023. Padahal mereka memiliki kebutuhan dan tanggung jawab terhadap keluarga masing-masing.

Menurut Arif, kondisi itu tidak bisa dibiarkan oleh pemerintah yang memiliki mekanisme maupun sistem untuk membantu warganya.

"Saya rasakan memang wali kota terlalu banyak berwacana tetapi tidak sat-set. Semua kembali kepada ada dan tidaknya good will dari pemerintah. Jangan hanya berwacana tetapi saya minta pemerintah bisa cepat bertindak karena kerugian dan dampak atas kebakaran tersebut bagi para pedagang solusinya tidak untuk diwacanakan. Masih banyak langkah yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang untuk membantu para pedagang yang menjadi korban kebakaran, termasuk membantu permodalan melalui Bank Jatim maupun bank milik Pemerintah Kota Malang yaitu Bank Tugu Artha," ujarnya.

Baca juga: Tanggapi Hasil Labfor, Pedagang Korban Kebakaran Malang Plaza Pasrah: Berharap Hal Baik Berpihak 

Arif juga meminta manajemen Malang Plaza bisa bertanggung jawab dengan memberikan bantuan sewa selama tiga bulan di tempat baru, baik di Sarinah maupun lokasi lain. Sejauh ini, pihak manajemen Malang Plaza masih menyanggupi untuk memberikan bantuan biaya sewa selama satu bulan kepada para pedagang yang pindah ke tempat relokasi.

Terkini, Pemkot Malang telah bertemu dengan pedagang dan pihak Otoritas Jasa Keuangan pada 12 Mei 2023. Dari pertemuan itu, ada wacana untuk membantu para pedagang yang kesulitan keuangan. Dalam rilis resmi yang dikeluarkan Pemkot Malang, Sutiaji menyatakan agar pendataan kebutuhan keuangan pedagang dilakukan segera.

Ada 29 pedagang dan jumlah pinjamannya bervariasi. Rencana penggunaan pinjaman pun bermacam-macam, seperti restrukturisasi, pengajuan penutupan utang dan pengajuan baru. Belum ada informasi terbaru lagi tentang wacana ini dari Pemkot Malang.

Pihak Sarinah Tutup Diri

Pihak Sarinah tidak membuka suara terkait kepindahan sejumlah pedagang bekas Malang Plaza ke tempatnya. Seorang laki-laki yang mengaku perwakilan dari Sarinah datang menemui jurnalis dalam konferensi pers bersama para pedagang lainnya. Meski ia datang ke dalam konferensi pers, namun ia tidak mau namanya disebutkan. Tidak ada penjelasan apapun mengapa namanya tidak ingin disebutkan.

Laki-laki itu juga tidak mau menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan jurnalis, termasuk di antaranya adalah pertanyaan harga sewa tempat. Ia hanya mengatakan bahwa keterangan itu bisa diminta ke pihak pedagang.

Pihak pedagang sendiri menyatakan bahwa harga sewa di Sarinah lebih mahal dari Malang Plaza. Namun tidak ada pilihan lain karena mereka sangat ingin berjualan kembali. Untuk menyiasati harga yang lebih mahal, sejumlah pedagang bekerja sama atau iuran bersama menyewa tempat.

Berdasarkan keterangan dari Jefri Iswanto, pedagang di lantai 3 Malang Plaza, dirinya membayar sewa Rp 1 juta per bulan semenjak pandemi Covid-19 melanda. Sebelum pandemi, nilai sewanya Rp 1,3 juta.

Baca juga: Soal Relokasi Pedagang, Manajemen Mall Sarinah Sebut Belum Ada Pembicaraan dengan Pihak Malang Plaza

 Koordinator pedagang, Fathkul Aziz menjelaskan, tempat yang akan ditempati di Sarinah memiliki ukuran berbeda-beda. Ukuran terkecil 2,3 x 2 meter, sedangkan yang lebar berukuran 6 x 3 meter. Ukuran lebar itu pun hanya ada beberapa pedagang yang ambil, tidak lebih dari lima.

"Nanti diatur bagaimana komunikasinya agar bisa tertampung meski ukurannya kecil. Sesuai rambu-rambu manajamen Sarinah. Yang penting kami berprinsip segera pindah dalam waktu dekat. Untuk itu, kami berharap bantuan dari pihak terkait. Intinya kami ingin berjualan. Semoga dengan musibah ini, kami bisa bangkit memulai usaha di tempat baru," ungkapnya. 

Ia mengatakan, pihaknya sangat ingin bisa segera berdagang. Dua pekan setelah peristiwa kebakaran, mereka tidak berdagang sama sekali sehingga tidak ada pendapatan.

"Kami akhirnya tetap memilih Sarinah Plaza untuk menjadi tempat karena tidak jauh dari Malang Plaza. Intinya, kami sepakat bagaimana caranya segera berjualan," ujar Aziz dalam konferensi pers pekan ini, Rabu (17/5/2023).

Keputusan itu diambil karena selama ini masih belum ada keterangan pasti tempat relokasi. Para pedagang yang tergabung dalam paguyuban penjual ponsel itu secara mandiri memutuskan sendiri untuk berjualan di Sarinah Plaza.

"Kami ikuti perkembangan pemberitaan, belum ada titik temunya. Lalu kami ada pertemuan kecil paguyuban konter, memutuskan untuk bersama, sepakat Sarinah menjadi tujuannya," tegasnya.

Diuraikan Aziz, pengambilan keputusan itu tidaklah mudah. Pasalnya, tidak semua pedagang bisa bergabung. Ada hal-hal yang tidak bisa diakomodir. Sejumlah pedagang memutuskan untuk berjualan di tempat lain seperti MOG atau Gajah Mada, namun juga ada yang tidak lagi berjualan karena tidak ada barang yang bisa dijual.

Aziz dan kawan-kawannya akan membayar sewa per bulan terhadap pihak Sarinah. Pembayaran itu akan dilakukan secara mandiri. Meski begitu, ia dan yang lain masih tetap meminta pertanggungjawaban dari manajamen Malang Plaza

Pengacara 108 pedagang Malang Plaza, Wahab Adhinegoro menginformasikan pihaknya telah mendapatkan tawaran terbaru dari manajemen Malang Plaza untuk biaya sewa gratis empat bulan bagi pedagang di tempat relokasi Sarinah. Tawaran empat bulan itu lebih lama dari tawaran sebelumnya yakni sebulan.

Informasi itu diterima Wahab setelah menggelar pertemuan dengan manajemen Malang Plaza, Jumat (19/5/2023).

Pihaknya masih mempertimbangkan tawaran tersebut karena para pedagang berkeinginan mendapatkan kompensasi gratis sewa enam bulan.

"Pagi ini, Malang Plaza berkomitmen dengan kami, penampungannya Sarinah sudah pasti. Para pedagang masuk, tidak perlu ribet etalase dan macam-macam. Penawarannya Malang Plaza digratiskan empat bulan. Ini yang belum kami jawab. Tidak ada lagi mandiri oleh pedagang, jadi ini tanggung jawab Malang Plaza. Mereka telah katakan pindah ke Sarinah dan akan mengatur tempat," tegas Wahab.

Wahab mengatakan, para pedagang direncanakan masuk ke Sarinah pada Juni ini. Mereka hanya perlu membawa barang dagangan saja. Kerugian dari 108 pedagang yang menjadi kliennya diperkirakan mencaai Rp 19 miliar. Namun Wahab belum bisa memastikan jumlah itu karena nilai perhitungannya masih belum selesai sampai saat ini.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved