Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Ponorogo

Dua Tahun Tertunda, Bahagianya Nenek 92 Tahun asal Ponorogo Berangkat Haji Usai Menunggu 10 Tahun

Mimpi Salamah (92) melihat Kabah segera terwujud. Lantaran warga Desa Ngrandu, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo itu tergabung dalam kloter 10 emba

Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Pramita Kusumaningrum
Salamah calon jemaah haji Ponorogo berusia 92 tahun. 

Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO - Mimpi Salamah (92) melihat Kabah segera terwujud. Lantaran warga Desa Ngrandu, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo itu tergabung dalam kloter 10 embarkasi Surabaya yang berangkat ke tanah suci tanggal 28 Mei 2023.

Salamah merupakan calon jemaah haji tertua di bumi reog. Dia yang sempat dua tahun tertunda gagal berangkat haji Gegara covid melanda dunia.

Kini setelah 10 tahun menunggu sejak mendaftar, Salamah bisa berangkat haji. Sayang, dengan usia senja Salamah harus berangkat sendiri. Lantaran sang anak yang tutur mendaftar haji tahun 2017 tidak terpanggil.

Saat Tribunjatim.com mendatangi rumahnya. Salamah tidak sendiri, dia sedang bersenda gurau dengan anak-anaknya. Sesekali anaknya tidak sungkan mencium sang ibu yang telah berusia sepuh.

Keriput jelas terlihat di wajah Salamah. Pun rambutnya semuanya sudah berwarna putih. Tapi dibalik fisiknya itu, dia sangat bahagia luar biasa karena bisa berangkat menjalankan ibadah haji.

“Aku remen (suka) budal (berangkat) hai, mau berangkat kapan saja ayo. Penting berangkat. Mau sekarang mau seminggu lagi, aku sudah siap,” ujar Salamah yang kemudian diiringi tertawa oleh anak-anaknya, Selasa (25/5/2023).

Baca juga: Tunda Penantian Panjang, Nenek 93 Tahun asal Kota Malang Pilih Batal Berangkat Haji Karena Putrinya

Sayang, walaupun sudah berusia 92 tahun kebijakan ada pendamping pada musim haji tahun ini tidak berlaku. Sehingga Salamah harus pergi haji sendiri tanpa didampingi keluarganya.

“Ikhlas Lillahi Taala ibu berangkat. Keinginannya ibu berangkat sehat pulang juga sehat. Anak-anak tidak ada yang bisa mendampingi,” jelas salah satu anak Salamah, Imam Supingi.

Dia menjelaskan bahwa keinginan naik haji Salamah datang dari diri sendiri. Imam ingat betul pada tahun 2013, Salamah yang baru pulang pengajian mengemukakan kepinginnya untuk menunaikan rukun islam ke lima itu.

Baca juga: Cara Unik Calon Jemaah Haji Bangkalan agar Koper Tak Tertukar, Pakai Ketupat Warna-warni dan Boneka

Baca juga: Sosok Kakek Harun Jemaah Haji Tertua se-Indonesia Asal Pamekasan, Jual Ayam Dibayar Uang Palsu

“Ibu (Salamah) bilang saat itu pengen naik haji. Untuk ongkosnya menjual tanah. Habis jual tanah, langsung daftarkan haji tahun 2013 sebesar Rp 25 juta,” jelasnya.

Sisanya, kata dia, ditabung untuk keperluan Salamah. Lalu untuk pelunasan biaya perjalanan haji (BIPIH) tahun 2020 kurang lebih Rp 13 juta,

Imam mengatakan sudah menyerahkan sepenuhnya ke petugas Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dan petugas dari kantor kementerian agama (Kemenag).

“Ibu alhamdulillah sehat. Kesana juga kami bekali kursi roda. Juga obat-obatan serta baju,” pungkas Imam

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved