Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Alasan Guru SD Geruduk Rumah Kepala Sekolah, Uang Koperasi Rp2,3 M Disebut Buat Bangun Rumah: Megahe

Heboh aksi guru-guru SD di Surabaya geruduk rumah kepala sekolah. Terungkap bahwa si kepala sekolah gondol uang Rp 2,3 miliar.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM/FAIQ NURAINI - IST
Guru-guru SD Ngamuk Geruduk Rumah Kepala Sekolah di Surabaya, Tagih Uang Rp 2,3 Miliar 

TRIBUNJATIM.COM - Heboh aksi guru-guru SD di Surabaya geruduk rumah kepala sekolah.

Rumah kepala sekolah digeruduk guru-guru SD karena masalah uang.

Mereka syok melihat rumah kepala sekolah tersebut.

Terungkap bahwa si kepala sekolah gondol uang Rp 2,3 miliar.

Sosok kepala sekolah yang rumahnya digeruduk itu bernama Muhammad Iskak (61).

Muhammad Iskak menjabat di SD Negeri di Kecamatan Rungkut, Surabaya.

Para guru itu menagih uang mereka sebanyak Rp 2,3 miliar.

Dana sebesar ini adalah dana koperasi sekolah KPRI Tegar yang beranggotakan hampir 200 guru SD.

Baca juga: Ternyata Inilah Dalang Hilangnya Tabungan 17 Siswa, Bupati Temukan Asal Mula Kasus: Mereka Siap Jual

Rupanya, Iskak dipercaya menjadi ketua koperasi selama 10 tahun.

Selama kurun waktu itu, Iskak membelanjakan dana koperasi untuk kepentingan pribadi.

"Kami tidak terima kalau digunakan untuk kepentingan pribadi. Karena itu uang seluruh anggota koperasi. Kami sekarang ramai-ramai nagih uang kami agar dikembalikan," kata Titik, satu di antara guru.

Guru-guru SD marah karena kebutuhan mereka untuk tahun ajaran baru begini membengkak.

Sekitar 75 guru mewakili 200 anggota guru SD yang lain mendatangi rumah Iskak.

Baca juga: Nasib Tabungan 17 Siswa SD Rp 112 Juta Dipinjam Guru, Kasek Sebut Koperasi Kolaps, Bupati Bertindak

Ternyata ini aksi kesekian kali. 

"Lha omah megahe ngene. Tibake dibangun dengan uang koperasi. Ayo kita sita saja sertifikat rumah dan tanahnya," teriak guru yang lain. 

Saat ini, puluhan guru SD itu masih bertahan di rumah Iskak

Hingga pukul 11.00 siang tadi, para guru itu mendesak agar kepsek Iskak mengembalikan uang anggota.

Mereka juga siap membawa persoalan penggelapan dana koperasi untuk kepentingan pribadi itu ke ranah hukum.

Namun sampai saat ini, para guru masih belum membawanya ke ranah hukum karena berharap Iskak bisa mengembalikan dana koperasi.

Caranya bisa menjual aset rumah dan aset pribadi untuk mengembalikan uang anggota KPRI.

Sebelumnya juga heboh tabungan 17 siswa kelas 6 SD Negeri 2 Kondangjajar, Pangandaran Jawa Barat sebanyak Rp 112.576.000 dipinjam guru dan komite sekolah.

Uang Rp 112 juta lebih itu merupakan hasil tabungan 17 siswa kelas 6 selama berssekolah di SD tersebut.

Kepala SD Negeri 2 Kondangjajar, Nakizu mengatakan, Uang tabungan siswa tidak hilang dan ada di koperasi.

"Tapi, kondisi koperasinya sedang kolaps yang akibatnya tidak bisa langsung mengembalikan tabungan siswa," ujarnya.

Jumlah uang yang ditabungkan para siswa berbeda-beda dengan nominal terbesar mencapai Rp 45 juta.

Baca juga: Kekhawatiran Ortu Tabungan Siswa 45 Juta Tak Dibagikan, Sudah Tagih Sekolah 3 Kali, Kepsek Tak Tahu

Berikut rinciannya.
 
Aditya senilai Rp 4.272.000

Adan senilai Rp 4.188.000

Atipa senilai Rp 4.192.000

Hilman senilai Rp 3.570.000

Ibrahim senilai Rp 2.211.000

Luri senilai Rp 1.325.000

M. Aditia senilai Rp 6.050.000

Baca juga: Ortu Baru Sadar Tabungan Terkuras Rp950 Juta, Ternyata Dipakai Anak Main Game, Dibagi-bagi ke Teman

M. Ihwan senilai Rp 4.670.000

Meisya senilai Rp 3.955.000

Nazwa senilai Rp 5.310.000

Putri senilai Rp 11.725.000

Rafa senilai Rp 2.749.000

Refal senilai Rp 45.000.000

Rizkylah senilai Rp 5.454.000

Sawa senilai Rp 5.660.000

M. Firli senilai Rp 600.000

Nirwan senilai Rp 1.700.000.

Dari total uang Rp 112.576.000, guru bernama Ibu Ening (guru sudah pensiun) meminjam uang senilai Rp 54.649.600.

Pak Iing meminjam Rp 8.968.000.

Selain itu komite sekolah juga meminjam uang sebesar Rp 31.910.400.

Kasus ini telah dilaporkan ke kepolisian setelah pihak sekolah tidak mampu mengembalikan uang tabungan siswa.

Kapolres Pangandaran, AKBP Hidayat membenarkan adanya laporan yang masuk ke Polres Pangandaran dan kini masih didalami petugas.

"Sudah (sudah ada laporan) dan sedang dimintai keterangan dulu saksi-saksinya. Artinya, masih proses penyelidikan," paparnya, Kamis (15/6/2023), dikutip dari TribunJabar.id.

Baca juga: Fakta Sebenarnya Siswa SD di Surabaya Study Tour ke Jepang, Bayar Rp38 Juta, Kepsek: Diajari Mandiri

Satu orang tua murid kelas 6 di SD Negeri 2 Kondangjajar, Widiansyah mengatakan, uang tabungan siswa di sekolah anaknya sebagian dipinjam guru dan komite sekolah.

"Waktu itu kan orang tua murid kumpul di saya, terus kita minta data ke guru. Dan itu, daftar tulisan itu yang dikasih guru," tandasnya.

Kemudian ada sejumlah uang yang dimasukkan pihak sekolah ke koperasi di Cijulang.

"Di koperasi tahun ini mungkin sedikit, tapi kan ada uang tabungan orang tua murid yang belum dikembalikan pada tahun belakang," pungkasnya.

Baca juga: Sedihnya Ratusan Siswa Bekasi Gagal Study Tour, Uang Digondol EO, Ortu Minta Sekolah Tanggung Jawab

Ahyanto Setiadi orangtua dari Muhamad Aditia Firmansyah menyampaikan, anaknya menabung di SD Negeri 2 Kondangjajar selama 6 tahun dan memiliki Uang tabungan sebesar Rp 6.050.000.

"Sekarang, uangnya mau digunakan untuk melanjutkan ke tingkat SMP, harusnya kita tidak pusing lagi."

"Tapi, karena sekarang tabungannya tidak keluar, itu bagaimana pihak sekolah?" ujar Ahyanto kepada TribunPriangan.com di samping SD Negeri 2 Kondangjajar, Selasa (13/6/2023) siang.

"Saya enggak neko-neko, cuman minta pertanggungjawaban pihak sekolah. Sampai mana pertanggung jawaban sekolah ke orang tua murid," katanya.

"Kalau total semuanya, itu sekitar Rp 112 juta dari 17 siswa kelas 6 yang sekarang tamat sekolah dasar. Sekarang kita nunggu, tapi ingin ada kepastian terutama dari peminjam Uang tabungan," ucap Ahyanto.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved