Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Kemarahan Eri Cahyadi Terhadap Tawuran di Surabaya: Silahkan Datangi Sekolahnya Kalau Pemberani

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi marah terhadap aktivitas tawuran dan para pelakunya.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Januar
TribunJatim.com/ Bobby Constantine Koloway
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kala memberikan motivasi pada acara "Kelas Inspirasi Wali Kota Surabaya dan Pelatihan ESQ 165" di Empire Palace, Surabaya, Selasa (27/6/2023). 

Laporan wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Constantine Koloway

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi marah terhadap aktivitas tawuran dan para pelakunya.

Oleh karena itu, dia memberikan atensi terhadap masih adanya kasus tawuran yang melibatkan pemuda di Kota Pahlawan.

Bagi Cak Eri, hal ini tak mencerminkan semangat kepahlawanan ala Kota Surabaya.

Hal ini disampaikan Cak Eri kala memberikan motivasi pada acara "Kelas Inspirasi Wali Kota Surabaya dan Pelatihan ESQ 165" di Empire Palace, Surabaya, Selasa (27/6/2023). Pesertanya, merupakan siswa dari perwakilan SMP/SMA di Surabaya.

Pada penjelasannya, Wali Kota mengakui bahwa Arek-Arek Surabaya memiliki mental pemberani. Sejak masa kemerdekaan, Arek Surabaya teruji dengan sukses mengusir penjajah.

Saat itu, warga dengan bersenjata sederhana sukses membuat penjajah gagal menguasai Surabaya.

Berlangsung pada 10 November 1945, pertempuran tersebut menjadi cikal bakal Surabaya sebagai Kota Pahlawan.

"Arek Surabaya berhasil mengusir penjajah hingga menewaskan Jenderal Mallaby. Itulah contoh keberanian Arek-Arek Surabaya," kata Cak Eri.

Menurutnya, semangat itu seharusnya diteladani generasi penerus secara positif.

Apabila dahulu pejuang bertempur dengan mengangkat senjata, saat ini generasi muda sebaiknya bertarung secara berani melawan kebodohan.

Pertarungan antar kelompok sebaiknya dicegah.

Baca juga: Baru Selesai Berobat di Rumah Sakit, Emak-emak Jadi Korban Tawuran, Akhirnya Kembali Dirawat

Sebab, hal itu justru akan menimbulkan kerugian kepada masyarakat lainnya, bahkan kelompoknya itu sendiri.

Sekalipun, ia juga memahami bahwa anak muda memiliki semangat dan gengsi tinggi. Terutama, saat menyinggung nama kelompok atau pun sekolah.

Menurutnya, potensi perselisihan antar sekolah memang bisa saja terjadi.

Namun, hal itu bisa diatasi tanpa tawuran namun musyawarah.

"Silakan datangi sekolahnya atau kelompoknya, cari orang yang bermasalah. Selesaikan tanpa tawuran. Kalau kalian pemberani, seharusnya bukan dengan tawuran," kata Cak Eri.

Ia mengingatkan, setiap anak merupakan kebanggaan bagi orang tua masing-masing. Sehingga, kepercayaan orang tersebut sebaiknya dibalas dengan prestasi.

"Kalau setelah tawuran, kalian mendapatkan sanksi dikeluarkan dari sekolah hingga bermasalah dengan hukum, apakah kalian tak memikirkan bagaimana perasaan orang tua kalian? Bagaimana dengan masa depan kalian?," kata pria kelahiran Surabaya ini.

Dikonfirmasi seusai acara, Wali Kota memastikan bahwa Pemkot akan memperkuat karakter anak dengan nilai-nilai kebangsaan. Di antaranya melalui sekolah kebangsaan.

"Pemkot akan melanjutkan sekolah kebangsaan bahkan dengan menggandeng SMA. Karena apa? Kami ingin meningkatkan cinta anak - anak ini kepada negara, menghormati orang tua, hingga meningkatkan kedekatan dengan orang tua," katanya.

Menurutnya, kenakalan remaja juga disebabkan kurangnya kedekatan dengan orang tua. "Sehingga, kami juga ingin menumbuhkan rasa kekeluargaan. InsyaAllah, dengan startegi ini anak-anak ini bisa luar biasa," katanya.

Potensi tawuran memang masih ada di Surabaya. Terbaru, Polsek Surabaya wilayah Rayon 1 menggelar razia gabungan, Minggu (25/6/2023), menjaring lima anak dari satu kelompok yang akan tawuran.

Saat digeledah, ada salah seorang anak yang ternyata membawa parang sepanjang 1,5 meter. Mereka mengaku senjata tersebut hendak digunakan untuk tawuran.

Lima anak itu mengaku tergabung dalam geng All Star. Identitas mereka adalah RK (15), SS (19), MR (18), AP (15) dan RO (14). Kini, mereka diamankan di Polsek Simokerto.

Sebelumnya, tawuran memang sering terjadi di Surabaya.

Misalnya di kawasan Mojo, beberapa waktu lalu.

Sebuah aksi tawuran pecah di kawasan Mojo, Gubeng, Surabaya, Rabu (10/5/2023) dini hari.

Hal itu seperti yang terlihat dalam sebuah video viral yang beredar di media sosial.

Dalam video itu tampak dua kelompok remaja sedang tawuran di depan sebuah sekolah dasar.

Tak hanya membawa senjata, mereka juga menyalakan petasan.

Terkait hal itu, Kapolsek Gubeng AKP Rizky Santoso membenarkan hal itu.

"Iya, kejadiannya saat dini hari," terang Rizky saat dihubungi TribunJatim.com.

Meski begitu, Rizky mengatakan jika pelaku bukanlah warga setempat.

"Mereka itu dari luar. Jadi mereka janjian di tempat itu, lalu tawuran. Kejadiannya juga cepat, sekitar 3 menit," katanya.

Rizky melanjutkan, dari identifikasi wajah di video, para pelaku diperkirakan masih dalam usia sekolah atau pelajar.

Saat ini polisi terus berusaha mengungkap identitas para pelaku yang terlibat tawuran itu.

Termasuk menyelidiki siapa yang jadi penyebab awal tawuran tersebut.

"Kami juga mengimbau agar para orang tua mengawasi anak-anak mereka. Supaya kalau di atas jam 9 atau jam 10 malam segera dicari, dan diajak pulang. Tujuannya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," tandas Rizky.

 


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved