Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Mimpi Besar Cyntya Gadis Penjual Rempeyek Sambil Merangkak di Surabaya, Kini Menekuni Dunia Baru

Mimpi besar Cyntya, gadis 17 tahun penjual rempeyek sambil merangkak di Surabaya, kini menekuni dunia baru.

Istimewa/TribunJatim.com
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Erna Purnawati bersama Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Surabaya, M Fikser mendatangi rumah keluarga Cyntya Afrianti Amala, Rabu (19/7/2023) malam. Cyntya merupakan gadis penjual rempeyek sambil merangkak di Surabaya yang videonya viral beberapa hari terakhir. 

"Memang sekarang jualan online sebagai reseller," kata Camat Tenggilis Mejoyo, Wawan Windarto yang mengutip langsung harapan Cyntya.

Wawan mengungkapkan, pihaknya akan mendampingi bisnis Cyntya. Misalnya, dengan memastikan fasilitas perangkat yang digunakan dalam berbisnis online serta pelatihan berjualan.

Jauh sebelum video tersebut viral, intervensi ekonomi sebenarnya telah disiapkan pemkot.

Baca juga: Maling Teriak Maling, Kepergok Warga, Pria di Surabaya Mengaku Intai Pencuri, Melenggang Santai

Sebelum mendampingi gadis yang tinggal di Kendangsari Gang 7 Sekolahan Surabaya ini, Wawan mengungkap, Lurah Kendangsari pernah menawari Sumiyati program padat karya.

Sumiyati diminta untuk ikut bekerja di padat karya dan pemberian modal usaha berupa rombong.

"Dulu pernah ditawari, tapi ibunya (Sumiyati) tidak mau," tandasnya.

Tak hanya itu, pendidikan gadis 17 tahun ini juga diperhatikan.

"Sambil menekuni bisnisnya, sekarang Cyntya juga mulai menempuh PKBM Kejar Paket C. Sebelumnya, Baznas juga telah memberikan bantuan tebus ijazah SMP pada 2022 lalu," katanya.

Pun dengan sarana kesehatan, pemkot berkolaborasi dengan Baznas Surabaya memberikan bantuan kursi roda.

"Untuk bantuan kursi roda, kita ajukan lewat Baznas Surabaya pada Maret 2023 untuk suami Bu Sumiyati," katanya.

Baca juga: Innalillahi, Pria Berbobot 200 Kilogram Meninggal Dunia saat Dini Hari, Kisahnya Sempat Viral

Wawan memastikan, pihak kelurahan dan kecamatan akan memberikan intervensi kepada warga yang membutuhkan. Bukan hanya kepada Cyntya, namun warga Surabaya lainnya yang memiliki keterbatasan seperti halnya Cyntya.

Sekalipun, Pemkot Surabaya dengan keterbatasan anggaran memiliki prioritas dalam menyalurkan bantuan. Dalam pemberian intervensi, ada beberapa kriteria warga yang mendapat prioritas.

Pemkot memprioritaskan bagi warga miskin yang tercatat KTP Surabaya sebelum 2021.

"Jadi yang baru menjadi warga KTP Surabaya setelah 2021 sementara tidak dibantu dulu," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Surabaya, M Fikser.

Hal itu dituangkan dalam surat pernyataan bersedia untuk sementara tidak menerima bantuan dari Pemkot Surabaya. Hal yang sama juga berlaku pada Cyntya Afrianti yang ternyata baru pindah KTP Surabaya pada 2022.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved